2 Wali Kota Ini Tolak Dibelikan Mobil Dinas Baru, Alihkan Anggaran untuk Beli Gerobak Sampah

Dari ratusan kepala daerah tersebut, ada dua di antaranya yang menolak untuk dibelikan mobil dinas baru

Editor: Joseph Wesly
(tribun)
MUNAFRI DAN HASTO- Kolase Hasto Wardoyo dan Munafri Arifuffin.Keduanya menolak menggunakan mobil dinas baru dan mengalihkan anggaran membeli gerobak sampah. (tribun) 

TRIBUN TANGERANG.COM, YOGYAKARTA- Ratusan kepala daerah beberapa waktu lalu baru saja dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di istana kepresidenan.

Dari ratusan kepala daerah tersebut, ada dua di antaranya yang menolak untuk dibelikan mobil dinas baru.

Keduanya adalah wali kota Makassar, Munafri Arifuddin dan Wali Kota Yogyakarta, dr Hasto Wardoyo.

Daripada membeli mobil baru dengan harga miliaran, keduanya memilih menggunakan mobil dinas lama.

Sedangkan dana yang ada dialokasikan untuk kepentingan warga.

Satu di antaranya adalah untuk membeli gerobak sampah.

Munafri dengan tegas menolak mobil baru dalam Rapat Koordinasi Lingkup Pemkot Makassar di Ruang Sipakatau Lantai 2 Balaikota Jl Ahmad Yani, Makassar, Selasa (4/2/2025). 

Padahal Pemkot Makassar menyiapkan anggaran Rp4 miliar untuk pengadaan mobil baru untuk wali kota dan wakil wali kota.

Baginya, kendaraan dinas yang ada saat ini, yakni Toyota Alphard dan mobil listrik IONIC sudah cukup.

Ia pun mengalihkan anggaran itu untk kebutuhan masyarakat yang lebih mendesak.

"Untuk apa lagi beli mobil? Lebih baik anggarannya kita relokasi ke hal-hal yang lebih bermanfaat untuk masyarakat,” tegasnya.

Demikian halnya Hasto yang mengalokasikan anggaran mobil dinas baru untuk pengadaan gerobak angkutan sampah perkotaan.

Menurutnya, kebijakan pengalihan anggaran mobil dinas itu, bisa membantu mempercepat solusi masalah sampah perkotaan.

Lantas, seperti apa rekam jejak Munafri dan Hasto Wardoyo?

Munafri Arifuddin

Munafri Arifuddin lahir di Majene pada 20 September 1975.

Appi menghabiskan masa keci, remaja hingga kariernya di Kota Daeng ini.

Diketahui Appi mengenyam pendidikan dasar sampai tinggi di Makassar. Ia mendapat gelar S1 hukum dari Universitas Hasanuddin pada tahun 1999.

Ia dikenal sebagai pengusaha Indonesia yang menjabat sebagai CEO klub sepak bola PSM Makassar.

Namanya juga dikenal sebagai menantu pengusaha dan politikus Indonesia Aksa Mahmud.

Appi menikah dengan Melinda Aksa Mahmud, anak dari Aksa Mahmud yang menjabat CEO Bosowa Education. Keduanya memiliki empat orang anak.

Ia pernah bekerja di Bosowa Group sebelum pindah ke klub sepak bola.

Kala itu ia menjabat sebagai CEO di beberapa perusahaan grup. Selain itu Appi juga pernah menjabat sebagai ketua asosiasi pengusaha muda Sulawesi Selatan tahun 2007 sampai 2010.

Maju sebagai calon Wali Kota di Pilkada Makassar bukan yang pertama bagi Appi, pasalnya di Pada tahun 2018, ia maju dalam pemilihan wali kota Makassar sebagai calon tunggal setelah lawannya didiskualifikasi.

Namun, ia kalah melawan kotak kosong. 

Kekalahan Munafri merupakan kemenangan kotak kosong pertama dalam sejarah pilkada Indonesia.

Dalam pemilu, Munafri mendapat 264.245 suara, sedangkan kotak kosong mendapat 300.795 suara.

Barulah pada Pilwali Makassar 2024, Appi yang berpasangan dengan Aliyah Mustika Ilham berhasil.

Tidak hanya memenangkan kontestasi, Appi juga membawa Golkar menjadi partai yang kembali dipercaya masyarakat Makassar.  

Hasto Wardoyo

Hasto Wardoyo lahir di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 30 Juli 1964.

Ia tercatat pernah mengenyam pendidikan di SMAN 1 Wates hingga melanjutkan studi S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Hasto kemudian mengambil Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi di kampus yang sama dan lulus pada tahun 2000.

Sepak terjang Hasto pun dimulai ketika ia menjabat sebagai kepala di sejumlah Puskesmas, yakni Kepala Puskesmas Kahala, Kepala Puskesmas Melak, dan Kepala Puskesmas Lok Tuan Bontang Utara.

Selanjutnya, ia ditugaskan di RSUP Dr.Sardjito sejak 1995 hingga 2011.

Di samping itu, ia juga menjadi pengajar di Fakultas Kedokteran UGM.

Hasto mulai terjun ke dunia politik dari bergabung dengan PDI Perjuangan.

Ia pun dicalonkan dan terpilih sebagai Bupati Kulon Progo, Yogyakarta selama dua periode.

Namun, sebelum masa baktinya sebagai Bupati Kulon Progo berakhir, Hasto ditunjuk oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo untuk menjabat Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Setelah itu, ia kembali mencalonkan diri sebagai Wali Kota Yogyakarta saat Pilkada 2024.

Hasto yang berpasangan dengan Wawan Harmawan meraih suara terbanyak dan berhasil terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta periode 2025-2030. Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved