TRIBUNTANGERANG.COM, TANJUNG DUREN - Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti, Fauzan Raisal Misri diduga jadi korban penganiayaan oleh pengelola parkir kampusnya pada Rabu (6/4/2022) malam.
FA saksi mata menerangkan, peristiwa berawal ketika mahasiswa protes terhadap biaya parkir yang terlalu mahal.
Padahal pada perjanjian awal mahasiswa yang kuliah di sana tidak akan dipungut biaya oleh pengelola.
"Kalau ngomongin perjanjian itu harusnya dua belah pihak tanda tangan atau setuju tapi isi perjanjian satu pihak doang atas pihak dia sendiri dan Presma Universitas Trisakti enggak tanda tangan jadi sepihak," tuturnya Kamis (7/4/2022).
Para mahasiswa ini mengeluh parkiran yang tarik oleh pengelola sampai Rp 26.000 dan itu memberatkan pengendara sepeda motor yang merupakan peserta didik di kampus tersebut.
Kemudian mahasiswa melakukan aksi protes dengan jumlah 10 orang dan pihak Presma menyegel parkiran itu supaya tidak beroperasi.
Baca juga: Ditemukan Wasiat kode ATM dan Mobile Banking di Mobil Pria yang Tewas Berlumuran Darah di Parkiran
Baca juga: Wisatawan Digetok Rp 100.000, Kadishub DKI Bakal Cek Dugaan Pungli Parkir di Pelabuhan Kali Adem
"Pertama temannya teriak kalian semua dipanggil sama Roni badak mau ngobrol, kami datang karena mau ngobrol sama Presma Trisakti datang barang sama masa aksi lah 10 orang ini," ujarnya.
Tak lama setelah bertemu, para mahasiswa ini di toyor oleh Roni badak yang merupakan alumni mahasiswa Trisakti.
Karena Roni alumni angkatan jauh, maka para mahasiswa tidak ada yang berani melawan ketika terjadi kekerasan.
"Ditendangin masalahnya di kampus sampai ada preman gini bahaya alumni sekalipun gitu loh," kata mahasiswa aktif Trisakti.
Baca juga: Wisatawan Kepulauan Seribu Terkejut Ditarik Uang Parkir Rp 100.000 Per Malam di Pelabuhan Kaliadem
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Joko Dwi Harsono menambahkan, pihaknya baru menerima laporan siang tadi.
Mahasiswa ini mendapat tendangan di kaki oleh orang bernama Roni dan pihaknya sedang menyelidiki.
"Jadi kami masih menunggu hasil visium dari dokter terkait dengan kekerasan tersebut," jelas Joko. (m26)