Korupsi Minyak Mentah
Ahok Bongkar Akar Korupsi Pertamina, Hotman Paris Kepanasan: Seharusnya Kamu Minta Maaf
Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea mengaku muak dengan gaya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok usai mengomentari kasus mega korupsi minyak mentah.
TRIBUNTANGERANG.COM - Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea mengaku muak dengan gaya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok usai mengomentari kasus mega korupsi soal minyah mentah.
Menurut Hotman Paris, Ahok yang dulu merupakan Komisaris Pertamina seharusnya minta maaf ke publik karena tugas Komisaris adalah melakukan pengawasan.
"Hei, Ahok!. Ahok! Saya lagi di Singapura panas lihat gaya lu yang ngotot, ngotot, di semua medsos. Kamu kan komisaris. Komisaris utama dengan gaji miliaran di Pertamina. Tugas komisaris adalah mengawasi," kata Hotman Paris Hutapea dikutip akun Instagram pribadinya Minggu (2/3/2024)
"Termasuk mengawasi pelanggaran yang terjadi sekecil apapun. Apalagi ini Mega pelanggaran. Benar-benar Pelanggaran yang sangat besar," lanjut Hotman.
Menurut Hotman menyarankan agar Ahok lebih baik minta maaf ke publik terlepas bersalah atau tidak dalam mengawasi Pertamina.
"Sekiranya kamu pun tidak tahu, setidaknya kamu harusnya mengatakan permintaan minta maaf kepada publik. Terlepas kau bersalah atau tidak. (Akan) tetapi gayamu itu ngotot, ngotot. Aduh Ahok. Malu dong. Itu tugas kamu sebagai komisaris,” sambung Hotman.
"Komisaris kan digaji untuk mengawasi. Bahkan (mengawasi) pencurian imeskaia asatu sen tidak boleh luput dari pengawasan komisaris. Ini contoh.
Apalagi ini megaproyek. Kalau pun kamu tidak tahu atau tidak bersalah,, setidaknya kamu menyatakan turut bersalah atau minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Jauh lebih jantan lagi jika kamu mengembalikan seluruh gaji kamu,” pintanya.
Ahok…ahook…Jangan ngotot kamu. Emang kamu siapa sih? Siapa sih lu di Indonesia ini, Ahok. Ngotot kek apa. Lu nggak ada apa-apanya kok,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akhirnya ikut buka suara terkait kasus mega korupsi di tubuh Pertamina.
Diketahui Ahok merupakan Komisaris Utama Pertamina pada tahun 2019-2024.
Sedangkan kasus korupsi tata kelola minyak mentah yang tengah diselidiki Kejagung saat ini terjadi dalam rentan 2018-2023.
Muncul kemungkinan nama Ahok dipanggil Kejaksaan Agung.
Mendengar hal tersebut, Ahok nampak senang hati jika pemanggilan tersebut benar terjadi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut bahkan mengaku memiliki bukti rekaman dan notulen setiap rapat saat menjadi Komut Pertamina.
Rekaman tersebut tentu akan menjadi bukti bagaimana perusahaan migas terbesar di Indonesia tersebut bekerja.
Ahok sejak bekerja di Pertamina sudah curiga dengan gerak-gerik para Direksi Utama.
Ia juga heran, Petral yang dibubarkan karena berisi mafia justru kembali dijadikan Dirut.
"Petral (sarang mafia) dibubarkan, tapi kenapa orang Petral jadi Dirut Patra Niaga? Jangan tanya pada saya, Anda tanya Menteri BUMN dong," tegas Ahok dikutip dari kanal YouTube Narasi yang tayang Sabtu (1/3/2025).
"Saya curiga, ini ada permainan bekas satu Dirut PT Niaga dipecat. Saya tidak tahu, tapi diduga karena dia tidak mau menandatangani pengadaan aditif," terang Ahok.
Lebih lanjut, Ahok mengungkapkan akar masalah tentang blending Pertamax dengan Pertalite bermula dari pengadaan aditif.
Zat aditif disebutkan dalam pembelaan Pertamina tentang isu pengoplosan.
Pihak Pertamina menyebut, zat aditif ditambahkan untuk meningkatkan performa mesin kendaraan.
Hal tersebut menjadi bantahan Pertamina tentang pengoplosan Pertamax dengan Pertalite atau Premium.
"Jadi pengadaan aditif ini melibatkan oknum di BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) malahan, menurut isu oknum BPK ini jadi backing supaya Pertamina ini membeli aditif ini dengan transport dengan tender yang tidak sah."
"Saya dengar itu saya panggil datang ini semua ada rapat. Dalam berita acara, saya tanya ini gak bisa, terus ditakut-takutin kalo enggak tanda tangan di SPBU gak ada barang," jelas Ahok.
Hal tersebut terjadi saat Ahok masih menjabat sebagai Komut Pertamina.
Meski sudah memberi arahan untuk tak melakukan pengadaan terpisah, nyatanya permainan tersebut tetap berjalan.
"Padahal saya bilang, mana bisa tender dipisah antara transport dengan aditif. Lalu karena transport lebih mahal, eh dikalahkan. Aditif yang lebih murah."
"Dirutnya kalau tanda tangan, gue akan laporin nih dirutnya. (Saat itu) dirutnya ga mau tanda tangan, itu bisa dicari Patra Niaga siapa namanya, orang Telkom, saya enggak usah sebut namanya. MK, singkat aja lah," jelas Ahok menambahkan.
"Menurut saya ini permainan sudah lama yang masing-masing penguasa tidak mau stop. Makanya orang takut saya jadi Dirut, demo-demo."
"Kalau saya jadi Dirut, saya bisa langsung pecat dirut-dirut subholding. Karena untuk ke notaris saya yang putuskan dan saya tidak pernah takut dengan Menteri BUMN manapun selama saya benar," tegasnya lagi.
(Tribuntangerang.com/Tribunnews.com)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Respons Dasco Soal Pemeriksaan Ahok oleh Kejagung Terkait Kasus Korupsi Pertamina |
![]() |
---|
Respons Jokowi Soal Korupsi Pertamina, Ngaku Tak Curiga: Jika Ada Kecurigaan Sudah Digebuk Dulu |
![]() |
---|
Pertamina Dilanda Korupsi, Pengamat Minta Prabowo Turut Evaluasi Erick Thohir |
![]() |
---|
Bos Pertamina Minta Maaf Soal Kasus Korupsi Minyak Mentah, Hotman Paris Justru Sindir Ahok: Dengerin |
![]() |
---|
Respons Prabowo Subianto Soal Skandal Pertalite Dioplos Jadi Pertamax: Kami akan Bersihkan! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.