Banjir Tangsel

Turun Langsung Telusuri Kali Angke, Benyamin Davnie Mulai Petakan Biang Kerok Banjir di Tangsel

Kita akan melakukan pembenahan nanti. Saya akan melakukan pemetaan nanti apa yang perlu dibenahi oleh BBWS yang kolaborasi

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
SUSUR KALI ANGKE- Benyamin Davnie berencana melakukan pembenahan terhadap sejumlah aliran sungai yang melintasi wilayahnya, seperti Sungai Maharta dan Kali Cantika yang bermuara ke Kali Angke, (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 
Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG- Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie berencana melakukan pembenahan terhadap sejumlah aliran sungai yang melintasi wilayahnya, seperti Sungai Maharta dan Kali Cantika yang bermuara ke Kali Angke, Kota Tangerang.
Benyamin Davnie menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan pemetaan untuk mengetahui titik-titik yang perlu dibenahi. 
Pemetaan ini kedepan akan dilakukan melalui pemantauan udara menggunakan drone.
"Kita akan melakukan pembenahan nanti. Saya akan melakukan pemetaan nanti apa yang perlu dibenahi oleh BBWS yang kolaborasi dengan kita. Saya akan melakukan pemetaan melalui foto udara atau drone," ujar Benyamin, Kota Tangerang, Banten, Rabu (23/7/2025).
Meski demikian, Benyamin menegaskan bahwa kewenangan utama atas pengelolaan sungai berada di tangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). 
Pihaknya akan menyerahkan data dan dokumentasi lapangan untuk ditindaklanjuti pihak terkait.
"Tentu semua tentang kewenangan kali ini ada di Balai Besar, jadi akan kita sampaikan data-data yang ada di kita," tambahnya.
Menurut Benyamin, beberapa turap di wilayah Tangsel sudah mengalami perbaikan. Namun, ia menyoroti bahwa penyempitan dan hambatan aliran air justru terjadi setelah sungai masuk ke wilayah Kota Tangerang.

Baca juga: Cari Solusi Banjir Ciledug, Andra Soni Ajak Sachrudin dan Benyamin Davnie Susuri Kali Angke

"Di Tangsel enggak ada tanah yang menjorok ke sungai, enggak ada pohon pisang dan lain sebagainya. Tapi karena di kali kota Tangerang ini airnya terhambat, ya tentu tertahan dan berbalik ke kita," katanya.
Selain Sungai Maharta dan Kali Cantika, Benyamin juga menyinggung soal Kali Pesanggrahan yang hanya melintasi sebagian kecil wilayah Cirendeu, tepatnya di kawasan Perumahan Cirendeu Permai.
Selebihnya, Benyamin menyebut aliran sungai itu berada di wilayah DKI Jakarta.
Ia juga mencatat adanya sedimentasi serta kelokan-kelokan sungai yang bisa memicu genangan dan banjir di musim hujan. 
"Kelokan nanti akan kami cek, mungkin belasan, dan terjadi sedimentasi," ujarnya.
Untuk mendukung penanganan teknis di lapangan, Benyamin menyebut kemungkinan akan menggunakan alat berat jenis amfibi. Namun, hal ini masih akan dibahas dalam rapat bersama Tim Penanganan Banjir Provinsi Banten.
"Terkait dengan peralatan menggunakan amvibi nanti akan dibahas melalui tim penanganan banjir provinsi Banten. Kita juga ada tim pengendali banjir kota Tangerang Selatan yang sudah dibentuk," pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Banten, Andra Soni setelah melakukan penelusuran sungai bersama Benyamin Davnie dan Wali Kota Tangerang, Sachrudin mengatakan, kunjungan lapangan ini merupakan hasil kesepakatan bersama yang lahir dari banyaknya cerita dan keluhan warga terkait banjir yang terus berulang.
"Banyak cerita yang selama ini kita dengar, dan kemarin kita lihat sendiri bagaimana banjir terjadi di awal Juli kemarin. Karena itu kami berempat sepakat menyusuri Kali Angke bersama-sama agar bisa melihat langsung permasalahan dan menindaklanjuti secara tepat," ujar Andra Soni.
Dalam tinjauan tersebut, para kepala daerah melakukan kajian dan analisis mendalam terkait kondisi sungai serta fungsi infrastruktur yang ada, seperti Bendung Kolor yang dulunya dibangun untuk kebutuhan pertanian.
"Situasi sudah berubah. Sekarang kepala balai dan kepala dinas akan mengkaji ulang fungsi bendung ini. Kita ingin tahu apa yang bisa segera dilakukan dan siapa mengerjakan apa. Saya yakin satu-dua kegiatan ke depan, insyaAllah akan ada perubahan meskipun sedikit," ungkap Andra.
Secara kasat mata, Andra menyebut ada tiga permasalahan utama yang menyebabkan banjir di sepanjang aliran Kali Angke yaitu penyempitan aliran sungai akibat tanah timbul.
Kemudian, kedangkalan dasar sungai yang mempercepat luapan air dan pekerjaan tanggul oleh BBWS yang belum sepenuhnya tuntas.
"Tanggul ini masih banyak yang belum selesai, jadi saat debit air tinggi, alirannya justru masuk ke permukiman warga," tutup Andra. (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved