TANGERANG, TRIBUN- Kepala Kantor Imigrasi Kelas-1 Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandara Soekarno-Hatta, Muhammad Tito Andrianto meluncurkan berbagai inovasi pelayanan terhadap masyarakat. Satu di antaranya program Soeta Lestari.
Program Soeta Lestari merupakan pembuatan paspor sepulang ngantor atau pukul 16.30 WIB sampai 18.00 WIB. Program ini berlaku hanya hari Selasa dan Kamis saja.
Selain itu, Tito juga membuat spanduk dan banner besar dengan tulisan "laporkan jika terjadi kendala dalam pelayanan kami".
Baca juga: Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Terapkan Bebas Visa Delegasi dan Jurnalis Peliput KTT G20
Pada banner dan spanduk yang beredar di lingkungan kantor Imigrasi itu ia menyertakan nomor ponselnya.
Pada wawancara eksklusif bersama Tribun Network (Harian Warta Kota-TribunTangerang.com), Tito membeberkan berbagai terobosan yang dilakukan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan akses pelayanan.
Berikut rangkuman wawancara eksklusif Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network-Pemimpin Redaksi Warta Kota, Domu D Ambarita bersama Muhammad Tito Andrianto pada Senin (5/12/2022).
Tribun : Saya melihat Bapak membuat spanduk dan banner berukuran besar yang berisi foto Bapak dan jabatan. Lalu ada tulisan besar 'laporkan jika terjadi kendala dalam pelayanan kami hubungi kantor di nomor 0821-1211-7146, kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan sangat baik. Ini nomor Bapak? Mengapa harus dicantumkan Pak?
Tito : Jadi pertama kali saya masuk Imigrasi Soekarno-Hatta pada bulan Maret 2022 lalu sampai dengan sekarang. Saya bikin spanduk-spanduk seperti yang ada di parkiran terus di tempat pelayanan juga banner yang lebih kecil.
Fungsinya, pemohon yang datang di Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta maupun tempat pemeriksaan imigrasi, bilamana ada kendala-kendala yang mereka dapati. Seperti kurang menyenangkan atau mungkin ada yang menyulitkan atau lainnya, bisa langsung direct lapor ke saya.
Agar, kami bisa mengoreksi lagi pelayanan kami. Dan, bilamana ada mengoreksi pelayanan, kami lebih baik lagi dalam memberi pelayanan pada masyarakat, dan juga laporan itu tidak kemana-mana, jadi kami bisa langsung dapatkan informasi lebih aktual dari pemohon.
Tribun : Berarti Pak Tito sudah bertugas selama 8 atau 9 bulan?
Tito: Iya. Di sosmed juga kita masukan juga.
Tribun : Sejauh ini ada sesuatu yang Bapak harapkan dari situ, masyarakat mau melapor atau memberi informasi?
Tito : Iya. Alhamdulillah itu lebih efektif dan kebetulan handphone itu juga saya pegang langsung. Yang pegang handphone saya, jadi kalau ada pertanyaan pembuatan paspor berapa hari, kalau pengaduan alhamdulillah bisa diatasi.
Tribun : Jadi HP itu langsung Pak Tito yang pegang bukan staf?
Tito : Bukan. Tapi langsung saya yang pegang.
Tribun : Wah keren. Pertanyaan itu kadang-kadang sampai sore atau malam, apa nggak mengganggu Pak Kepala?
Tito : Enggak Pak, emang HP 24 jam saya yang pegang karena dengan adanya pengaduan atau informasi kita bisa lebih cepat mengoreksi pelayanan kita, terus sikap dan petugas kami, anggota saya per 1 Desember 2022 ini mencapai 824 orang.
Baca juga: Menghina dan Melecehkan Petugas Imigrasi Bandara Soetta, Pasangan WNA Australia-Jepang Dideportasi
Tribun : Oh, staf Bapak 24 orang satu kantor ini?
Tito : Iya. Kantor Imigrasi dan pemeriksaan imigrasi sehingga kalau tidak membuka diri terhadap masyarakat ya repot juga kan. Dimana lagi masyarakat bisa melapor kalau tidak ada tempat nomor pengaduan tersebut.
Tribun : Keren. Artinya, Bapak sendiri yang mengendalikannya. Untuk urusan imigrasi umumnya, orang hendak berpergian keluar negeri ini sama seperti dengan pelayanan umum seperti di kabupaten/kota, ada disdukcapil. Tapi bedanya disdukcapil segala kelas orang orang sedangkan orang berpendidikan tinggi akan berpergian keluar negeri melalui imigrasi. Dan, melalui nomor telepon itu banyak tidak kritik, ada omelan tidak?
Tito : Ya. Alhamdulillah kritik-kritik misalnya kritik fasilitas sarana, ada. Tapi kalau terkait pelayanan, alhamdulillah tidak ada. Hanya saja, banyak yang menanyakan kapan paspor jadi (selesai). Kemudian, persyaratan membuat paspor bagaimana padahal persyarakatan sudah banyak di sosial media dan masih ada yang bertanya. Kita hadirkan juga di sosial media, buat tutorial persyarakatan.
(m28)