Tempat Wisata

4 Alasan Mengapa Labuan Bajo Harus Jadi Destinasi Wisata Utama 2025

Berikut adalah empat alasan mengapa Labuan Bajo harus menjadi destinasi yang tak boleh dilewatkan:

Editor: Joko Supriyanto
DOK ISTIMEWA/TRIBUN TRAVEL/Unsplash/Rizknas
Ilustrasi kapal-kapal yang berlayar di kawasan Taman Nasional Komodo. Viral video yang memperlihatkan kondisi Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, yang rusak. 

TRIBUNTANGERANG.COM - Labuan Bajo telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi Super Prioritas Indonesia sejak 2019.

Bahkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pernah menargetkan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo hingga 1,5 juta per tahun.

Meskipun terdapat perkembangan positif, tak dapat dipungkiri bahwa minat wisatawan ke Indonesia masih terkonsentrasi pada destinasi tertentu, seperti Bali.

Berikut adalah empat alasan mengapa Labuan Bajo harus menjadi destinasi yang tak boleh dilewatkan:

1. Keajaiban Alam dan Keanekaragaman Hayati yang Memukau 

Labuan Bajo dikenal sebagai habitat alami satu-satunya di dunia bagi hewan purba Komodo.

Di samping itu, kepulauan Taman Nasional Komodo menawarkan keindahan bawah laut yang luar biasa.

Membuatnya menjadi tempat sempurna untuk aktivitas diving dan snorkeling. Di atas permukaan, para wisatawan juga bisa mendaki ke puncak Pulau Padar untuk menyaksikan lanskap kepulauan yang dramatis.

Sebelum menutup hari, banyak kapal akan merapat di Pulau Kalong untuk menikmati matahari terbenam, disertai dengan fenomena alam migrasi ribuan kelompok kelelawar.

2. Akses Penerbangan Langsung yang Semakin Mudah

Mencapai Labuan Bajo kini lebih cepat juga praktis dengan berbagai maskapai, termasuk AirAsia dan Citilink, yang menawarkan penerbangan langsung ke Bandara Internasional Komodo.

3. Keterbatasan Budget Bukan Penghalang

Bagi wisatawan dengan anggaran terbatas, Labuan Bajo tetap memiliki solusi yang terjangkau.

Anda dapat memilih akomodasi lokal yang ekonomis seperti Eco Tree Otel, lalu menggunakan kapal speed boat untuk menjelajahi Taman Nasional Komodo.

Pilihan ini dinilai lebih efisien biaya ketimbang berlayar dengan kapal pinisi selama beberapa hari.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved