TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjawab isu paham komunisme menyusup di tubuh TNI.
Isu itu diembuskan oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, dengan mengaitkan pembongkaran patung para tokoh militer di Museum Dharma Bhakti Kostrad.
Hadi menganggap pernyataan Gatot sebagai nasihat senior bagi prajurit aktif TNI, untuk senantiasa waspada agar sejarah kelam tidak kembali terjadi.
Baca juga: Rabu Besok Golkar Bakal Serahkan Nama Pengganti Azis Syamsuddin Sebagai Wakil Ketua DPR
Ia mengatakan, sebagai institusi, TNI selalu memedomani faktor mental dan ideologi merupakan sesuatu yang vital.
Untuk itu, kata dia, pengawasan intensif baik terhadap radikal kiri, radikal kanan, maupun radikal lainnya, secara eksternal dan internal, selalu menjadi agenda utama.
Hadi juga menyatakan tidak mau berpolemik terkait hal tersebut.
Baca juga: Usul Final Pemerintah Setelah Gelar Simulasi, Pemilu 2024 Digelar pada 15 Mei
Hal itu karena menurutnya isu tersebut tidak bisa dibuktikan secara ilmiah.
"Saya tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah."
"Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat."
"Dan sebenarnya masalah ini sudah diklarifikasi oleh institusi terkait," tutur Hadi ketika dikonfirmasi wartawan, Senin (27/9/2021).
Tudingan Keji
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menuding PKI menyusupi TNI.
Tudingan itu dikaitkan dengan pembongkaran patung tokoh militer di Museum Darma Bhakti Kostrad.
Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman membenarkan patung tiga tokoh yang tadinya ada di Museum Darma Bhakti Kostrad itu, kini sudah tidak ada.
Ketiga patung itu adalah patung Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD).