TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Muhammad Fajapik baru saja menuangkan satu karung batok kelapa ke amparan di bawah tenda untuk dikeringkan.
Pria yang akrab disapa Fajapik itu membuka wirausaha membuat dan menjual arang dari batok kelapa.
Batok kelapa yang belum diolah itu dia beli seharga Rp 20.000-an per karung dari pasar.
Dia mengeluarkan batok kelapa dari karung dan dihamparkan di atas alas untuk dikeringkan.
Kemudian, batok kelapa itu akan menjalani proses pembakaran.
Sebelum dijadikan arang melalui proses pembakarang, batok kelapa itu dikeringkan selama satu hari.
Setelah batok kelapa kering, dia memasukkannya ke dalam drum untuk dibakar. Bahan bakarnya karet atau bensin.
Setelah batok kelapa itu menyusut, dia akan menambahkan batok kelapa lainnya hingga drum kembali terisi penuh.
Saat batok kelapa sudah menjadi arang, dia menutupnya menggunakan abu dan didinginkan.
Baca juga: Ibnu Jamil dan Ririn Ekawati Bisnis Kuliner, Suami Urusan Manajemen Istri Urusan Dapur
Baca juga: Gurita Bisnis Bandar Sabu, dari Bonpis Sampai Ciputat dan Balaraja
Butuh waktu delapan jam untuk mengubah batok kelapa menjadi arang.
Satu drum bisa menghasilkan empat karung arang dan dia memiliki empat drum.
Sebelumnya, Fajapik bekerja sebagai karyawan swasta. Tidak pernah terpikir dalam benaknya mengolah batok kelapa menjadi arang sebagai bisnisnya.
Namun, pengurangan karyawan di kantornya akibat pandemi Covid-19, dia harus tetap bekerja untuk menghidupi dirinya dan keluarganya.
Lantas, dia mulai menekuni membuat arang dari batok kelapa beberapa bulan ini.
Bukan hal yang asing baginya untuk membuat arang dari batok kelapa karena ibunya pembuat arang dari batok kelapa.
Menurut Fajapik, momen Idul Adha sebagai waktu yang ditunggu-tunggunya. Pasalnya, dia meraup banyak rezeki dari penjualan arang batok kelapa.
Satu bulan jelang Idul Adha permintaan akan arang selalu meningkat.
"Kalau hari biasa kan bisa lima karung, tapi kalau Idul Adha bisa dua kali lipatnya," ucap Fajapik saat ditemui di tempat usahanya di Jalan Suka Karya, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Sabtu (25/6/2022).
"Alhamdulillah sih tiap Idul Adha ada peningkatan," katanya lagi.
Dia tak masalah saat bahan baku batok kelapa harganya meningkat jelang Idul Adha hingga Rp 10.000.
Pasalnya, dia tetap bisa meraup keuntungan kotor hingga Rp 1,5 juta.
Penjualan arang batok kelapanya itu sampai ke Ancol, Jakarta Utara hingga Pesing, Jakarta Barat.