Soal Nasib TPA Cipeucang Usai Disegel KLH, Walkot Tangsel Dorong Pembangunan PSEL Didanai Pusat
enyamin Davnie mengungkapkan nasib Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang usai disegel oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
TRIBUNTANGERANG.COM - Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengungkapkan nasib Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang usai disegel oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), pada Maret 2025 lalu.
Pemerintah Kota Tangsel kini diberikan batas waktu 180 hari agar ada rencana pengelolaan sampah di lahan tersebut.
“Untuk sementara memang disegel, tetapi kita dikasih waktu 180 hari sampai Desember 2025," kata Benyamin Davnie kepada wartawan, dikutip TribunBanten.com.
"Dan kalau sampai bulan Desember belum ada kabar gimana Tangsel mau mengolah ini, memang (TPA Cipeucang) ditutup beneran," sambungnya.
Sejauh ini kata Benyamim, TPA Cipeucang sudah tidak mampu menampung timbulan sampah harian yang mencapai 500 ton.
Karena itu, lanjut Benyamin, Pemkot Tangsel terus mendorong agar proyek pembangunan Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) yang didanai pemerintah pusat terus berprogres.
Baca juga: Pengolah Sampah Jadi Energi Listrik Siap Berdiri di TPA Cipeucang, Begini Mekanismenya
Bahkan, pihaknya juga telah memanggil konsorsium pemenang tender dalam proyek tersebut, guna memastikan PSEL terus bisa dilaksanakan tepat waktu.
"Dan ternyata mereka (konsorsium ) sudah membentuk badan usaha pelaksana, yang itu nanti akan melaksanakan PSEL," ucapnya.
“Nanti lokasi PSEL ada di Cipeucang. Salah satu persyaratannya, setiap hari 100 ton sampah lama harus ikut diolah dengan mesin insinerator. Jadi lama-kelamaan sampah di Cipeucang akan berkurang,” jelasnya.
Benyamin memastikan pembangunan industri PSEL akan dimulai pada Januari 2026.
Namun sembari berprogres kata dia, Pemkot Tangsel juga akan melakukan penataan di Cipeucang, mulai dari sistem sanitary landfill, pengelolaan lindi, hingga pemanfaatan gas metan.
"Selain mengandalkan PSEL, pengelolaan sampah juga digiatkan dari hulu. Pemkot Tangsel mendorong optimalisasi tempat pengolahan sampah reduce-reuse-recycle (TPST3R) serta bank sampah di setiap wilayah," kata Benyamin.
“Kalau diperlukan bantuan dari pemerintah, tentu akan kita lakukan. Sebab jumlah kepala keluarga di Tangsel sudah mencapai 1,4 juta dan terus bertambah," imbuhnya .
"Dan Kalau hulunya tidak dikelola dengan baik, otomatis masalah sampah akan semakin besar. Maka ini perlu kita tata,” pungkasnya.
(TribunBanten.com/Ade Feri)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Jadwal SIM Keliling di Tangerang Selatan Sabtu 4 Oktober 2025, Ada 2 Lokasi Simak Syaratnya |
![]() |
---|
Jadwal SIM Keliling di Tangerang Selatan Jumat 3 Oktober 2025, Ada 2 Lokasi Simak Syaratnya |
![]() |
---|
Jadwal SIM Keliling di Tangerang Selatan Kamis 2 Oktober 2025, Ada 2 Lokasi Simak Syaratnya |
![]() |
---|
Kecelakaan Dua Motor di BSD Grand Boulevard, Korban Langsung Dilarikan ke Rumah Sakit |
![]() |
---|
Antisipasi Keracunan, Wali Kota Tangsel Minta Dinas Kesehatan Tingkatkan Pengawasan MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.