TRIBUNTANGERANG.COM, CIANJUR - Gempa dangkal berkekuatan M 5,6 menimbulkan kerusakan parah di Cianjur, Jawa Barat. Gempa juga menelan ratusan korban jiwa karena tertimpa bangunan maupun tertimbun tanah.
Gempa Cianjur mengundang simpati dari seluruh penjuru negeri.
Sejumlah orang pun datang ke Cianjur untuk menyumbangkan tenaga maupun bahan pangan, pakaian, dan obat-obatan.
Namun ada segelintir orang yang datang untuk sekadar melihat-lihat dan berfoto di lokasi gempa Cianjur. Ironi ini terjadi di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
"Sejak hari pertama banyak orang-orang yang melintas berhenti buat memvideokan kondisi di sini bahkan berswafoto sambil ketawa-ketawa dari dalam mobil," ujar Leka, Koordinator Posko Bencana di Kampung Longkewang, Desa Gasol, Kamis (24/11/2022).
"Malah ada yang turun dan mendekat ke jenazah yang belum dikuburkan hanya untuk foto-foto," ungkap Leka.
Selain tak etis, Leka mengatakan, ulah mereka juga sangat mengganggu upaya evakuasi dan distribusi bantuan.
"Kami jadi terhambat, bantuan tidak masuk ke desa terdampak. Di sini banyak yang belum mendapat bantuan pada hari pertama dan kedua pascabencana gempa. Baru di hari keempat, pendistribusian bantuan terpenuhi," ujarnya.
Jaka, pengungsi di Posko Kampung Longkewang, mengatakan hal senada.
"Mungkin mereka ada tujuannya juga ingin membantu. Tapi kalau bantuannya tidak terlalu banyak, kan bisa disalurkan ke relawan yang memang bertugas untuk mendistribusikan bantuan," ujarnya.
Para pengungsi yang geram akhirnya membuat papan pengumuman yang mereka pasang di depan posko pengungsian di pinggir jalan.
"Ini Bukan Wisata Bencana," bunyi pengumuman itu.
Kepala BNPB, Suharyanto, mengatakan banyak lokasi yang terdampak gempa di Cianjur jadi sulit untuk dilalui karena banyak warga yang berbondong-bondong datang ke lokasi bencana.
"Ini bencananya, lokasinya 15 kecamatan, banyak jalannya kecil-kecil, tempatnya terpencil, sehingga kalau masyarakat datang sendiri berbondong-bondong ke sana, tentu saja ini membuat jalanan macet, membuat program-program dan kegiatan penanganan pengungsi, pendistribusian logistik, ini terhambat," katanya.
Suharyanto meminta siapapun yang tidak berkepentingan untuk sementara tidak datang dulu ke lokasi bencana karena akan mengganggu penanganan di sana.