Hasil Penelusuran UPTD-PPA Kota Tangerang: Korban Pencabulan Guru Ngaji di Ciledug Jadi 36 Orang
jumlah korban pelecehan seksual guru ngaji berinisial W (40) terhadap murid di Ciledug bertambah menjadi 36 orang dari usia SD hingga SMA.
Laporan Reporter TribunTangerang.com, Nurmahadi
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Kasus pencabulan yang dilakukan guru ngaji berinisial W (40) terhadap puluhan muridnya di Kawasan Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang, masih bergulir.
Sejumlah korban pun kini sudah mulai muncul ke permukaan, untuk meminta keadilan atas apa yang telah dialaminya.
Kepala UPTD-PPA Kota Tangerang, Titto menjelaskan, pihaknya telah melakukan pendampingan hingga melakukan visum terhadap para korban.
Tak hanya itu, dia juga telah melakukan penelusuran dengan menggali keterangan warga sekitar, terkait pelecehan seksual yang dilakukan W.
"Jadi kami melakukan penelusuran, kami lakukan komunikasi dengan warga setempat di Kelurahan Sudimara Selatan," kata Titto kepada wartawan, Selasa (7/1/2025).
Hasilnya kata Titto, jumlah korban pelecehan seksual itu bertambah menjadi 36 orang, dengan rata-rata usia SD hingga SMA.
Titto mengatakan, berdasarkan pengakuan para korban, mereka tak hanya dipegang alat kemaluan, namun sampai disodomi.
"Kemudian sampai tadi malam, kurang lebih kita duga ada 36 korban. Ada 36 korban, ini sedang masih kita dialami, jadi range usianya dari SD, SMP, SMA, yang klasifikasinya mulai dari kekerasan seksual berupa yang tadi, dipegang-pegang alat kelaminnya, sampai sodomi," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, pria korban pelecehan di Ciledug berinisial F (18) ungkap modus W (40) dalam mencabuli puluhan muridnya.
F menjelaskan, aksi pelecehan seksual itu telah dilakukan W sejak puluhan tahun lalu, sekira tahun 2000-an.
Korbannya pun kurang lebih mencapai 30 orang yang masih merupakan anak di bawah umur.
F mengatakan, pelaku tak melemparkan ancaman, untuk melancarkan aksi pencabulannya.
Kendati begitu, pelaku biasanya langsung melakukan aksinya, dengan memegang kemaluan korban, dan melecehkannya.
"Tiba-tiba saja langsung melakukan pelecehan. Kaya saya lagi main game di hp, tiba-tiba dia di samping saya," kata F kepada wartawan, Rabu (1/1/2025).
F mengaku, agar korban tak membeberkan pencabulan tersebut, W kerap memberikan uang usai melancarkan aksinya.
Dia menuturkan, nominal yang diberikan pun beragam, mulai Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu.
"Enggak ada (ancaman), cuma biasanya korban dikasih uang habis dilakukan pelecehan tersebut," paparnya.
Diketahui, pelaku pencabulan tersebut merupakan ustaz berinisial W (40), yang tinggal di kawasan Ciledug, Kota Tangerang.
Pelecehan seksual terhadap F, telah terjadi sejak korban masih kelas 6 sekolah dasar (SD), tepatnya 7 tahun lalu.
F pun mengatakan, belum memiliki keberanian untuk mengungkap kasus pelecehan yang dialaminya, pada saat itu.
Pasalnya kata F, keluarga pelaku mengaku tak percaya jika W telah melakukan pelecehan seksual.
Bahkan, keluarga pelaku malah memutarbalikkan fakta, dengan menuduh F yang telah melakukan pelecehan seksual tersebut.
"Karena pihak keluarga pelaku enggak percaya, jadi dia memutar balikan fakta bahwa saya yang melakukan pelecehan tersebut," paparnya saat ditemui di kediamannya, Rabu (1/1/2025).
Pelecehan itu kata F, dilakukan pelaku di sebuah majelis taklim tempat belajar mengaji, di Kawasan Ciledug, Kota Tangerang.
Usai mengalami pelecehan seksual, F mengaku trauma selama 1 tahun.
Dia merasakan ketakutan yang mendalam, baik untuk ke luar rumah maupun bertemu dengan pelaku.
"Saya mengalami trauma selama 1 tahunan, saya takut ketemu pelaku, saya juga takut ke luar rumah," ungkapnya.
Kendati demikian, saat ini dirinya mengaku trauma yang dialaminya itu telah hilang, hingga berani membongkar kasus pelecehan seksual yang dilakukan W.
"Alhamdulillah sekarang traumanya sudah hilang, saya pun berharap kepada korban-korban lainnya, untuk menguatkan mental, setelah kasus ini dilaporkan ke polisi," ungkapnya.
Di samping itu, F juga menceritakan soal, peristiwa pelecehan yang dialaminya.
Kejadian itu kata F, bermula ketika dirinya masih berusia 11 tahun atau kelas 6 SD.
Pelecehan seksual itu dilakukan W ketika proses belajar mengaji selesai. F mengaku dirinya kemudian diajak ke toilet oleh pelaku.
“Saya dilecehin, dipegang-pegang kemaluannyanya sampai mengeluarkan cairan,” kata F.
Usai dilecehkan, F mengaku tak berani menceritakannya kepada siapapun, lantaran takut jika permasalahannya menjadi panjang.
Terlebih, F menganggap bahwa pelaku masih merupakan guru atau ustaznya.
"Pas itu masih kecil, masih usia 6 SD. Terus takut juga, sama dia juga ustaz juga,” ujarnya.
Kasus dugaan pelecehan seksual itu pun akhirnya terbongkar setelah F menceritakan apa yang telah dialaminya kepada orangtua, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Dia pun telah melaporkan dugaan kasus pelecehan seksual ini ke Polres Metro Tangerang Kota.
“Udah makin banyak korbannya, makannya buat laporan polisi. senin kemarin (23 Desember),” papar F. (m41)
Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Benyamin Davnie Pastikan Beri Sanksi Terberat ke Kepsek SDN Ciledug Barat karena Pungli Seragam |
![]() |
---|
Jadwal SIM Keliling di Kota Tangerang Rabu 6 Agustus 2025 Ada Dua Lokasi, Simak Persyaratannya |
![]() |
---|
Kasus Dugaan Pungli Seragam, Sanksi Kepsek SDN Ciledug Barat Masih Tunggu Putusan BKPSDM |
![]() |
---|
Demi Pelajar Sehat, Dinkes Tangsel Terjunkan Belasan Nakes ke Sekolah Sukseskan Cek Kesehatan Gratis |
![]() |
---|
Jadwal SIM Keliling Kota Tangerang Selasa 5 Agustus 2025, Ada di Dua Lokasi Simak Persyaratannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.