Tangerang Raya

Edy Mamat Dilarang Bermain Sepak Bola Turnamen Tarkam di Pakujaya Cup 2 Tahun Berturut-turut

Edy Mamat, anggota DPRD Kota Tangerang Selatan, mendapat hukuman larangan bermain dalam turnamen antar-kampung (tarkam) Pakujaya Cup 7.

Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Rafzanjani Simanjorang
Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan Edy Mamat (dua dari kiri) berjabat tangan dengan wasit eka (ketiga dari kiri). Keduanya sepakat berdamai dan tidak memperpanjang masalah di lapangan sepak bola ke luar lapangan. 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Edy Mamat, anggota DPRD Kota Tangerang Selatan, mendapat hukuman larangan bermain dalam turnamen antar-kampung (tarkam) Pakujaya Cup 7.

Larangan dari panitia penyelenggara turnamen terhadap Edy Mamat berlaku selama dua tahun berturut-turut.

Alasan pemberian hukuman karena Edy Mamat memukul wasit saat bermain dalam turnamen Pakujaya Cup 7, Jumat (10/6/2022).

Bukan hanya Edy Mamat, klubnya yakni Orkil FC juga dilarang bermain tahun depan di turnamen yang sama.

Saat ini, masalah Edy Mamat dan wasit yang bernama Eka telah selesai. Kedua belah pihak sepakat saling memaafkan atas kejadian tersebut.

Mereka juga sepakai berdamai dan tidak memperpanjang masalah tersebut.

Sebelumnya, anggota dewan DPRD Tangerang Selatan itu memberikan klarifikasi soal aksi pemukulan yang dilakukan terhadap wasit.

Dia menjelaskannya saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Pondok Jagung, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Sabtu (11/6/2022).

Menurutnya, dia tak berniat memukul wasit.

Edy Mamat menjelaskan, dia ingin menghalau wasit agar tak perlu memberinya kartu merah karena baru mendapat kartu kuning karena memprotes wasit.

Pemain Orkil FC bernomor punggung 7 itu hanya ingin minta ketegasan wasit.

"Dalam pertandingan itu, tim kami berjuang untuk menang. Saya juga kerap dilanggar tapi tak dianggap pelanggaran."

"Saya tidak menyalahkan wasit karena kondisi lapangan kemarin sangat becek, jadi banyak pelanggaran. Saya hanya berharap keadilan dari wasit," ujarnya.

"Insiden itulah terjadi. Saya protes, diberi kartu kuning. Saya masih protes, wasit mungkin spontan karena tensi pertandingan, jadi saya diberi kartu merah."

"Saat itu saya ingin menghentikan keputusan wasit, "Kok saya dikartu merah?, saya bukan mau memukul tapi mau stop keputusan wasit," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved