Sambut HRN 2025, Aprindo Gelar Edukasi kepada Pelaku UMKM Bekal Ekspansi ke Kancah Internasional 

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia atau Aprindo resmi membuka rangkaian kelas online bagi ribuan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joko Supriyanto
TribunTangerang.com/Gilbert Sem Sandro
HARI RITEL INDONESIA - Aprindo paparkan edukasi kepada ribuan pelaku UMKM dalam menyambut Hari Ritel Nasional (HRN) 2025, Kota Tangerang, Banten, Jumat (25/7). 

Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Menyambut Hari Ritel Nasional (HRN) 2025, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia atau Aprindo resmi membuka rangkaian kelas online bagi ribuan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Diikuti sebanyak 1000 pelaku UMKM di berbagai daerah Indonesia mulai dari Palu, Bogor, Bandung, Surabaya, Tangerang hingga kota-kota di Sumatera dan Kalimantan, HRN 2025 mengusung tema 'Mulai Kecil, Pikir Besar: Fondasi UMKM Tanggu'.

Sekjen Aprindo, Wahyudi Hidayat mengatakan, sebagai bagian dari ekosistem ritel modern dan rantai pasok global, pengetahuan dan pembekalan merupakan modal penting bagi pelaku UMKM.

"Kelas pertama ini dirancang sebagai pondasi awal dalam menyiapkan UMKM agar memiliki daya tahan, daya saing, dan kesiapan untuk menembus pasar nasional maupun ekspor dan ini akan dilakukan pembinaan dan pemberdayaan lanjutan sehingga pelaku UMKM bisa masuk ekosistem retail modern," ujar Wahyudi, Jumat (25/7/2025).

Adapun sesi utama dalam kelas itu menghadirkan dua pembicara inspiratif yaitu praktisi UMKM yang telah mendampingi berbagai brand lokal menuju ekspansi nasional Mirawati Purnama dan juga Irwan Santowijaya, konsultan bisnis dan ahli ekspor produk lokal.

Mirawati Purnama yang juga merupakan Ketua Bidang Education dan People Development Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) menyebut pentingnya menemukan AHA momen sebagai titik awal lahirnya sebuah produk yang benar-benar dibutuhkan pasar. 

Sederet kisah sukses brand lokal seperti BonCabe, Nature Pals dan berbagai bisnis kecil yang muncul dari observasi sederhana namun bermakna pun dipaparkan.

"Banyak UMKM hanya ikut tren, padahal kunci sukses ada pada pemahaman masalah konsumen yang jujur, tapi jadi solusi," kata dia.

Sesi itu membahas secara menyeluruh pilar pilar penting dalam membangun bisnis UMKM yang tahan banting. Seperti langkah membangun bisnis mulai dari ide, prototipe, validasi pasar, penyusunan proposal, tim solid, pendanaan hingga soft launching.

Termasuk menekankan karakter UMKM yang tangguh, gigih, inovatif, adaptif dan disiplin secara finansial, serta pentingnya memiliki legalitas dan regulasi, mulai dari izin usaha, izin edar hingga sertifikasi halal. 

Sebab ia menilai, kepatuhan terhadap standar produksi dan higienitas merupakan suatu kewajiban dan bentuk keseriusan sebagai pengusaha.

"Kalau sudah punya izin usaha, sertifikat halal, standar produksi yang bersih dan terukur itu tandanya sudah melangkah dari pedagang menuju pengusaha," tuturnya.

"Karena memang pengusaha memikirkan kualitas dan keberlanjutan, bukan hanya jualan sesaat yang harus cepat laku," imbuhnya.

Sementara itu Wakil Ketua 2 Panitia HRN 2025, Viendra Primadia menambahkan, seluruh pelaku UMKM yang ikut serta dalam sesi kelas online berkesempatan untuk tampil di sejumlah pameran nasional dan internasional.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved