TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Mabes Polri bakal gelar sidang etik profesi atas kematian Brigadir Yosua Hutabarat di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan pada pekan ini.
Kepalda Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, jika secara administrasi sudah lengkap maka pihaknya akan segera sidang etik.
"Khususnya menyangkut masalah Irjen FS itu dulu yang menjadi fokus utama sidang kode etik menjalankan persidangannya," tegasnya Kamis (25/8/2022).
Menurutnya, selain Irjen Ferdy Sambo ada 35 personel yang juga bakal menjalani etik profesi oleh Div Propam Mabes Polri.
Ia mengaku, pihaknya akan secepat mungkin menuntaskan perkara pelanggaran etik profesi puluhan personel kepolisian.
"Proses penyidikan juga secepatnya untuk dituntaskan, sidang kode etik juga secepatnya untuk segera dilaksanakan," terangnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP Trimedya terkejut ketika mendengar data terbaru dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit soal anggota yang melanggar etik profesi atas kematian Brigadir Yosua sebanyak 97 personel.
Awalnya ia hanya mendapat informasi ada sekira 83 anggota yang diduga terlibat dalam rekayasa kematian Brigadir Yosua di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Ia pun meminta kepada Kapolri untuk memberikan nama itu kepada Komisi III DPR RI supaya mengetahui perannya.
"Ini juga tadi disebutkan sedang berlangsung sidang kode etik, hemat saya kalau sudah berlangsung terutama yang tersangkanya seyogyanya bisa diputuskan," ucapnya Rabu (24/8/2022).
Baca juga: LPSK Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan Brigadir J, Dua hal Adanya Kekerasan Seksual Gugur
Baca juga: Kapolri: Motif Pembunuhan Brigadir J Antara Pelecehan atau Perselingkuhan
Ia pun tidak mengetahui apa peran dari 97 personel dan salah satunya adalah polisi yang memegang gelar Adhimakayasa.
Ia pun tidak ingin 97 personel tersebut digantung begitu saja karena menyangkut jenjang karirnya.
Trimedya juga sempat mendengar kabar dari keluarga yang terlibat rekayasa, bahwa mendapat cemooh karena dianggap sebagai pembunuh.
Padahal perannya sangat minim dalam kematian Brigadir Yosua yaitu hanya mindik dan perintah atasannya.
"Kalau tidak terlibat ya segera peringatan ringan, demosi dan lainnya," tegasnya.
Uang Rp900 Miliar
Kabar soal temuan uang Rp900 miliar di rumah Ferdy Sambo terus bergulir.
Ada video yang menarasikan temuan barang bukti bunker berisikan uang sebesar Rp 900 miliar di rumah Irjen Ferdy Sambo beberapa waktu lalu.
Hal itu ternyata hoax.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya sudah menyelidiki video yang beredar soal uang Rp 900 miliar tersebut.
Ternyata, video tersebut adalah kasus uang palsu USD di Atlanta, Amerika Serikat tahun 2021 lalu.
Baca juga: Ferdy Sambo Ajukan Surat Pengunduran Diri, Polri Tak Langsung Mengabulkan
"Video tersebut pernah ditayangkan di Global Chemical Laboratory tanggal 18 Juli 2021 terkait temuan uang palsu di Atlanta USA," tuturnya Kamis (25/8/2022).
Menurut Dedi, pihaknya memang sudah melakukan penggeledahan dibeberapa rumah Irjen Ferdy Sambo paska kematian Brigadir Yosua.
Kemudian, ada barang bukti turut disita penyidik usai menggeledah, tapi semuanya berkaitan dengan kematian Brigadir Yosua dan tak menyita uang.
"Apa saja yang disita itu untuk pembuktian nanti dipersidangan. Timsus melakukan penyidikan dengan langkah pro justitia," tegasnya.
Jenderal bintang dua ini meminta kepada masyarakat tidak termakan isu yang beredar terutama soal temuan uang Rp 900 miliar.
Dedi menegaskan, pihaknya berkomitmen mengungkap kematian Brigadir Yosua secara transparan dan tak ada yang ditutup-tutupi.
"Tim khusus terus bekerja, mohon sabar dan dukungannya dan kami mengedepankan pendekatan Scientific Crime Investigation," terang Dedi.
Baca juga: Bantah Kabar Uang Rp 900 Miliar di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Kapolri Sebut Lokasi Lain
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit sempat bertemu dengan Irjen Ferdy Sambo paska kematian Brigadir Yosua Hutabarat di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Saat itu, ia didatangi langsung oleh Ferdy Sambo dan menyatakan bukan dia yang membunuh Brigadir Yosua di Duren Tiga.
Namun, Listyo menegaskan kepada anak buahnnya tersebut, jika memang tidak membunuh maka ia akan mengungkap sendiri.
Akhirnya Listyo membentuk tim khusus Bareskrim sampai akhirnya menemukan fakta keterlibatan Ferdy Sambo.
"Saya sampai seperti itu, saya bentuk timsus," tuturnya Rabu (24/8/2022). (m26)