Mutilasi

Sejak Agustus,Tersangka Pemutilasi Wanita di Bekasi Mangkir Bayar Kontrakan, Terjerat Tagihan Pinjol

Penulis: Rangga Baskoro
Editor: Lilis Setyaningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Olah TKP kepolisian di lokasi mutilasi Tambun Selatan.

TRIBUNTANGERANG.COM, BEKASI -- AS (52) pemilik kontrakan di Kampung Buaran, Desa Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, angkat bicara terkait kasus jasad wanita dimutilasi di kontrakannya.

AS menjelaskan MEL yang jadi tersangka kasus mutilasi tersebut mengontrak sejak Juni 2021 lalu.

Saat menyewa, MEL mengaku bekerja sebagai kontraktor perumahan.


"Kalau pengakuannya kerja jadi kontraktor, bangun-bangun rumah di sekitar sini. Saya juga tanya kenapa enggak tinggal di perumahan, kok malah di sini, 'ya pak karena keluarga saya di Bandung', dia ngomongnya keluarganya di Bandung, KTP-nya saya lihat juga Bandung," kata AS di lokasi, Jumat (30/12/2022).

Setahun berjalan, MEL kerap membayar biaya sewa kontrakan secara rutin di setiap bulan. Namun, sejak Agustus 2022, pembayaran sewa mulai tersendat.

MEL selalu mangkir saat ditagih biaya sewa.

Hingga akhirnya, istri AS menempelkan kertas di depan pintu kontrakan yang ditujukan kepada MEL berisi pesan agar ia segera menghubungi istrinya.

Baca juga: Polisi masih Dalami Motif Pelaku Mutilasi Wanita di Kontrakan Kawasan Bekasi

"Istri saya yang menempel kertas, karena enggak bayar-bayar kontrakan dari Agustus. Kami juga enggak tahu apa dia sering pulang ke kontrakannya atau enggak," tuturnya.

Beberapa bulan kemudian, AS baru mengetahui ternyata MEL juga berutang kepada orang lain dan terjerat kasus tagihan pinjaman online (pinjol).

"Enggak aktif nomornya, terakhir kalau tidak salah itu, sejak dia dikejar pinjol bulan September atau Oktober gitu. Saya tahu karena istri yang yang dihubungi pihak pinjol," ungkap AS.

Terkait sosok MEL, AS mengaku tak begitu mengetahui kepribadiannya.

Ia pun tak mengetahui secara pasti apakah MEL sering tinggal di kontrakan itu atau tidakĀ 

"Setahu saya dia tinggal sendiri. Saya juga sering nyariin dia, tiap pagi datang ke sini, tapi enggak ada orangnya, karena kan mau masih biaya sewa," ucapnya.

Hingga kemudian, pihak kepolisian menghubunginya pada Kamis (29/12/2022) malam kemarin, untuk diminta membuka pintu kontrakan.

Polisi mengetahui kontak istrinya melalui secarik kertas yang ditempelkan di depan pintu kontrakan.

Halaman
12