Layanan Imigrasi Bandara Masih Kerap Dikeluhkan, Sandiaga Dukung Silmy Karim Lakukan Transformasi

Penulis: Gilbert Sem Sandro
Editor: Ign Prayoga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sandiaga Uno sidak Imigrasi

TRIBUNTANGERANG.COM, BANDARA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Dirjen Imigrasi Silmy Karim melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (13/1/2023).

Sandiaga dan Silmy Karim melakukan sidah untuk memastikan layanan keimigrasian di Bandara Soekarno-Hatta berjalan maksimal.

Selama ini, menurut Sandiaga, pihaknya kerap mendengar keluhan tentang buruknya layanan Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta.

Sandiaga pun meminta Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Silmy Karim meningkatkan layanan keimigrasian.

Pasalnya peningkatan pelayanan keimigrasian, mampu mendongkrak angka pengunjung wisatawan asing ke Indonesia pasca Pandemi Covid-19.

"Saya menaruh kepercayaan yang sangat tinggi bahwa Pak Dirjen Imigrasi akan mampu men-delivered, akan mampu melakukan trasnformasi dari segi pelayanan dengan inovasi-inovasi yang lebih baik," kata Sandiaga.

"Agar kualitas pelayanan, peningkatan kunjungan, serta lama tinggalnya wisatawan mancanegara di Indonesia ini bisa terus kita optimalkan," imbuhnya.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga berjanji, akan mengoptimalkan promosi dan menyebarluaskan layanan Electronic Visa on Arrival (e-VoA) kepada para penumpang mancanegara.

Sebab penerapan e-VoA, dinilai mampu mempermudah para wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia.

Dengan e-VoA, orang asing cukup mendaftarkan permohonan visa melalui situs molina.imigrasi.go.id dan melakukan pembayaran secara daring menggunakan kartu kredit atau debit dengan logo Visa, Mastercard, atau JCB.

Setelah itu, permohonan e-VoA akan diverifikasi dan akan langsung dikirimkan melalui aplikasi apabila disetujui.

E-VoA yang telah disetujui tersebut cukup diunduh dan ditunjukkan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi saat memasuki wilayah Indonesia.

"Terobosan e-VoA inilah yang akan kami ampilifikasi dan kami promosikan lagi, agar semakin banyak wisatawan yang mengetahuinya, karena dapat memberi kemudahan kepada wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia," ungkapnya.

Sandiaga pun optimis dengan tren kunjungan wisata yang ada dan diharapkan jadi momentum lanjutan pemulihan pariwisata.

"Jadi kami sangat optimis tahun 2023 akan menjadi tahun kebangkitan penuh kami, apalagi PPKM sudah kembali dibuka," ucapnya.

Menurut Sandiaga, jika layanan keimigrasian bagus, niscaya target 7,4 juta wisatawan mancanegara (wisman) akan datang ke Indonesia selama tahun 2023.

Karena itu, kata Sandiaga, dirinya akan memonitor dan evaluasi secara ketat jumlah kunjungan turis itu, setelah layanan imigrasi dipermudah.

"Dalam rangka mencapai target wisatawan mancanegara, kami akan berkoordinasi tiap bulan (dengan Ditjen Imigrasi) untuk memonev (monitor dan evaluasi) wisatawan mancanegara," ujarnya.

"Monev dilakukan agar mengetahui, bagaimana capaian kunjungan wisatawan mancanegara dari segi pendapatan dan penciptaan lapangan kerja, yang tentunya sangat ditunggu-tunggu oleh ekonomi kita," katanya.

Layanan Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta juga pernah dibahas oleh Presiden Jokowi.

Jokowi pun meminta ada perubahan total pada kantor-kantor Imigrasi di Indonesia, termasuk kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta.

Saat itu, Presiden menyoroti layanan imigrasi yang banyak dikeluhkan yakni mengenai visa on arrival (VoA) dan Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas).

Jokowi menyebut, dari laporan yang diterimanya, banyak baik dari investor maupun turis, bahkan mereka yang ingin mengurus Kitas merasa kesulitan saat pengurusan di imigrasi.

"Auranya yang saya rasakan itu, imigrasi ini masih mengatur dan mengontrol. Sehingga apa? Menyulitkan. Ini yang diubah total, harus," ujar Jokowi dikutip dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (10/9/2022).

Jokowi menegaskan tak menutup kemungkinan penggantian pejabat terkait apabila perubahan total layanan imigrasi menjadi lebih melayani dan memudahkan belum tercapai.

"Seharusnya auranya adalah memudahkan dan melayani. Harus berubah total. [Kalau perlu) Dirjennya diganti bawahnya diganti semua, biar ngerti bahwa kita ini berubah," tegasnya.

Pelayanan yang memudahkan dan melayani akan berimbas pada datangnya investasi dan turis ke Indonesia.

Menurutnya, seharusnya dalam hal pemberian visa atau Kitas kepada para investor dilihat juga besarnya investasi, jumlah lapangan kerja yang terbuka, hingga kontribusi terhadap ekonomi maupun peningkatan ekspor. Ia memberikan contoh sejumlah negara yang mempermudah visa dan izin tinggal bagi para warga negara asing yang memiliki kemampuan ekonomi maupun keahlian khusus.

"Jadi orang diberikan, baik itu yang namanya visa, yang namanya kitas kalau kita ya mereka melihat itu. Kalau dia investor, investasinya berapa, sih? Dia lihat, negara itu pasti lihat. Dia membuka lapangan kerja berapa ribu orang, sih? Atau memberikan kontribusi terhadap ekonomi kita berapa, sih? Orientasinya mesti harus ke sana. Atau meningkatkan ekspor berapa, sih?" kata Jokowi dikutip dari Kontan.co.id.

Maka diduga salah satu yang membuat Indonesia kurang menarik bagi para investor bahkan turis yaitu urusan imigrasi yang masih bergaya lama.

Untuk itu, Jokowi ingin kembali memastikan agar pelayanan imigrasi lebih melayani dan meninggalkan gaya-gaya lama. Menurut Presiden, visa maupun Kitas bagi para investor maupun tenaga ahli asing diyakini akan memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia.

"Kita harus mulai betul-betul, Pak Menteri, mengubah ini, Pak. Ganti itu kalau kira-kira memang enggak punya kemampuan untuk reform seperti itu, ganti semuanya dari dirjen sampai bawahnya, ganti, akan berubah. Kalau tidak, enggak akan berubah," imbuh Jokowi, saat itu.