Bjorka Bobol Data Rahasia

Said Fikriansyah Asal Cirebon Bantah Dirinya adalah Bjorka, Hacker yang Umbar Data Pejabat RI

Penulis: Ign Prayoga
Editor: Ign Prayoga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

M Said Fikriansyah pemuda yang dituduh sebagai Bjorka saat ditemui di kediamannya di Desa Klayan, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Rabu (14/9/2022).

TRIBUNTANGERANG.COM, CIREBON - Hacker bernama Bjorka menghebohkan Indonesia karena mengaku berhasil membobol data rahasia negara lalu menyebarkannya di internet.

Baru-baru ini, akun Instagram @volt_anonym menyebut bahwa Bjorka adalah M Said Fikriansyah, remaja asal Desa Klayan, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.

Said Fikriansyah membantah @volt_anonym. Kepada Tribun Cirebon remaja 17 tahun ini mengaku berprofesi sebagai video editor.

"Saya bukan Bjorka, hacker yang saat ini ramai diperbincangkan," katanya, Rabu (14/9/2022).

Video terkait peretasan:

Bahkan saat mengetahui namanya disangkutkan dengan Bjorka, Said mengaku kaget.

"Saya kaget juga, tiba-tiba nama saya disebut-sebut sebagai Bjorka. Padahal, enggak tahu sama sekali siapa itu Bjorka," ujarnya.

Said baru tahu dirinya disangkutkan dengan Bjorka pada Selasa (13/9/2022). Said merasa waswas saat tudingan tersebut muncul.

Said menegaskan dirinya tidak pernah mengakses dark web yang kerap digunakan oleh para hacker untuk memajang hasil peretasan.

Tribunnews.com pun menelusuri latar belakang dari Said dan menemukan profil dirinya yang ditulis oleh Tia Apriliani di Kompasiana.

Dalam tulisannya tersebut, Muhammad Said Fikriansyah merupakan remaja kelahiran Cirebon pada 8 Maret 2005.

Said merupakan produser musik dan video editor CGI Indopride (Artlans & Drulantis).

Disebutkan bahwa orang tua Said bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu bank.

Said memiliki hobi membuat lagu. Hobinya tersebut disebutkan telah dilatih sejak duduk di bangku SMP.

Baca juga: Mahfud MD Akui Ada Data Negara yang Bocor, Pastikan Tak Ada Dokumen Rahasia

Terpisah, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan tim gabungan terpadu masih bekerja untuk mengusut dugaan peretasan data oleh Bjorka.

"Tim gabungan masih bekerja," ujarnya dikutip dari Tribunnews.

Kendati begitu, Dedi enggan mengungkapkan identitas Bjorka dan akan disampaikan setelah memperoleh update dari Dirtipisber Bareskrim Polri.

Seperti diketahui, menghebohkan Indonesia setelah meretas data milik lembaga-lembaga pemerintah seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Presiden.

Bjorka menyebut data yang dibobol berupa NIK, KK, nama lengkap, hingga umur.

Sementara data milik Presiden yang diklaim dibobol olehnya berupa dokumen berisi surat transaksi dan surat yang dikirimkan kepada Badan Intelijen Negara (BIN) sejak 2019-2021.

Pada kolom sample tertulis beberapa dokumen yang dimaksud seperti "Surat rahasia kepada Presiden dalam amplop tertutup", "Surat rahasia kepada Mensesneg dalam amplop tertutup, "Gladi Bersih dan Pelaksanaan Upacara Bendera pada Peringatan HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 2019, hingga "Penunjukan Plh. Deputi Hukum dan PUU tanggal 2 s.d. 9 Agustus 2019 a.n. Hayu Sihwati S.H M.H".

Sementara untuk total dokumen yang dibocorkan oleh Bjorka itu diklaim berjumlah 679.180.

Selain itu, Bjorka juga menyebarkan data pribadi milik pejabat publik seperti Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menteri BUMN Erick Tohir, dan Ketua DPR RI Puan Maharani.

Bahkan, Bjorka juga sempat menyinggung kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir dengan mengklaim pelakunya adalah Muchdi Purwoprandjono yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya.

Bahkan Bjorka pun menyebarkan identitas pejabat publik seperti Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Johnny G Plate, Ketua DPR Puan Maharani, hingga Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan Luhut Binsar Pandjaitan.

Baru-baru ini, Menko Polhukam, Mahfud MD mengaku pihaknya telah mengetahui identitas Bjorka.

"Kita terus menyelidik, karena sampai sekarang gambaran-gambaran pelakunya sudah terindentifikasi dengan baik oleh BIN dan Polri, tetapi belum bisa diumumkan," ucap Mahfud MD saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2022) dikutip dari YouTube Kompas TV.

"Gambaran-gambaran siapa dan di mananya kita sudah punya alat untuk melacak," sambungnya.

Mahfud MD mengatakan motif dari pembobolan data tersebut bersifat random seperti politik dan jual beli.

Motif tersebut, kata Mahfud, tidak membahayakan.

Lebih lanjut, Menko Polhukam juga menyebut, peretas Bjorka bukanlah orang yang mempunyai keahlian membobol data sesungguhnya.

"Kalau dari kesimpulan, Bjorka sebenarnya tidak punya kemampuan membobol yang sungguh-sungguh," kata Mahfud MD. (*)