5 Fakta Mahasiswi UNS Devita Sari Anugraeni, Akhiri Hidup dengan Melompat ke Sungai Bengawan Solo
Sebelum meloncat, DSA sudah menuliskan wasiatnya. Wasiat itu ditujukan kepada sang dosen hingga sang ibu
TRIBUN TANGERANG.COM, SOLO- Mahasiswi Universitas Negeri Solo, Devita Sari Anugraeni (DSA) mengakhiri hidupnya dengan meloncat ke Sungai Bengawan Solo dari jembatan Jurug, Selasa (1/7/2025) siang.
Sebelum meloncat, DSA sudah menuliskan wasiatnya. Wasiat itu ditujukan kepada sang dosen hingga sang ibu.
Inti wasiatnya yakni permintaan maaf kepada sang dosen karena tidak mau bertahan dan memilih menyerah.
DSA juga meminta maaf kepada sang ibu karena mengakhiri hidupnya.
Dia meminta maaf karena tidak memiliki mental sekuat sang ibu.
Wasiatnya tersebut tersebut tertulis dalam buku yang ditemukan dalam tas yang ada di motor yang terparkir di jembatan.
Buku tersebut ditemukan petugas di dalam tasnya yang tergeletak di sepeda motor Honda Beat warna merah-putih bernopil AA 3757 CY.
Petugas menemukan tas hitam berisi handphone dan buku catatan kecil.
Di buku itu terdapat tulisan tangan yang diduga merupakan pesan DSA sebelum memutuskan untuk loncat ke sungai.
Berikut tulisan tangan DSA dalam buku catatan kecilnya tersebut.
“Aku pergi ya."
"Jangan salahkan keluarga atau tempat instansi aku kuliah."
"Aku hanya bermasalah dengan diriku sendiri."
"Terkadang, aku bukan diriku."
"Aku capek."
"Maaf untuk Bapak Dr. Sumardiyono, S.Km karena telah menghianati dan berjanji untuk bertahan."
"Tak masalah semua orang bilang yang lain bipolar juga bisa, aku nggak."
"Aku capek, Bu."
"Maaf aku tak sekuat ibu.”
Berikut 5 fakta Devita Sari Anugraeni yang dihimpun Tribun Tangerang
1.Mahasiswi Asal Temanggung
DSA merupakan mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS).
Dia mahasiswi semester 8 Diploma IV Prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sekolah Vokasi UNS.
DSA merupakan mahasiswi angkatan 2021 atau saat ini berusia 22 tahun.
Mahasiswi ini berasal dari Kabupaten Temanggung.
2. Kesaksian Driver Ojol
Haryadi, seorang driver ojek online yang sedang berada di sekitar lokasi mengutarakan, sempat melihat seorang perempuan itu sebelum akhirnya loncat dari Jembatan Jurug.
"Saya sedang bawa customer dari Palur."
"Ddi tengah jembatan sekira 5 meter di depan saya, perempuan itu sudah berdiri di tuas jembatan."
"Sepertinya dia mau ancang-ancang melompat," ungkap Haryadi kepada Tribunjateng.com, Senin (1/7/2025).
Di saat itulah, Haryadi sempat meneriaki perempuan tersebut sebelum loncat dari jembatan.
Namun sepertinya teriakan itu diabaikan sehingga perempuan tersebut terjun ke sungai.
Setelah menghentikan laju motor, Haryadi lantas mengecek ke bawah jembatan, Sungai Bengawan Solo, namun perempuan itu sudah tidak terlihat.
"Di sekitar lokasi ada sepeda motor terparkir di tepian jembatan."
"Kemungkinan itu motor yang dikendarai perempuan itu."
"Dia saat itu mengenakan pakaian warna pink, berkerudung, dan masih muda," terangnya.
Sesaat itulah, Jembatan Jurug tersebut ramai didatangi warga dan sempat mengakibatkan kemacetan.
Tak lama pula, relawan BPBD Kota Surakarta dibantu warga setempat melakukan pencarian.
Telah diberitakan sebelumnya, seorang perempuan dan diduga berstatus mahasiswi meloncat ke Sungai Bengawan Solo dari Jembatan Jurug, Selasa (1/7/2025) siang.
Siapakah sosok perempuan muda berkerudung yang sempat dilihat seorang driver ojek online pun telah diketahui.
Pihak kepolisian membenarkan adanya dugaan tindakan sengaja mengakhiri hidup dari sosok perempuan muda berstatus mahasiswi pada Selasa (1/7/2025) siang.
Kapolsek Jebres, Kompol Murtiyoko menerangkan, pihaknya telah mendatangi lokasi kejadian mahasiswi tersebut melompat ke Sungai Bengawan Solo dari Jembatan Jurug.
"Ini masih proses pencarian," terang Kompol Murtiyoko.
Dia menyebut, identitas sosok perempuan muda itu telah diketahui.
Perempuan itu adalah mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS), warga Kabupaten Temanggung.
Meski demikian, Kompol Murtiyoko menjelaskan bahwa terduga korban tidak meninggalkan identitas lokasi.
Namun ada beberapa benda milik korban yang telah disita pihak kepolisian untuk pendalaman.
"Namun ada permasalahan apa, kami belum tahu dan sedang mencari informasi lengkapnya."
"Perempuan itu tidak meninggalkan identitas, hanya sepeda motor dan tas," kata Kompol Murtiyoko.
Saat ini, tim gabungan disebutnya sedang melakukan pencarian mengikuti aliran air Sungai Bengawan Solo dan kemungkinan akan melebar hingga Kabupaten Sragen.
Pernyataan serupa juga disampaikan Koordinator Lapangan BPBD Kota Surakarta, Haryana.
“Identitas perempuan itu sudah kami ketahui."
"Dia warga Kabupaten Temanggung."
"Kami sudah berkoordinasi dengan Tim BPBD Kabupaten Temanggung."
"Tim BPBD sedang dalam perjalanan ke sini, bersama dengan pihak keluarga."
"Perempuan yang meloncat ke sungai memang mahasiswi UNS," jelasnya.
Dari data awal, perempuan itu terjun ke sungai sebagai upaya untuk mengakhiri hidup.
Perempuan itu meninggalkan motor dan tas yang di dalamnya ada ponsel dan catatan harian.
Dalam upaya pencarian, pihaknya menerjunkan beberapa personil menggunakan perahu karet.
Terdapat 3 penyelam yang diterjunkan untuk mencari korban.
“Setelah dibuka operasi pencarian, ada tim SAR UNS dengan 1 LCR dan 4 penyelam."
"BPBD Kabupaten Karanganyar dan Kota Surakarta standby gunakan 1 perahu,” tuturnya.
Disebutkan, pihaknya akan melakukan pencarian hingga pukul 17.00.
“Titik awal dari Jembatan Jurug dan finish di Jembatan Ring Road,” ungkapnya.
3. Minta Maaf ke Dosen dan Ibu
Inilah pengakuan dosen yang namanya disebut dalam surat wasiat Devita Sari.
Ia mengaku melihat banyak sayatan saat Devita Sari bimbingan.
Terkuak Devita Sari sudah beberapa kali melakukan percobaan mengakhiri hidupnya.
Karena itu, ia pun memberikan kemudahan bagi mahasiswi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Sekolah Vokasi, semester 8 angkatan 2021 untuk menyelesaikan skripsinya.
Aksi nekat Devita Sari melakukan percobaan diri diketahui oleh Dosen Sumardiyono, S.KM., M.Kes yang merupakan Dosen Pembimbing dari Devita Sari Anugraeni.
Hal itu disampaikan Agus Riwanto, Sekretaris Universitas yang juga juru bicara UNS, Rabu (2/7/2025).
Agus Riwanto mendapat laporan dari Dosen Sumardiyono, S.KM., M.Kes yang mengaku melihat sayatan di tangan Devita Sari.
“Jadi saat bimbingan skripsi, Devita Sari memperlihatkan sayatan di tangan dan mengaku ingin akhiri hidup,” ujar Agus.
Agus mengatakan Dosen Sumardiyono dan Kaprodi mengetahui kondisi kejiwaan mahasiswi yang bersangkutan dan telah memberikan rekomendasi kemudahan dalam proses penyusunan skripsi.
Agus menyampaikan surat resmi kepada pihak keluarga supaya mahasiswi tersebut istirahat selama 3 bulan.
Namun mahasiswi tersebut memberikan respon penolakan dengan alasan tidak ingin dikasihani," ungkapnya.
4. Punya Masalah Kejiwaan dan Riwayat Percobaan Bunuh Diri
Agus Riwanto mengatakan bahwa korban juga kerap curhat kepada sang dosen, Sumardiyono.
Dia kerap curhat kepada Sumardiyono kerap mendapat curhatan dari Devita Sari yang berkeinginan untuk mengakhiri hidup.
“Sumardiyono selaku dosen pembimbing juga mendapatkan informasi kembali, pengakuan dari mahasiswi yang bersangkutan. Bahwa ada keinginan untuk melakukan percobaan bunuh diri saat meminta tanda tangan pengesahan skripsi pasca ujian skripsi,” ujar Agus.
“Mahasiswi tersebut memberikan informasi kepada Subdirektorat Layanan Konseling Mahasiswa dan Kepala Program Studi D4 K3, bahwa mempunyai masalah kejiwaan dan riwayat percobaan bunuh diri sejak tahun 2023 sampai 2025. Dengan berbagai cara, antara lain overdosis obat dan peralatan tajam, dan pernah menjadi pasien Rumah Sakit Jiwa," terang Agus.
Menurut Agus, saat itu Sumardiyono berusaha menguatkan Devita bahwa apa yang sudah dicapai hingga saat ini adalah sebuah prestasi yang membanggakan.
Devita berjanji untuk berusaha membahagiakan keluarga, pembimbing, dan institusi UNS dengan melanjutkan hidup dan menghindari keinginan bunuh diri.
Agus mengatakan Devita kerap melakukan aksi percobaan bunuh diri sejak tahun 2023 dengan berbagai tindakan.
5. Mahasiswi Pintar
Kepada Agus Riwanto mengatakan bahwa Sumardiyono kerap mendapat curhatan dari Devita Sari yang berkeinginan untuk mengakhiri hidup.
“Mahasiswi tersebut memberikan informasi kepada Subdirektorat Layanan Konseling Mahasiswa dan Kepala Program Studi D4 K3, bahwa mempunyai masalah kejiwaan dan riwayat percobaan bunuh diri sejak tahun 2023 sampai 2025. Dengan berbagai cara, antara lain overdosis obat dan peralatan tajam, dan pernah menjadi pasien Rumah Sakit Jiwa," terang Agus.
Agus mengatakan Devita Sari Anugraeni hanya tinggal menunggu jadwal wisuda.
Devita Sari sudah menyelesaikan sidang skripsi dan hanya tinggal mengurus administrasi wisuda.
Bahkan Devita Sari memiliki IPK 3.8 dan merupakan penerima beasiswa KIP K (Kartu Indonesia Pintar – Kuliah).
"Mahasiswi yang bersangkutan telah menyelesaikan ujian Skripsi dan menyelesaikan proses revisi, sehingga hanya tinggal mengurus administrasi wisuda. Mahasiswi yang bersangkutan memiliki IPK 3.8 dan merupakan mahasiswa penerima beasiswa KIP K (Kartu Indonesia Pintar – Kuliah).
Dengan demikian peristiwa dugaan percobaan bunuh diri mahasiswi UNS tersebut tidak terkait dengan proses belajar mengajar di Program Studi D4 K3 Sekolah Vokasi UNS melainkan terkait dengan kondisi gangguan kejiwaan yang dialami mahasiswi yang bersangkutan," kata Agus.
Devita Sari menulis surat sebelum nekat loncat dari Jembatan Jurug, Selasa, (01/07).
Pihak UNS membenarkan bahwa Devita Sari merupakan mahasiswi dari program studi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Sekolah Vokasi, semester 8 angkatan 2021.
"Bahwa UNS melakukan cek dan ricek atas informasi tersebut dan ditemukan bahwa benar. Pelaku percobaan bunuh diri tersebut adalah mahasiswi UNS bernama Devitasari Anugraeni. Dengan alamat Bangsri, Purwodadi, Temanggung, Jawa Tengah," ungkap Agus Riwanto.
UNS juga telah melakukan klarifikasi kepada pihak terkait di lingkungan UNS didapatkan informasi bahwa Devita menjadi klien Subdirektorat Layanan Konseling Mahasiswa UNS sejak Januari 2025.
Kemudian juga sudah direkomendasikan untuk ke psikiater dan terus mendapatkan pendampingan sampai dengan sebelum peristiwa dugaan percobaan bunuh diri terjadi.
Terkait dengan adanya temuan surat yang diduga ditulis tangan oleh Devita, Agus menjelaskan bahwa pada pokoknya surat tersebut menceritakan mengenai masalah yang menyebabkan dugaan bunuh diri. Artikel ini telah tayang di Tribun Jateng dan Tribun-Medan.com
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.