Reshuffle Kabinet

Tak Seirama dengan Kabinet Merah Putih, Satryo Brodjonegoro Menteri Pertama yang Direshuffle Prabowo

Satryo Soemantri Brodjonegoro menjadi menteri pertama yang direshuffle Prabowo. Satryo digantikan oleh Wakil Rektor Institut Teknologi Bandung Brian

Editor: Joseph Wesly
(KOMPAS.com/Ardito Ramadhan)
RESHUFFLE KABINET- Presiden Prabowo Subianto memimpin pelantikan Mendiktisaintek, Kepala dan Wakil Kepala BPKP dan BPS, serta Kepala BSSN di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/2/2025).Posisi Brian Yuliarto mengisi posisi yang ditinggal Satryo. (KOMPAS.com/Ardito Ramadhan) 

Satryo merupakan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia menyelesaikan gelar Ph.D. di bidang Teknik Mesin di University of California, Berkeley, Amerika Serikat, pada tahun 1985. Sekembalinya ke Indonesia, ia menjadi dosen di Departemen Teknik Mesin, ITB. 

Kemudian pada tahun 1992, Satryo dipercaya sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB, di mana ia memulai implementasi self-evaluation process, sebuah langkah inovatif yang kemudian diadopsi oleh ITB dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Satryo memainkan peran penting dalam reformasi pendidikan tinggi di Indonesia. 

Salah satu pencapaiannya yang signifikan adalah mengubah institusi pendidikan tinggi besar menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) pada Desember 2000, sebuah kebijakan yang memberikan otonomi lebih besar bagi perguruan tinggi untuk berkembang.

Namun, perjalanan Satryo di dunia pendidikan tidak lepas dari tantangan.

Salah satu isu utama yang ia hadapi adalah kualitas lulusan perguruan tinggi Indonesia yang sering kali dianggap kurang kompeten di dunia kerja.

Di sisi lain, banyak generasi muda Indonesia yang memilih bekerja di luar negeri karena merasa lebih dihargai.

Tantangan ini menjadi fokus perhatian Satryo untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia di tingkat internasional.

Di luar birokrasi, Satryo juga aktif dalam kegiatan internasional, termasuk bekerja dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk perencanaan gedung Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin di Gowa. 

Ia sempat menjabat sebagai Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) periode 2018-2023 dan menjadi Anggota Komisi Bidang Ilmu Rekayasa pada AIPI dikutip dari kompas.com

Kiprahnya di dunia pendidikan telah diakui dengan berbagai penghargaan, termasuk:

Medali Ganesha Bakti Cendekia Utama dari ITB (Maret 2010).

Bintang tanda jasa The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon dari Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia (3 November 2016).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved