Suami di Tangsel Bunuh Istri karena Selingkuh, Korban Pernah Curhat Suami Pencemburu dan Pelaku KDRT

Izin kami sampaikan, tersangka mengakui perbuatannya. Ia mengatakan motifnya karena cemburu, setelah mengetahui istrinya berselingkuh

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
(HO/Polda Metro Jaya)
SUAMI GOROK ISTRI - Pria inisial JN (36) ditangkap polisi atas tindak pidana pembunuhan terhadap istrinya, RK (25). Peristiwa itu terjadi di rumah kontrakan Jalan Rusa IV, RT 003/004, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Senin (16/6/2025) malam. (HO/Polda Metro Jaya) 

Memasuki gang tersebut, terlihat terdapat empat rumah berjejer.

Di lokasi kejadian, tampak dua pasang sarung tangan medis yang diduga merupakan sisa dari proses olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

TKP berada di bagian tengah gang. Kontrakan tersebut memiliki ciri khas berupa pintu berwarna ungu, tembok berwarna pink, dan jendela kuning. 

Di depan rumah, terlihat sebuah kipas angin AC berwarna putih, serta satu galon yang difungsikan sebagai penampung air dari AC.

Di bagian teras, terdapat gantungan pakaian bertingkat. Tergantung di sana satu kaos kaki bayi, serta empat pakaian berwarna putih, hitam, dan pink di bagian bawahnya. 

Selain itu, terlihat pula tujuh pakaian lain yang masih dijemur rapi di teras.Rumah tersebut kini telah dipasangi garis polisi bertuliskan "Dilarang Melintas Garis Polisi, Do Not Cross." 

Curhat Korban Alami KDRT

Tetangga korban, Rahman Hadi Hasibuan mengatakan, korban merupakan sosok wanita muda berusia 25 tahun yang dikenal baik dan murah senyum.

Sehari-hari, korban bekerja sebagai apoteker.

Rahman mengatakan, sebelum ditemukan tewas korban sempat bercerita pada istrinya bahwa sang suami atau terduga pelaku kerap melakukan KDRT.

"Jadi korban ini pernah cerita ke istri saya, curhat gitu bahwa selama 5 tahun pernikahan mereka si pelaku ini memang sering KDRT," kata Rahman, dikutip dari TribunBanten.com.

Rahman mengungkap, istrinya pernah memperingatkan korban untuk meminta pertolongan apabila alami KDRT.

Akan tetapi saat malam peristiwa pembunuhan, Rahman mengaku tak mendengar ada teriakan minta tolong dari korban.

"Dari jauh-jauh hari istri saya itu pernah bilang ke korban, kalau ada apa-apa misal terjadi KDRT itu teriak aja atau gedor-gedor pintu," kata Rahman.

"Tapi malam itu ga ada teriak-teriak atau gedor-gedor pintu, cuma nangis aja. Abis itu ya udah gak ada suara lagi," jelasnya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved