Pada periode 2000-2002, Abdul Mu'ti pun dipercaya untuk menjabat sebagai Sekretaris PWM Jateng.
Kemudian Abdul Mu'ti menjabat sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2002-2006.
Dan menjadi Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhamamdiyah 2005-2010.
Perlu diketahui, Abdul Mu'ti juga merupakan anggota Dewan Indonesia dan Amerika Serikat pada Agama dan Pluralisme, dan masyarakat eksekutif Konferensi Asia Agama untuk Perdamaian.
Tak hanya itu, Abdul Mu'ti juga merupakan wakil sekretaris Agama Kontra Terorisme, dan sekretaris Dewan Nasional Intelektual Muslim Indonesia.
Pada Tahun 2018, Abdul Mu'ti juga masuk ke dalam daftar 200 mubalig yang direkomendasikan oleh Kementerian Agama.
Setelah menjadi Sekum PP Muhammadiyah periode 2015-2022, kini Abdul Mu'ti kembali terpilih untuk jabatan yang sama pada periode 2022-2027.
Baca juga: Haedar Nashir Raih Suara Terbanyak di Pemilihan 13 Anggota PP Muhammadiyah, Berikut Hasil e-Voting
Pernah Tolak Tawaran Jokowi untuk Jadi Wamen
Diberitakan sebelumnya, Abdul Muti menceritakan bagaimana detik-detik dirinya menolak tawaran menjadi Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebelumnya, nama Abdul Muti sendiri sempat masuk radar Presiden Jokowi untuk menempati posisi wakil menteri pendidikan dan kebudayaan setelah ada keputusan untuk melakukan reshuffle.
Bahkan namanya pun sempat masuk dalam daftar orang yang akan dilantik Presiden Jokowi, Rabu (23/12/2020) bersama enam menteri dan lima wakil menteri lainya.
Abdul Muti bercerita, dirinya sempat dihubungi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Mendikbud Nadiem Makarim, Selasa (22/12/2020) terkait jabatan wakil menteri.
Mendapat tawaran tersebut, dirinya mengaku harus bermusyawarah kepada pihak keluarga dan meminta nasihat dan petunjuk kepada Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
"Perasaan saya biasa saja (ketika mendapat telepon). Saya sampaikan kepada Mendikbud, saya harus musyawarah dengan keluarga dan minta nasihat Pak Haedar selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah," ujarnya melalui aplikasi pesan WhatsApp, Kamis (24/12/2020).
Setelah melalui berbagai pertimbangan, dirinya kemudian memutuskan untuk tidak bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju tersebut.