Disebut Mengandung Lilin hingga Pengawet, Apakah Air Rebusan Mi Instan Aman Dikonsumsi?

Hal itu membuat banyak yang percaya bahwa kuah rebusan pertama harus dibuang karena tidak aman untuk dikonsumsi.

Editor: Joseph Wesly
shutterstock
Ilutrasi Mi Instan. 

TRIBUN TANGERANG.COM- Narasi air rebusan mi instan mengandung pengawet hingga dianggap berbahaya untuk dikonsumsi kerap beredar di media sosial.

Air rebusan itu disebut tidak aman untuk dikonsumsi karena mengandung lilin hingga bahan pengawet.

Hal itu membuat banyak yang percaya bahwa kuah rebusan pertama harus dibuang karena tidak aman untuk dikonsumsi.

Ada pula yang membuang air rebusan pertama dan mengantinya dengan yang baru dengan alasan agar bahan berbahaya di mi instan terbuang.

Namun ternyata semua narasi yang beredar tersebut tidaklah benar atau hoaks.

Faktanya air rebusan mi instan tidak berbahaya untuk dikonsumsi karena mengandung vitamin.

Namun, klaim ini ternyata tidak benar dan perlu diluruskan.

Fakta tentang air rebusan mi instan

Menurut dokter dan ahli gizi Tan Shot Yen, air rebusan mi instan yang berubah warna tetap aman untuk dikonsumsi.

Baca juga: 9 Bahaya Makan Mi Instan Setiap Hari, Risiko Kanker hingga Kekurangan Nutrisi

Ia menegaskan bahwa produk yang telah teregistrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah memenuhi standar keamanan dan higienitas. 

“Jika air rebusannya bahaya, maka mi-nya lebih bahaya lagi dong? Wah, itu menyesatkan,” ujar Tan dilansir dari Kompas.com (12/1/2023).

Pernyataan ini diperkuat oleh buku Mi Instan: Mitos, Fakta, dan Potensi (2016) karya FG Winarno.

Dalam buku tersebut disebutkan bahwa air rebusan mi instan justru mengandung nutrisi seperti garam (mineral) dan vitamin yang larut selama proses pemanasan.

Dengan membuang air rebusan, cita rasa mi instan juga akan berkurang.

Bahaya mengonsumsi mi instan terlalu sering

Meski air rebusan mi instan aman, konsumsi mi instan secara berlebihan tetap tidak dianjurkan.

Menurut Tan Shot Yen, mi instan yang dikonsumsi terlalu sering dapat memicu berbagai masalah kesehatan seperti obesitas dan gangguan gizi, terutama pada anak-anak.

“Istilah bahaya itu relatif. Tidak ada orang yang makan mi instan lalu langsung sakit atau kejang-kejang. Namun, jika menjadi kebiasaan, terlalu sering, dan terlalu banyak, itu baru berbahaya,” jelasnya. Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved