Pemilihan Paus Baru

Daftar 10 Kardinal yang Berpotensi Jadi Paus yang Baru, Ada yang Punya Julukan 'Fransiskus Asia'

Mereka yang akan dipilih adalah para kardinal yang tersebar di seluruh dunia. Namun dari ratusan kardinal tersebut, ada sebanyak 120

|
Editor: Joseph Wesly
(@vatikannews)
PEMILIHAN PAUS BARU- Paus memberikan berkat paskah Minggu (20/4) di balkon di Basilika Santo Petrus, meskipun masih dalam masa pemulihan setelah sakit parah. Hari ini, Rabu (8/5//2025) digelar Konklaf atau pemilihan Paus baru di Vatikan. (@vatikannews) 

TRIBUN TANGERANG.COM, VATIKAN- Pemilihan Paus baru atau Konklaf akan digelar hari ini, Rabu (7/5//2025).

Sebanyak 10 kardinal berpotensi menggantikan Paus Fransiskus yang sudah wafat.

Diketahui Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/42025) setelah menderita stroke dan penyakit lainnya.

Mereka yang akan dipilih adalah para kardinal yang tersebar di seluruh dunia.

Namun dari ratusan kardinal tersebut, ada sebanyak 120 yang mengikuti konklaf alias dipilih menjadi Paus.

Satu di antara Kardinal yang mengikuti Konklaf adalah Kardinal Ignasius Suharyo.

Para Kardinal itu berasal dari Filipina, Kongo, Italia, bahkan Yerusalem.

Berikut daftar 10 Kardinal yang mungkin menjadi kandidat Paus:

1. Kardinal Peter Erdo, Uskup Agung Budapest, Hungaria

Kardinal Peter Erdo, seorang ahli hukum yang menurut laporan berusia 72 tahun.

Dirinya pemimpin Katolik dengan jabatan tertinggi di Hongaria.

2. Kardinal Fridolin Ambongo, Uskup Agung Kinshasa, Republik Demokratik Kongo 

Kardinal Fridolin Ambongo, merupakan presiden Simposium Konferensi Episkopal Afrika dan Madagaskar, dilansir CBS News.

Jika terpilih, ia akan menjadi orang Afrika pertama yang dipilih untuk memimpin Gereja Katolik dalam lebih dari 1.500 tahun. 

3. Kardinal Mario Grech, sekretaris jenderal Sinode Uskup

Kardinal Mario Grech, berusia 68 tahun, adalah seorang ahli hukum yang memiliki pengaruh besar terhadap cara sinode di gereja dijalankan. 

Grech berasal dari Malta, yang merupakan salah satu negara terkecil di dunia. 

4. Kardinal Pietro Parolin, sekretaris negara Vatikan 

Kardinal Pietro Parolin (70), adalah orang kedua di Vatikan dan seorang diplomat karier yang secara konsisten bangkit mengatasi segala turbulensi yang menandai masa kepausan. 

Ia dianggap sebagai seorang moderat yang, jika terpilih, dapat memperbaiki keretakan di dalam gereja. Ia juga dianggap sebagai seorang progresif dengan visi global. 

5. Kardinal Pierbattista Pizzaballa, Patriark Latin Yerusalem 

Kardinal Pierbattista Pizzaballa (60), adalah seorang kandidat pastoral yang telah berbicara di tengah perang Israel-Hamas dan mengunjungi Gaza selama konflik tersebut. 

Ia adalah pendukung keadilan sosial dan memandang dirinya sebagai pelayan rakyat. 

6. Kardinal Luis Tagle dari Filipina

Kardinal Luis Tagle (67), dikenal sebagai "Fransiskus Asia" karena semangat misionarisnya serta penekanannya pada kepedulian terhadap kaum miskin dan penerimaan terhadap kaum LGBTQ serta umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi.

Ia adalah mantan uskup agung Manila, Filipina. 

7. Kardinal Matteo Zuppi, Uskup Agung Bologna, Italia 

Kardinal Matteo Zuppi (69) adalah presiden konferensi para uskup Italia.

Paus Fransiskus pernah memilih Zuppi sebagai utusannya ke Rusia dan Ukraina, serta ke Tepi Barat dan Beijing, untuk memajukan perdamaian.  

8. Kardinal Anders Arborelius, Uskup Agung Stockholm 

Kardinal Anders Arborelius (75) adalah kardinal pertama dari Skandinavia. 

Ia juga seorang tradisionalis pada ajaran gereja tentang etika seksual dan gender, dan memiliki kepedulian yang kuat terhadap lingkungan. 

9. Kardinal Gerald Cyprien Lacroix dari Quebec

Kardinal Gérald Cyprien Lacroix, Uskup Agung Metropolitan Quebec, Kanada (67) tahun. 

Sebelumnya dalam kariernya, ia menghabiskan waktu bertahun-tahun sebagai misionaris dan profesor seminari di Kolombia. 

10. Kardinal Peter Turkson dari Ghana

Kardinal Peter Turkson (76) dari Ghana akan menjadi paus Afrika kontemporer pertama di Gereja Katolik jika terpilih.

Dirinya menentang kriminalisasi hubungan homoseksual di Afrika, termasuk di negara asalnya.

Konklaf Paus Baru 

Diketahui proses pemilihan paus baru atau konklaf akan dilakukan pada Rabu (7/5/2025) hari ini.

Konklaf akan berlangsung di Kapel Sistina Vatikan.

Pemilihan Paus baru akan berjalan dalam prosesi rahasia, lokasi juga akan ditutup untuk pengunjung selama hari-hari.

Konklaf untuk memilih Paus ke-267 ini dilakukan usai berakhirnya Misa Novemdiales untuk berdoa bagi ketenangan abadi mendiang Paus Fransiskus, dilansir Vatican News.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved