Menurut Kiai Adnan, sudah jelas mereka adalah kelompok teror yang mengancam keamanan dan perdamaian masyarakat Poso yang majemuk dan damai.
"Kerja mereka hanya membunuh warga Poso, itu bukan jihad."
"Tidak ada jihad membunuh saudara sesama muslim," ucap Kiai Adnan.
Oleh karena itu, ia meminta negara, dalam hal ini seluruh stakeholder terkait, bahu-membahu menumpas dan menyelesaikan kelompok kecil sisa-sisa MIT di Gunung Biru, agar kedamaian dan ketenangan warga Poso bisa berjalan dengan sepenuhnya.
"Apakah itu Densus 88, TNI-Polri, kita serahkan pada pemerintah."
"Kami warga Poso meminta kelompok yang di Gunung Biru diselesaikan, tinggal enam orang saja," cetusnya.
Menurut Kiai Adnan, saat ini perlengkapan negara dalam menghadapi musuh sudah canggih.
Seharusnya tidak sulit menumpas sisa-sisa MIT yang masih bercokol di Gunung Biru.
Tinggal bagaimana teknis di lapangan agar misi tersebut bisa berjalan lancar dan sukses.
"Malu kita kalau negara tidak bisa menumpas habis sisa-sisa di Gunung Biru tersebut," katanya, geram.
Jangan sampai, lanjut Kiai Adnan, pemuda Poso mendatangi pemerintah guna meminjam senjata untuk menumpas sisa kelompok MIT di Gunung Biru.
Menurutnya, pemuda-pemuda di Poso sudah sangat kecewa dengan negara yang dinilai lamban dalam menumpas kelompok teror tersebut.
"Kami sebagai anak bangsa geram, apa perlu pemuda Poso naik ke Gunung Biru, tumpas itu para pemberontak?"
"Kalau sudah selesai, kami kembalikan senjata kepada negara."
"Kami (masyarakat Poso) menderita selama kelompok teror di Gunung Biru belum diselesaikan oleh negara," paparnya.