Persita Tangerang

Cerita Eks Pemain Persita Jadi Pelatih SSB Putri Tangsel, Tergerak Lihat Potensi Anak Perempuan

Terus kemarin-kemarin saya lihat potensi anak-anaknya lumayan dan secara bakatnya pun mumpuni

|
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
PELATIH SSB PUTRI- Sahroni Pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) Putri Tangerang Selatan atau Putri Tangsel City saat ditemui, Selasa (11/2/2025). Sahroni memilih menjadi pelatih sepak bola untuk mengembangkan bakat pemain sepak bola putri. (TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico) 
Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico
TRIBUNTANGERANG.COM, CIPUTAT- Sepak bola bukan hanya permainan untuk laki-laki, tetapi juga untuk perempuan yang punya impian, tekad dan pasti semangat.
Mantan pemain bola bernama Sahroni (43), berkomitmen untuk membimbing anak-anak perempuan khususnya di Tangerang Selatan dengan memberikan ilmu dan keterampilan yang tidak hanya berguna di lapangan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Sahroni mantan pemain bola kini menjadi kepala pelatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) Putri Tangerang Selatan atau Putri Tangsel City.
Ia menceritakan bahwa dirinya tengah berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada generasi muda, terutama anak perempuan.
Tak hanya mengajarkan teknik bermain bola, tetapi nilai-nilai seperti kerja keras, disiplin, keberanian, dan semangat juang diterapkan olehnya.
TribunTangerang.com berkesempatan mendengar cerita Sahroni disela-sela melatih pemain Putri Tangsel City di lapangan Perschil, Ciputat, Tangerang Selatan.
Putri Tangsel City, sebuah tim sepak bola perempuan berdiri sejak tahun 2021. Tim yang kini telah berkembang pesat ini awalnya terbentuk dari sebuah komunitas kecil yang memiliki minat besar terhadap olahraga sepak bola.
Mantan pemain Persita itu mengungkapkan antusiasmenya dalam melatih tim sepak bola perempuan setelah melihat potensi besar yang dimiliki para pemain muda. 
"Terus kemarin-kemarin saya lihat potensi anak-anaknya lumayan dan secara bakatnya pun mumpuni," kata Sahroni.
Karena melihat itu, Sahroni semakin semangat untuk melatih dan membimbing para pemain. 
Dalam perjalanan melatih, ia mendapatkan dukungan dari beberapa pelatih lainnya.
Para pelatih yang berkontribusi bekerja dengan penuh dedikasi dan semangat, bukan hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga untuk menularkan ilmu mereka sebagai bagian dari ibadah.
"Alhamdulillah mereka nggak pernah minta-minta uang. Tapi terkadang seperti ini, beli rokok, dikasih kopi konsumsi sama manajemen. Kadang ada juga kalau manajemen ini, ada ngasih beberapa pelatih, satu, dua," kata Sahroni.
Sahroni mengatakan jika tidak semua pelatih mengejar materi. Ia turut mencontohkan dedikasi pelatih perempuan satu-satunya, coach Lala di club ini.
Ia mengatakan bahwa pelatih tersebut memang mau mengabdi untuk dunia olahraga meski ia tidak dibayar dengan gaji besar.
Meskipun para pelatih hanya mendapatkan kompensasi berupa kopi dan camilan, hal tersebut sudah cukup untuk menunjukkan apresiasi terhadap kerja kerasnya. 
"Tetap ada bayarannya, walaupun secanggir kopi, sama makanan ringan, itulah bayaran kami. Secara logika, mau dari mana hidupnya, bayarnya. Tapi karena saya punya kekuatan dan keyakinan bahwa mindset ibadah, Alhamdulillah, terjalin baik," kata Sahroni.
Adapun, Sahroni pernah bermain di club besar seperti Persita, Persikota, Persija, dan beberapa klub lainnya, kurang lebih tujuh klub yang pernah ia jajaki.
Karena bertambahnya usia, Sahroni kini pensiun dari dunia profesional. Namun, pengalamannya dalam dunia sepak bola tetap menjadi landasan dalam kariernya sebagai pelatih.
Sahroni sendiri lahir dari keluarga yang serba kekurangan, sampai akhirnya sepak bola menjadi jalan hidup yang mengubah nasibnya.
"Saya terlahir dari pemain bola yang orang benar-benar keluarga yang tidak mampu. Kasarnya makan pun susah. Dengan saya main sepak bola, saya bisa ngangkat derajat orang tua saya, derajat keluarga, memperbaiki ekonomi keluarga saya," kata Sahroni.
Karena itu, ia berharap para pemain muda yang kini menginjakkan kaki di dunia sepak bola bisa mengikuti jejaknya.
"Jadi, saya tanamkan itu, ya siapa tau mereka ada sekarang, sudah jadi tim nasional, mereka bisa ngangkat derajat orang tuanya, derajat keluarganya, bisa merubah ekonomi keluarganya. Ya mudah-mudahan, mereka selalu tetap yang ada di tim nasional ini, lebih tawadul lagi, lebih rendah hati, dan tidak sombong," kata  Sahroni.
Dia juga berpesan kepada generasi muda yang ingin menggeluti sepak bola agar terus berlatih dan jangan mudah menyerah.
Mengenai kunci sukses dalam dunia sepak bola, ia mengatakan bahwa kesuksesan tidak datang begitu saja, melainkan melalui kerja keras, doa, dan disiplin yang tinggi.
"Tidak ada sukses tanpa kerja keras. Tidak ada sukses tanpa berdoa. Tidak ada sukses tanpa disiplin," kata  Sahroni.
Sahroni menekankan pentingnya untuk terus berlatih dengan sungguh-sungguh, tidak hanya saat jam latihan yang ditentukan.
Bukan tanpa alasan, hal ini menjadi pegangan agar para pemain bisa selalu mengembangkan potensi diri mereka.
"Bukan cuma latihan di setiap jam latihan Putri Tangsel City aja, tapi di setiap libur gue tambah sendiri. Itu orang yang punya mental dan keinginan kuat," pungkasnya. (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved