7 Pemuda Acak-acak Lapak Pedagang Es Teh Solo di Ciledug, Uangnya Dirampas

Tidak cukup merusak lapak dagangan korba,  para pelaku juga mengambil uang dagangan korban

Editor: Joseph Wesly
.(Dokumentasi Humas Polsek Ciledug.)
PREMAN PERAS PEDAGANG- Kondisi gerobak teh Solo milik korban yang dirusak oleh pelaku kekerasan di Paninggilan, Ciledug, Jumat (14/2/2025). Tak hanya merusak dagangan, para pelaku juga mengambil uang korban. (Dokumentasi Humas Polsek Ciledug.) 

TRIBUN TANGERANG.COM, CILEDUG- Sebanyak tujuh pemuda merusak lapak pedagang Es Toh Solo di Paninggilan, Ciledug, Kota Tangerang, Jumat (14/2/2025). 

Mereka merusak lapak pedagang es teh tersebut dengan cara menabraknya menggunakan sepeda motor.

Tidak cukup merusak lapak dagangan korba,  para pelaku juga mengambil uang dagangan korban.

Warga yang melihat aksi pemalakan tersebut langsung melaporkan aksi tersebut ke Polsek Ciledug.

Satu di antara pelaku dikenali warga berinsial RF (33). RF oleh warga dikenal sebagai residivis pelaku kekerasan.

Mendapat laporan adanya tindak kejahatan di wilayahnya, Kapolsek Ciledug Kompol Ubaidillah langsung menerjunkan tim reskrim untuk memburu para pelaku.

Tidak butuh waktu yang lama, polisi akhirnya berhasi menangkap RF, satu di antara tujuh pelaku tersebut.

"Mereka melakukan pengerusakan kemudian gerombolan pemuda tersebut melakukan pemerasan sambil mengambil uang milik korban dengan menggunakan senjata tajam," ujar Kapolsek Ciledug Ubaidillah saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/2/2025). 

Setelah melakukan aksinya, para pelaku langsung melarikan diri. Kemudian, warga yang melihat peristiwa itu langsung melaporkan RF ke Polsek Ciledug

Usai menerima laporan, polisi kemudian mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan ke beberapa saksi yang merupakan warga setempat terkait kejadian itu. 

Dari hasil penyelidikan, polisi menakap satu dari tujuh pelaku yang berinisial RF. Sedangkan, enam pelaku lainnya melarikan diri, yaitu R alias Tyson, M alias Kodoy, AF alias Amin, FC, S, dan F alias Grek. 

"Pelaku kami tangkap di TKP usai melakukan kasus tersebut. Polisi masih memburu enam orang yang diduga terlibat dalam aksi tersebut. Mudah-mudahan dalam waktu dekat seluruh pelaku bisa diamankan," tambah dia. 

Di sisi lain, Kanit Reskrim Polsek Ciledug AKP Wito mengatakan, RF merupakan residivis kasus pencurian dengan kekerasan. 

"Dia residivis kasus pencurian dengan kekerasan yang baru bebas sekitar dua bulan lalu," kata Kanit Reskrim Polsek Ciledug AKP Wito. 

RF kini telah ditahan di Polsek Ciledug beserta barang bukti untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dia dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan, serta Pasal 368 KUHP tentang pemerasan. 

Selain itu, dia juga dijerat dengan pelanggaran terkait kepemilikan senjata tajam tanpa izin.

Preman Peras Guru TK

Dua orang preman yang mengamuk  di depan anak taman kanak-kanak di Tangerang Selatan, akhrinya ditangkap Polres Tangsel.

Kedua preman yang ditangkap adalah SM dan NH.

Keduanya mengaku di hadapan anak-anak yang sedang berlatih marching band pada Jumat (14/2/2025) karena tidak diberi uang.

Seorang di antara pelaku juga mengeluarkan pisau sambil mengacam para guru TK. Aksinya yang mengeluarkan pisau membuat para murid TK berhamburan.

Pelaku juga mendorong dan menendang peralatan marching band yang sebelumnya digunakan untuk latihan.

Pelaku juga menantang sosok yang merekam video mereka marah-marah. 

“Woy, siapa yang videoin gua tadi? Laporin aja sana!” ucap  koordinator dan wali kelas guru di TK,  Annisa (24), menirukan ucapan SM saat itu.

Menurut Annisa, SM mengeluarkan pernyataan itu kepada orangtua murid dan guru yang masih berkumpul di lokasi.

Mendengar tantangan tersebut, orangtua murid dan guru tak segan melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib, meskipun sebelumnya mereka sudah berniat untuk melapor.

Sekitar pukul 16.30 WIB, Anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Cisauk datang ke lokasi kejadian. Adapun salah satu orang tua murid yang merekam video insiden tersebut adalah Nurfita, seorang pegawai swasta.

“Saya mulai merekam video preman ngamuk ketika pelaku sudah mendekati anak-anak, sebelum pelaku menodong pisau ke guru TK, Dirga,” ungkap Nurfita kepada Kompas.com, Sabtu (15/2/2025).

Nurfita menjelaskan bahwa setelah preman mengamuk, mereka mengusir anak-anak yang sedang latihan.

“Anak-anak langsung bubar karena dibentak dan dimarahi oleh preman tersebut,” jelasnya.

Adapun insiden terjadi sekitar pukul 16.00 WIB di depan SD yang merupakan satu yayasan dengan TK itu. Saat guru dan orang tuamurid sedang mendampingi latihan marching band.

“Awalnya, guru dahulu sampai di lokasi latihan, lalu disusul oleh anak-anak. Kemudian, pukul 16.20 WIB, anak-anak sudah mulai latihan,” jelas Annisa.

Saat latihan berlangsung, NH menghampiri salah satu guru, Desi, untuk menagih uang rokok. Annisa yang berada di samping Desi menolak permintaan itu. “

Nanti ya karena kepala sekolah tidak ada di lokasi, tunggu ya, Pak.” Namun, NH kembali ke Alfamart, tempat ia bekerja sebagai juru parkir.

“Setiap lima menit, NH terus menghampiri kami dengan permintaan yang sama, yaitu uang rokok,” lanjut Annisa.

 Meskipun guru TK meminta NH untuk bersabar, ia tetap mengajak SM untuk menghampiri guru demi mendapatkan uang rokok.

Ketika permintaan uang rokok itu terus ditolak, NH menjadi geram.

SM pun ikut serta dengan menarik kerah baju salah satu guru bernama Braja Dirgantara dan menodongkan pisau ke wajah dan dadanya.

Akibat kejadian tersebut, suasana menjadi panik dengan teriakan dari guru TK, anak-anak, dan orangtua murid.

NH bahkan merusak alat-alat marching band dengan cara didorong dan ditendang yang kuat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved