Berita Tangsel

Warga Perum Pondok Kacang Timur Digegerkan Penemuan Ular Kobra Jawa 1,3 Meter

Penulis: Rizki Amana
Editor: Dian Anditya Mutiara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Damkar Kota Tangsel Evakuasi ular kobra Jawa dari Perumahan Pondok Kacang Prima, Jalan Gelatik 2 Blok D3/4, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren

TRIBUNTANGERANG.COM, PONDOK AREN - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangerang Selatan (Damkar Tangsel) menangkap seekor ular kobra jawa yang berkeliaran di Perumahan Pondok Kacang Prima, Jalan Gelatik 2 Blok D3/4, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren. 

Komandan Regu Tim Alpha Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangsel, Darus Salam temuan ular kobra itu berawal dari laporan seorang warga di lingkungan tersebut bernama Sri Mulyani. 

Saat itu sang pemilik rumah melihat ular kobra jawa berukuran sekitar 1,3 meter itu berada di halaman rumahnya. 

"Ular Kobra Jawa berjalan di antara tumpukan bebatuan. Lalu sang pemilik merekamnya dan melaporkan ke suaminya tentang adanya ular kobra tersebut," kata Darus saat dikonfirmasi TribunTangerang.com, Kota Tangsel, Sabtu (27/11/2021).

Kemudian, rekaman terbuat disebar sang pemilik rumah ke grup Whatsapp warga lingkungan setempat. 

Baca juga: Ular Sanca Batik 3 Meter Sembunyi di Kolong Lemari Warga di Serpong, Terkenal Predator Manusia

Baca juga: Hewan Peliharaan Bisa Tertular Virus Corona, tapi Bukan Jenis SARS-COV2 Penyebab Covid-19

Warga setempat pun kaget adanya hewan melata yang mematikan itu hidup di lingkungan tersebut. 

Lantas tak mau mengambil risiko akan keberadaan ular kobra tersebut, warga pun melaporkannya ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangsel. 

"Sang suami langsung menyebarkan ke grup RT, lalu Bu RT langsung ambil tindakan menelpon Pemadam Kebakaran Kota Tangsel," ungkapnya. 

Beruntung petugas Damkar Kota Tangsel dapat menemukan keberadaan ular kobra tersebut dan langsung mengevakuasinya. 

Mengenal Ular Kobra Jawa 

Spesies ular kobra yang banyak ditemukan ini adalah jenis ular kobra Jawa bernama latin Naja sputatrix.

Menurut ahli herpetologi (reptil dan amfibi) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, ada dua spesies ular kobra di Indonesia.

Selain ular kobra Jawa, ada juga Naja sumatrana atau ular kobra Sumatera. Amir mengatakan ular kobra Jawa, banyak ditemui di Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara hingga Flores.

"Sedangkan Naja sumatrana atau ular kobra Sumatera kebanyakan ada di Sumatera dan Kalimantan," kata Amir saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/11/2020).

Amir mengungkapkan dari data penemuan ular yang banyak dilaporkan di Jakarta dan sekitarnya atau wilayah Jabodetabek, ular kobra paling sering dijumpai.

Habitat asli ular ini yakni di area persawahan, pekarangan hingga permukiman. Ular kobra juga merupakan spesies reptil yang paling mudah beradaptasi dan mudah berkembang biak.

"Khususnya di Jawa. Wilayah ini menyediakan konversi habitat yang sudah sangat masif, termasuk adanya lahan persawahan," ungkap Amir.

Menurut Amir, lahan persawahan membuat populasi ular kobra meningkat, karena banyak potensi makanan atau mangsa bagi ular ini, yakni tikus.

Namun, semakin sedikit predator alami, seperti elang hingga biawak, maka semakin membuat populasi ular, termasuk ular kobra naik.

Padahal, predator alami tersebut memiliki peranan penting dalam menekan populasi anakan ular yang meningkat di musim-musim tertentu, seperti musim hujan, saat banyak telur ular kobra mulai menetas.

"Akibatnya, membuat populasi anakan ular ini semakin tidak terkontrol," kata Amir.

Ular kobra mudah beradaptasi Meski habitat asalnya di persawahan hingga pekarangan, ular kobra merupakan jenis hewan yang sangat mudah beradaptasi.

Bahkan, di perumahan dengan banyak manusia, ular kobra dapat beradaptasi dengan baik di kawasan ini.

Sebab, kemungkinan sebelum menjadi permukiman, sebelum dihuni manusia mungkin adalah lahan persawahan atau pekarangan.

"Adaptasi ular cukup bagus jika dibandingkan dengan mamalia maupun burung. Apalagi ular (kobra Jawa) seperti ini," jelas Amir.

Amir juga menyebutkan bahwa ular kobra tidak sulit berkembang biak. Sekali bertelur, ular kobra bisa menelurkan 13 hingga 20 butir, minimal setahun sekali.

Penetasan telur-telur ular kobra ini juga di tempat-tempat yang cukup tersembunyi, yakni di lingkungan yang cenderung lembab dan gelap.

Selain itu, banyaknya anakan ular kobra di permukiman, menurut Amir, bisa jadi disebabkan karena wilayah ini menyediakan shelter atau tempat berlindung bagi ular.

Misalnya, banyak tumpukan barang baik di dalam maupun di luar rumah, yang kemudian menjadi tempat yang hangat dan lembab bagi ular untuk berlindung.

Permukiman seperti di Jakarta dan sekitarnya, juga menyediakan potensi makanan bagi ular kobra Jawa. Mangsanya, yakni tikus banyak berada di lingkungan ini.

 

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Mengenal Ular Kobra Jawa yang Banyak Ditemui di Permukiman Jakarta"