Cara Kapolsek Ciputat Timur Damaikan Opang vs Ojol Stasiun Pondok Ranji 

Kami ada karena amanah warga, TNI dan Polri hadir sebagai representasi negara, saya selaku Kapolsek selalu kedepankan upaya pencegahan

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
DAMAIKAN OJOL VS OPANG- Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Bambang Askar Sodiq. Bambang memastikan hadir sebagai representasi negara yang bertanggung jawab menjaga kedamaian masyarakat dan mengutamakan tindakan preventif. (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 

Laporan Wartawan
TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, CIPUTAT TIMUR– Peran aktif Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Bambang Askar Sodiq membuat insiden ketegangan antara pengemudi ojek pangkalan dan ojek online di stasiun Pondok Ranji, Selasa (16/8/2025) diselesaikan secara damai.

Bambang memastikan hadir sebagai representasi negara yang bertanggung jawab menjaga kedamaian masyarakat dan mengutamakan tindakan preventif.

"Kami ada karena amanah warga, TNI dan Polri hadir sebagai representasi negara, saya selaku Kapolsek selalu kedepankan upaya pencegahan," ujar Bambang Askar Sodiq kepada TribunTangerang.com saat dikonfirmasi, Sabtu (23/8/2025).

Mantan Kapolsek Pondok Aren itu menyampaikan komitmennya sejalan dengan motto Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Asep Edi Suheri, yakni "Jaga Jakarta".

Pendekatan ini, lanjut Bambang, menjadi kunci meredam konflik dan mendorong solusi damai.

"Agar kami selalu jaga lingkungan, jaga Warga, jaga Aturan, jaga Amanah," ujar Bambang.

Sebelumnya, Bambang mengungkapakan kronologi perseteruan antara Ojol dan Opang di Stasiun Pondok Ranji.

Baca juga: Sempat Konflik dengan Opang, Kini Ojol Boleh Jemput Penumpang di Pondok Ranji

Pada mulanya, ungkap Bambang, seorang opang menyetop paksa driver ojol yang sedang menjemput penumpang, mencabut kunci motor secara tiba‑tiba dan memaksa penumpangnya untuk pindah opang dan ramai di media sosial.

Pihak Polsek, lanjut Bambang, segera menindaklanjuti laporan tersebut dan turun ke lapangan, melakukan penyelidikan, hingga mengamankan pelaku. 

Meski begitu, ia memilih pendekatan damai melalui mediasi, pihak korban, pihak stasiun, kelurahan Pondok Ranji, Danramil, perwakilan opang, ojol, serta koordinator angkutan umum (angkot).

“Alhamdulillah, kami sudah lakukan mediasi bersama. Semua pihak kooperatif. Kami sepakat agar ke depan tidak ada lagi kejadian seperti kemarin yang mengganggu keamanan dan kenyamanan warga,” ujar Bambang.

Bambang memastikan ojek online tetap diperbolehkan mengangkut penumpang dari Stasiun Pondok Ranji, harus sesuai dengan titik jemput yang sudah disepakati dalam perjanjian antara opang dan ojol.

“Titik jemputnya itu ada di depan dealer Honda dan di depan Alfa Midi. Kalau ada kondisi khusus seperti disabilitas, ibu hamil, atau situasi darurat, bisa disampaikan ke pihak keamanan stasiun, nanti difasilitasi,” jelas Bambang.

Lokasi titik penjemputan berada sekiranya 300 meter dari stasiun Pondok Ranji. 

Kesepakatan tersebut, lanjut Bambang, bersifat mengikat dan telah diketahui kedua belah pihak sejak awal. 

“Jangan sampai ada kebuntuan komunikasi. Itu yang bikin masalah. Ke depan, kami akan sosialisasikan lebih masif lewat media sosial dan spanduk di area stasiun,” ujar mantan kasatlantas Polresta Bandara Soekarno-Hatta.

Ia menegaskan bila terjadi pelanggaran serupa ke depan, maka sanksi akan diberlakukan.

“Kita sudah sepakati bersama, kalau kejadian serupa terulang, tentu akan ada sanksi. Kita ingin wilayah ini jadi rumah bersama yang aman dan nyaman," pungkasnya. (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved