TRIBUNTANGERANG.COM, SUKABUMI -- Getaran dan suara gemuruh di dalam tanah dirasakan warga Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dua hari berturut-turut, sejak Jumat hingga Sabtu (23/4/2022).
Terletak di kaki Gunung Pangrango, Desa Selajambe jauh dari jalan besar dan tak ada kegiatan konstruksi atau penambangan yang bisa menimbulkan getaran dan suara gemuruh di tanah.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, suara gemuruh dibarengi getaran bisa bersumber dari gempa atau aktivitas sesar di daerah tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung turut memberikan penjelasan soal suara gemuruh misterius yang didengar sejumlah warga Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: Sistem One Way Akan Diterapkan di Tol Kalikangkung Semarang untuk Antisipasi Kemacetan Arus Mudik
Kepala BMKG Stasiun Bandung, Teguh Rahayu menjelaskan, terkait suara gemuruh dan getaran di dalam tanah pada hari Jumat dan Sabtu, 22 dan 23 April 2022 antara pukul 06.00-10.00 WIB.
"Berdasarkan dari laporan masyarakat, BMKG Bandung menelusuri menggunakan peralatan yang kami miliki berupa jaringan seismograph, lightning detector, serta data pengamatan satelit," papar Tegug dalam keterangan tertulisnya kepada Tribunjabar.id, Minggu (24/4/2022).
Teguh menuturkan, berdasarkan hasil monitoring tersebut, didapat data sebagai berikut:
Baca juga: Kelas Motor Matic Jadi Primadona pada Gelaran Hari Pertama Ajang Street Race BSD
1. Jaringan seismograph BMKG Bandung pada tanggal 22 dan 23 April 2022 dari pukul 06.00–10.00 WIB tidak merekam adanya aktivitas gempa bumi di sekitar Desa Selajambe.
2. Alat lightning detector BMKG Bandung pada tanggal 22 April 2022 pukul 09.23.05 WIB dan 09.23.14 WIB mencatat aktivitas petir IC (Intra-Cloud) terdekat pada jarak 2,01 Km dan 2,36 Km, arah tenggara dan barat daya dari kantor Desa Selajambe.
Kemudian pada tanggal 23 April 2022 ada aktivitas petir yang cukup jauh, yaitu CG+ (cloud to ground positif) sekitar 19,6 Km arah utara kantor Desa Selajambe dan CG- (cloud to cround negatif) sekitar 21,4 Km arah barat laut dari Kantor Desa Selajambe.
Baca juga: Mobil Xpander Terbakar di Pondok Pinang, Kerugian Ditaksir Rp190 Juta
3. Berdasarkan data pengamatan satelit, pada saat yang dilaporkan, tidak terdapat awan Cb ataupun Cu yang dapat menyebabkan badai petir. Kondisi cuaca pada saat kejadian adalah cerah berawan, sehingga bisa disimpulkan penyebab gemuruh bukan disebabkan oleh fenomena atmosferik.
"Berdasarkan hasil monitoring pada tanggal 22 dan 23 April 2022 dari pukul 06.00–10.00 WIB tidak ada aktivitas seismik (patahan gerakan dari kerak bumi), terdapat aktivitas petir yang tercatat pada tanggal 22 April 2022, pukul 09.23.05 WIB dan 09.23.14 WIB yaitu Petir IC (Intra-Cloud) terdekat pada jarak 2,01 Km dan 2,36 Km, arah tenggara dan barat daya dari Kantor Desa Selajambe," kata Teguh.
Baca juga: Jelang Lebaran, Harga Bawang Merah Tembus Rp40.000 per Kg
"Namun penyebab dari suara gemuruh dan getaran tanah tersebut masih belum dapat dipastikan," tutur Teguh.
Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Masyarakat diharap hanya percaya pada informasi resmi, kebencanaan melalui informasi resmi yang dikeluarkan dari pihak yang berhubungan langsung," imbuhnya.