Sekolah Rakyat
Sekolah Rakyat Belum Dimulai, Ketua DPRD Kota Tangerang Minta Orang Tua Bersabar: Butuh Proses
Ketua DPRD Kota Tangerang, Rusdi Alam pun meminta kepada pelajar dan para orang tua untuk menambah bersabar terlebih dahulu.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joko Supriyanto
Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang menyoroti pelaksanaan Sekolah Rakyat yang digagas Pemerintah Pusat melalui Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Pasalnya program yang ditujukan kepada masyarakat miskin dan miskin ekstrem itu tak kunjung terlaksana setelah diundur hingga tiga kali sejak Senin (14/7/2025) lalu.
Menyikapi hal tersebut Ketua DPRD Kota Tangerang, Rusdi Alam pun meminta kepada pelajar dan para orang tua untuk menambah bersabar terlebih dahulu.
"Wajarlah mereka khawatir karena semua orang tua ingin yang terbaik buat anaknya, tapi setidaknya bersabarlah, semua butuh proses persiapan biar semuanya bisa berjalan lebih baik lagi," ujar Rusdi kepada TribunTangerang.com, Senin (11/8/2025).
"Kita tunggu saja, ini kan sebuah program baru agar outputnya bisa menghasilkan anak yabg lebih baik dibandingkan sekolah biasa dan mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa berjalan normal," sambungnya.
Lebih lanjut ia menilai mematangkan pelaksanaan program Sekolah Rakyat tidaklah mudah lantaran banyak poin berbeda dari sekolah pada umumnya. Mulai dari gedung bangunan untuk ruang belajar, bangunan mes untuk tempat tinggal siswa, serta faktor penunjang lainnya.
Selain itu Sekolah Rakyat juga dinilai memerlukan persiapan lebih banyak dalam membentuk mental dan karakter siswa jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).
Metode boarding school atau sekolah yang seluruh pelajarnya tinggal di lokasi yang sama membuat waktu persiapan yang dibutuhkan menjadi lebih panjang.
Telebih sisten sekolah tersebut juga turut mempelajari ilmu agama secara rinci baik praktik ibadah, muamalah serta akhlak di dalamnya, meski tidak tertinggal pula ilmu pengetahuan umum seperti yang ada pada sekolah umum lainnya.
"Adapun belum berjalannya Sekolah Rakyat karena semua butuh persiapan, seperti yang kita tau sekolah baru itu butuh rumusan, butuh metode, butuh guru-guru yang pas sehingga nanti bisa menghasilkan kualitas anak didik baik juga," ungkapnya.
"Sistem ini kan formatnya boarding school, bukan hanya sisi akademik yang ditanamkan di sekolah itu tapi juga sisi mental, karakter, semangat juang dan ssgala macam yang dibentuk kepada anak-anak saat lulus nanti menjadi anak yang kompetitif dan unggul," paparnya.
Kendati demikian Rusdi pun mengapresiasi Presiden Prabowo yang menginisiasi sitem boarding school dengan penanganan tanggung jawab dibebankan kepada pemerintah guna menjadi percontohan.
Nantinya DPRD Kota Tangerang akan berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan agar menjalani koordinasi lebih lanjut dengan Pemprov Banten dalam pelaksanaan jadwal masuk Sekolah Rakyat.
Dengan demikian anak-anak yang terdaftar di SR dapat segera mulai bersekolah dan menjalani proses belajar mengajar tersebut.
"Tentu kita apresisasi adanya model pembelajaran baru buat masyarakat ini, mudah-mudahan kedepan bisa berjalan lancar, menghasilkan kualitas yang bagus dan jadi percontohan buat sekolah-sekolah di Indonesia," ucapnya.
"Harapannya semoga proses pembelajaran Sekolah Rakyat ini menanamkan nilai keagamanaan dan pendidikan akhlak, moralitas yang lebih di kedepankan agar bisa mencetak generasi unggul dan berkompeten menghadapi masa kerja dan perkuliahan," jelas Rusdi.
Diberitakan sebelumnya salah seorang wali murid yang putranya terdaftar dalam SR, Netih Aryatih mengatakan khawatir terhadap program unggulan Presiden Prabowo lantaran tak kunjung dimulai.
"Anak saya terdaftar di SR cuma sudah 2 minggu ini belum masuk-masuk, info pertama itu dibilang masuknya barengan sama sekolah umum, tapi ternyata enggak jadi dan diundur ke tgl 1 Agustus, tapi kemarin katanya diundur lagi jadi tanggal 15 Agustus," ujar Netih saat diwawancarai TribunTangerang.com, Minggu (3/8/2025).
Adapun warga asal Kelurahan Pondok Pucung, Karang Tengah, Kota Tangerang itu mengaku tidak mengalami kesulitan sama sekali dalam mendaftarkan putranya ke Sekolah Rakyat.
Justru ia ditawarkan oleh pihak dinas sosial dan petugas kecamatan untuk mendaftar SR dan dilayani langsung dengan datang ke kediamannya sembari mengumpulkan berkas yang diperlukan.
Mendapat penjelasan akan keunggulan program sekolah rakyat, Netih pun setuju dan ingin agar putranya ikut serta sebagai peserta didik SR asal Kota Tangerang.
"Anak saya kebetulan dari SMP naik ke SMA, lalu jauh sebelum SPMB dimulai ada petugas dinas sosial dan kecamatam dateng ke rumah nawarin mau enggak anak saya sekolah SR," tuturnya.
"Daftar enggak ada kesulitan sama sekali, kita didatengin cuma diminta KTP sama KK, sama SIM doang, terus enggak lama kemudian ditelepon supaya kita isi data dan ikut tes kesehatan di Puskesmas Cipondoh, abis itu dikabarin kalau diterima," imbuhnya.
Menurut Netih, putranya tersebut akan didaftarkan masuk menuju sekolah swasta apabila pada Jumat (15/8/2025) para pelajar Sekolah Rakyat tak kunjung masuk.
Sebab ia khawatir putranya bernama Zaka Darmawan tersebut akan tertinggal materi pelajaran apabila sekolah tak juga dimulai.
"Namanya masa depan anak, kalau diem begini jadi khawatir juga, karena teman-temannya pada berangkat sekolah, eh anak saya malah di rumah, jadi bingung sendiri gimana sih belum apa-apa programnya kok udah gajelas begini," ungkapnya.
"Kalau diundur terus masuknya sebagai orang tua, sepertinya akan daftar anak saya ke sekolah swasta saja, enggak masalah berbayar juga namanya demi anak," paparnya
Sementara itu Zaka menuturkan, dalam dua pekan terakhir belum menjalani proses pembelajaran di Sekolah Rakyat meskipun mengalami pengunduran jadwal masuk.
Bahkan informasi jadwal pelajaran dan arahan untuk belajar secara daring juga tak kunjung disampaikan dalam grup peserta didik Sekolah Rakyat.
"Kami sudah ada grup WA sekolah Rakyat yang isi pembahasannya sama sekali belum ada ngomongin pelajaran, hanya informasi pengunduran jadwal tanggal masuknya terus," kata dia.
"Arahan belajar online juga gak ada, grup kelas juga gada, jadi saya belum ada belajar apapun, karena informasi kelas, guru, belajar apa di rumah juga enggak ada sama sekali," sambungnya.
Pelajar kelahiran 2 November 2009 itu berharap Sekolah Rakyat dapat segera dimulai agar dirinya tidak tertinggal materi pembelajaran dengan teman sebayanya.
"Jujur saya takut benar bakal sekolah apa enggak ini saya, takut ketinggalan materi pelajaran juga soalnya udah lama banget ga masuk sekolah, sedangkan temen-temab saya yang lain udah masuk sekolah 2 minggu ini," kata dia. (m28)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Alasan 9 Siswa Pilih Kabur dari Aktivitas Belajar di SRMA 33 Tangsel |
![]() |
---|
9 Siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas 33 Tangerang Selatan Pilih Mundur, Ada yang Pergi Diam-diam |
![]() |
---|
Mimpi Anak Guru Ngaji Jadi Dokter Nyaris Padam, Kini Hidup Kembali di Sekolah Rakyat |
![]() |
---|
Alasan Anak di Sekolah Rakyat Tangsel Masih Disuplai Katering Bukan MBG |
![]() |
---|
150 Siswa Sekolah Rakyat Tangsel Mulai Masuk, Makan Bergizi Gratis Masih Tahap Persiapan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.