Dugaan Korupsi Chromebook

Kualitas Tidak Memadai, Laptop Chromebook di SMPN 33 Kota Tangerang Hanya Digunakan saat Ujian

SMPN 33 Kota Tangerang menerima 41 unit Laptop Chromebook dan masih tersedia hingga saat ini.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joko Supriyanto
TribunTangerang.com/Gilbert Sem Sandro
KASUS CHROMEBOOK - Suasana SMPN 33, Parung Jaya, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, Senin (21/7). 

Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro

TRIBUNTANGERANG.COM, KARANG TENGAH - Sebanyak 135 sekolah di Kota Tangerang mendapatkan bantuan alat pembelajaran dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI berupa Chromebook.

Chromebook merupakan sebuah laptop yang dimodifikasi khusus oleh Kemendikbudristek dan disebar ke sejumlah sekolah di Indonesia mulai dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA baik negeri maupun swasta pada era kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim.

Bantuan hibah ini kemudian tersandung masalah lantaran terdapaat dugaan praktik korupsi yang dilakukan oleh petinggi Kemendibudristek RI, hingga akhirnya Mantan Konsultan Kemendikbudristek Ibrahim Arif ditetapkan sebagai tersangka.

Tidak sampai disitu, Mendikbudristek periode 2019 hingga 2024, Nadiem Makarim juga telah dua kali diperiksa.

Menyikapi hal itu tim TribunTangerang.com turut menyusuri penyaluran Laptop Chromebook ke SMP Negeri 33 Kota Tangerang yang berlokasi di Parung Jaya, Kecamatan Karang Tengah.

Salah seorang guru pria yang enggan disebutkan namanya mengatakan, SMPN 33 Kota Tangerang menerima 41 unit Laptop Chromebook dan masih tersedia hingga saat ini.

Baca juga: Pesantren Al-Matiin Tangsel Kini Bisa Gelar Ujian Mandiri Berkat Bantuan Chromebook Kemendikbud

Hanya saja laptop tersebut jarang digunakan oleh para peserta didik lantaran tidak dapat dioperasikan secara offline atau luring.

"Kalau tidak salah ada 41 unit Laptop Chromebook merk SPC, tapi jarang dipakai sama anak-anak karena harus ada jaringan internet atau online saat mengoperasikannya," kata dia kepada TribunTangerang.com, Senin (21/7/2025).

Selain itu alasan lain jarang digunakannya Laptop Chromebook tersebut ialah tidak dapat dipakai untuk mengakses aplikasi dasar-dasar pembelajaran untuk siswa jenjang SMP.

Seperti halnya penggunaan Microsoft Word, Microsoft Power Point, hingga fitur Paint yang kerap dimanfaatkan oleh anak-anak sebagai sarana menggambar dasar menggunakan alat elektronik digital.

"Dalam Chromebook itu enggak ada fiturnya sama sekali, mengunduh WPS Office aja enggak bisa digunakan anak-anak sebagai dasar belajar mengakses teknologi umum yang ada di dalam laptop," ungkapnya.

Kemudian ia menuturkan, puluhan Laptop Chromebook hanya digunakan oleh ratusan siswa dan siswi saat adanya ujian berbasis daring atau online.

Seluruh perangkat Laptop Chromebook hanya dapat diakses menggunakan akun tersendiri yang telah disediakan.

"Jadi laptop itu hanya bisa menggunakan  Chromebook saja atau ujian-ujian yang dilakukan secara online, karena hanya fitur itu saja yang bisa diakses," paparnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved