Banjir Tangsel
Jeritan Warga Perumahan Pondok Maharta Tangsel yang 'Tenggelam' Tiap Banjir
Dulu saya memilih tinggal di Maharta karena memang tidak ada banjir. Saya sudah lebih dari 30 tahun tinggal di sini, dan sebelumnya tidak pernah banj
Editor:
Joseph Wesly
(TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico)
BANJIR PONDOK MAHARTA-Selama dua hari terakhir, Perumahan Pondok Maharta, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan terendam banjir akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut sejak awal pekan ini. Samra Tuti, seorang warga yang tinggal di Perumahan Pondok Maharta, menceritakan keresahannya selama bertahun-tahun tinggal di kawasan yang kerap dilanda banjir itu. (TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico)
Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico
TRIBUNTANGERANG.COM, PONDOK AREN- Selama dua hari terakhir, Perumahan Pondok Maharta, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan terendam banjir akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut sejak awal pekan ini.
Samra Tuti, seorang warga yang tinggal di Perumahan Pondok Maharta, menceritakan keresahannya selama bertahun-tahun tinggal di kawasan yang kerap dilanda banjir itu.
Selama 30 tahun menetap di rumahnya, Samra harus menelan pil pahit dalam lima tahun terakhir. Ia mengaku banjir menjadi langganan yang terus datang setiap musim hujan tiba.
"Dulu saya memilih tinggal di Maharta karena memang tidak ada banjir. Saya sudah lebih dari 30 tahun tinggal di sini, dan sebelumnya tidak pernah banjir. Tapi lima tahun belakangan ini, baru mulai sering banjir," ujar Samra Tuti kepada TribunTangerang.com, Pondok Aren, Tangsel, Rabu (9/7/2025).
Karena keresahannya itu, ia menyadari bahwa dirinya kerap dianggap bawel karena terus menyuarakan permintaan keadilan kepada pemerintah.
"Aduh luar biasa (tinggal di sini) mungkin ya saya paling bawel kali, karena setiap hujan itu kami langsung banjir," kata wanita berhijab itu.
Samra Tuti mengungkapkan banjir yang terus-menerus melanda Perumahan Pondok Maharta membuat warga setempat kian resah.
Tak hanya merendam rumah, air yang datang hampir setiap hujan turun itu juga memicu stres bagi banyak warga.
“Kami cuma ingin damai. Kami nggak bikin macam-macam, neko-neko. Kalau nggak banjir, kami nggak pernah mengeluh,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa warga sebenarnya tidak ingin terus-menerus menyuarakan keluhan. Namun, kondisi yang tak kunjung membaik membuat mereka terpaksa bersuara.
“Ini banjirnya sudah setiap hujan. Ibu-ibu stres, bapak-bapak stres. Sudah di mana-mana banjirnya. Masa begitu? Harusnya banjir itu anugerah, air itu anugerah, hujan itu anugerah. Bukannya kami mau terus mengeluh, kami juga tidak mau mengeluh,” lanjutnya.
Samra Tuti menilai buruknya tata kelola wilayah dan pembangunan perumahan menjadi penyebab utama bencana ini terus berulang.
Ia menilai ada kesalahan dalam penataan kota yang berdampak langsung pada kondisi lingkungan tempat tinggal mereka.
“Adanya perumahan-perumahan dan pemerintah kita yang salah. Salahnya dalam menangani tata kota ini, sehingga kami kebanjiran. Dan banjir kali ini lebih parah. Sudah cukup lama air nggak surut, cukup dalam, rumah kami semuanya rusak,” ucap Samra Tuti.
Ia merasa ada ketidakadilan antara kawasan perumahan kelas menengah ke bawah dan kawasan elit.
“Kalau memang rumah kami ini dijadikan waduk, ya beli saja. Kami pindah, tapi bayar. Jangan rumah elit-elit yang dianggap mahal dijaga jangan sampai banjir, tapi rumah kami yang menengah ke bawah boleh kebanjiran. Bukan begitu. Kita ini warga negara Indonesia, sama. Semuanya punya hak,” tegas Samra Tuti.
Ia berharap pemerintah tidak menutup mata terhadap penderitaan warga yang selama ini terdampak banjir. Baginya, kehidupan di Pondok Maharta bukan sekadar tempat tinggal.
“Kami juga ingin diperjuangkan. Kami nggak tenang hidup di sini. Hidup mati kami di sini semua," pungkasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie menyampaikan bahwa penanganan banjir kali ini tidak bisa dilakukan secara parsial karena wilayah terdampak juga berbatasan langsung dengan Kota Tangerang.
“Saya insyaallah nanti akan kita koordinasikan, karena ini dua wilayah. Wilayah sana itu sudah masuk Kota Tangerang, jadi harus kita koordinasikan bersama dengan Pemerintah Kota Tangerang,” ujar Benyamin di tengah banjir Perumahan Maharta, Pondok Aren, Tangsel, Selasa (8/7/2025).
Ia menegaskan bahwa persoalan banjir ini juga perlu mendapat perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Banten.
“Dengan demikian, ini juga harus menjadi perhatian Provinsi Banten,” imbuhnya.
Setelah melakukan peninjauan di Perumahan Maharta, Benyamin akan menyampaikan hasilnya kepada Gubernur Banten.
“Saya nanti siang mungkin akan bertemu dengan Bapak Gubernur, akan saya infokan, dan infonya nanti akan dilakukan rapat koordinasi,” tuturnya.
Selain itu, Wali Kota juga menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan rapat koordinasi di tingkat Kota Tangerang Selatan untuk mematangkan strategi lanjutan dalam mengatasi dampak banjir.
“Saya juga setelah ini akan melakukan rapat koordinasi untuk tingkat Kota Tangerang Selatan seperti apa. Apalagi yang bisa kita lakukan supaya warga bisa tenanglah kehidupannya,” ujarnya.
Benyamin menyampaikan keprihatinannya atas musibah banjir yang terjadi.
Menurutnya, curah hujan yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir menjadi faktor utama banjir yang belum kunjung surut.
“Saya prihatin dengan kejadian banjir kali ini ya. Selain curah hujannya yang sangat tinggi kemarin, dan menurut informasi dari BMKG, hujan dengan intensitas tinggi ini masih akan terus berlangsung. Makanya, kita harus siap-siap sebaik mungkin,” pungkasnya. (m30)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Berita Terkait: #Banjir Tangsel
Pemkot Tangsel Klaim Banjir Berkurang usai Revitalisasi Saluran Air |
![]() |
---|
Hujan Deras Melanda Tangsel, Mobil Mengular Membuat Jalan Ceger Raya Lumpuh |
![]() |
---|
Banjir Setinggi Paha Rendam Perumahan Maharta Tangsel, Warga Capek Banyak Berharap |
![]() |
---|
3 Lokasi di Pondok Aren Tangsel yang Tergenang setelah Hujan Deras |
![]() |
---|
Warga Tangsel Sekitar Kali Angke Diminta Tak Lengah dari Ancaman Banjir, Potensi Hujan Masih Tinggi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.