TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Sebuah aplikasi ukur kualitas udara bernama Nafas, sempat mengukur kualitas udara Serpong dan Bintaro masuk dalam kategori sangat tidak sehat (Serpong 221 AQI dan Bintaro 201 AQI ) pada 24 Juni lalu.
Hasil tersebut sempat membuat kaget karena lingkungan Serpong dan Bintaro bukanlah wilayah industri.
Dinas lingkungan hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan pun angkat bicara soal temuan dari Nafas tersebut.
Baca juga: Kimberly Ryder Pindah Rumah ke Bali, Cari Suasana Sejuk dan Bebas Polusi untuk anak-anak
Baca juga: Legislator DKI Minta PT KCN Kooperatif Laksanakan Aturan Dinas LH Buntut Polusi Batu Bara Marunda
"Mungkin yang perlu diklarifikasi pertama terkait website ini adalah kami tidak tahu posisi alatnya dimana, jenis alatnya seperti apa, sudah terkalibrasi (terverifikasi) atau belum, metodenya seperti apa kami tidak tahu," ujar Laily Khoirilla, selaku teknik penyehatan lingkungan muda DLH Kota Tangsel kepada Warta Kota, Senin (27/6/2022).
"Karena berdasarkan peraturan, yang diakui adalah peralatan yang sesuai standar SNI, yang sudah terkalibrasi, juga sudah ada proses pemeliharaan dan ada analisanya," imbuhnya.
DLH sendiri tak bisa membenarkan hasil dari Nafas.
Apalagi pihat terkait tidak ada koordinasi dengan pihak DLH.
Baca juga: BAF Lions Run 2022, Ajang Lari Sambil Donasi untuk Pelestarian Lingkungan
Baca juga: Proses Ramah Lingkungan ini Dilakukan Produsen Bumbu Penyedap agar Bebas Sampah
"Kami tidak mengetahui posisi alatnya di mana, pengukurannya bagaimana, sudah terkalibrasi atau tidak, itu sih intinya," katanya.
Laily mengatakan, perhitungan kualitas udara tidak bisa langsung dari alat yang tidak diketahui.
"Cara perhitungan kualitas udara sendiri ada metodenya, termasuk penempatan posisi peletakan alat, yang tidak bisa sembarangan. Ada aturannya," katanya.
Agar tidak membuat kebingungan di masyarakat, DLH Kota Tangsel pun terbuka untuk duduk bareng agar info yang diberikan ke masyarakat dapat di pertanggungjawabkan.
Salah satu warga yang tinggal di sekitar Bintaro juga heran dengan hasil tersebut.
Menurutnya kawasan Bintaro dan Serpong justru kawasan yang lebih tertata rapi dan memiliki banyak pohon.
Kalaupun ada polusi, ia yakin tidak masuk kategori sangat tidak sehat.
"Biasanya kalau kategori sangat tidak sehat ya dekat dengan pabrik yang membuat polusi asap atau debu. Kalau di Bintaro kan paling daerah permukiman," kata Tanti. (Raf)