Liputan Khusus

17 Siswa Asal Tangsel Terpilih Mengikuti Program Sekolah Rakyat Gratis Kemensos

Terakhir itu seingat saya ada 17 siswa warga Tanggerang Selatan yang akan sekolah di sekolah rakyat

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
shutterstock)
PROGRAM SEKOLAH RAKYAT- Ilustrasi pelajar berjalan menuju sekolah. Hari Pendidkan Nasional diperingati pada Jumat 2 Mei 2025. Sebanyak 17 siswa asal Kota Tangerang Selatan terpilih mengikuti program Sekolah Rakyat yang digagas Kementerian Sosial (Kemensos) (shutterstock) 

Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, SERPONG UTARA- Sebanyak 17 siswa asal Kota Tangerang Selatan terpilih mengikuti program Sekolah Rakyat yang digagas Kementerian Sosial (Kemensos).

Kepala Dinsos Tangsel, Mohammad Ervin Andani mengatakan, siswa yang terdaftar di sekolah rakyat adalah mereka yang tercatat di Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

"Terakhir itu seingat saya ada 17 siswa warga Tanggerang Selatan yang akan sekolah di sekolah rakyat," kata Muhammad Ervin, Serpong, dikutip Selasa (29/7/2025).

Muhammad Ervin mengatakan, para peserta didik berasal dari keluarga kurang mampu dan akan mulai menempuh pendidikan secara penuh di sekolah tersebut mulai 30 Juli 2025.

Program ini menyasar anak-anak dari keluarga dengan status ekonomi pada desil 1 dan 2 menurut klasifikasi Badan Pusat Statistik (BPS). 

Artinya, mereka termasuk dalam kelompok masyarakat miskin dan rentan miskin.

Adapun, seleksi dilakukan oleh pendamping sosial Program Keluarga Harapan (PKH), yang turun langsung ke lapangan sejak Juni lalu untuk mendata calon peserta.

“Terakhir itu, seingat saya ada 18 siswa warga Tangsel yang akan sekolah di Sekolah Rakyat. Karena ini gelombang kedua, kita mulainya 30 Juli,” ujar Muhammad Ervin.

Para siswa berasal dari seluruh kecamatan di Tangsel, dengan jumlah terbanyak dari wilayah Pondok Aren dan Serpong.

Meskipun berasal dari keluarga tidak mampu, mereka bukan termasuk kategori miskin ekstrem.

Menurut Muhammad Ervin, latar belakang orang tua para siswa mayoritas adalah pekerja kasar, bahkan ada yang tidak bekerja sama sekali. 

Kendati demikian, para siswa tersebut mendapatkan kesempatan emas menempuh pendidikan dengan fasilitas yang disebut-sebut setara sekolah kedinasan.

“Semua fasilitas ditanggung pemerintah. Baju, tempat tidur, laptop, bahkan AC di tiap kamar. Kalau sakit juga langsung diobati," tambahnya.

Sebagaimana diketahui, gedung yang digunakan untuk sekolah merupakan bekas Balai Latihan Kerja (BLK) milik Provinsi Banten. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved