Pimpinan Ponpes Ini Disebut 'Walid' Dunia Nyata karena Rudapaksa dan Cabuli 20 Orang Santriwatinya

Sebagai pimpina Ponpes, Ahmad Faisal malah menodai santriwatinya alih-alih mengajarkan ilmu agama

Editor: Joseph Wesly
(Tribunlombok.com/Ahmad Wawan Sugandika)
WALID DUNIA NYATA - Kolase Walid di sinetron Bidaah dan Tersangka kasus persetubuhan Ahmad Faisal di Polresta Mataram, Kamis (24/4/2025). Ahmad Faisal disebut Walid dari lombok karena merudapaksa dan mencabuli santrinya sendiri. (Tribunlombok.com/Ahmad Wawan Sugandika) 

TRIBUN TANGERANG.COM, LOMBOK- Aksi rudapaksa dan pencabulan terjadi di sebuah Pondok Pesantren di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ironisnya, anak-anak yang datang untuk bekajar justru dijadikan Ahmad Faisal pemuas nafsunya.

Sebagai pimpina Ponpes, Ahmad Faisal malah menodai santriwatinya alih-alih mengajarkan ilmu agama.

Ahmad Faisal melakukan berbagai cara untuk mencabuli dan merudapaksa anak didiknya.

Mulai dari alasan doa, memberikan ijazahkan amalan, hingga penyucian rahim.

Pria berusia 53 tahun itu kini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus rudapaksa dan pencabulan sejak, Rabu 23 April 2025.

Para korban akhrinya melaporkan pelaku ke polisi menonton drama Malaysia berjudul Bid'ah.

Dalam film tersebut terdapat tokoh bernama Walid, pemimpin sekte "Jihad Ummah". 

Ada 20 korban

Kasus yang menjerat Walid dari Lombok ini pertama kali diungkap oleh Perwakilan Koalisi Stop Anti Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi.

Pihaknya sudah menerima 20 orang yang mengaku menjadi korban Ahmad Faisal.

Sedangkan aksi bejat tersangka terjadi dalam kurun waktu 2016 sampai 2023 lalu.

Joko menyebut, dari 20 orang korban, ada yang sudah dirudapaksa dan sebagian lainnya dicabuli.

"Korban sudah menjadi alumni," tambah Joko, dikutip dari TribunLombok.com, Jumat (25/4/2025).

Joko melanjutkan ceritanya, para korban berani buka suara setelah menonton drama Malaysia berjudul Bid'ah.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved