TRIBUNTANGERANG.COM - Anisa Sakinah, mahasiswi Universitas Pelita Harapan (UPH) sudah melaporkan BJK alias Jev ke Polres Tangerang Selatan.
Anisa Sakinah melaporkan mantannya karena berkali-kali dianiaya hingga babak belur.
Adapun laporan itu dengan nomor polisi TBL/B356/II/2023/SPKT/POLRES TANGERANG SELATAN/POLDA METRO JAYA.
Baca juga: Kronologis Mahasiswi Cantik UPH Bebak Belur Dianiaya Pacar, Ngaku Diseret Masuk ke Mobil
Selain itu, dalam laporannya Anisa Sakinah turut melampirkan bukti-bukti luka akibat penganiayaan dan sudah visum ke rumah sakit.
Beberapa fakta penganiayaan itu dikemukakan Anisa Sakinah dalam siaran langsungnya di media sosial yang dipantau langsung awak media Tribuntangerang.com, Sabtu (18/2/2023).
"Lapor itu pertama dari bulan Desember. Laporannya tidak aku lanjutin karena nangis-nangis (pelaku) kan, lalu minta maaf," kata Anisa Sakinah.
"Terus di Januari, aku lanjutin sama pihak kampus. Jadi kan diam-diam gitu. Aku pacaran dengan dia keliatan masih baik-baik saja tapi aku laporin," tambahnya.
Akan tetapi, Anisa Sakiah kesulitan mendapatkan saksi-saksi atas penganiayaan yang dilakukan pacarnya.
"Karena kalau tidak begitu entar dipukuli lagi kalau ketahuan. Lalu Februari laporannya lengkap ke Polres Tangsel," kata Anisa.
Dia menyebut saksi ada lima orang saksi namun satu orang saksi pulang pas sebelum kejadian.
Kemudian tiga dari empat saksi lainnya merupakan sahabat pelaku dan satu saksi lainnya berstatus sebagai pacar dari salah satu saksi.
"Jadi sama saja, teman mereka semua karena mereka diam, bungkam, tidak mau jadi saksi aku," ujarnya.
Lebih lanjut, ia bilang telah berkomunikasi dan meminta tolong kepada saksi agar datang memberikan keterangan tapi tidak direspon.
Meski begitu, Anisa yakin polisi dapat memanggil saksi terkait nantinya.
"Sementara satu saksi ngaku bukti CCTV di rumah dia rusak," kata Anisa.
Baca juga: Annisa Mahasiswi UPH Korban Kekerasan Mantan Pacar Tutup Pintu Damai, Lanjut Proses Hukum
Tidak Ingin Berdamai
Anisa menyatakan, tidak ingin berdamai dengan mantan pacarnya yang juga terduga pelaku kekerasan itu.
Apalagi, dia telah menunggu itikad baik dari pelaku maupun keluarga pelaku namun tak kunjung terwujud, justru sebaliknya dirinya dipojokkan.
"Tidak ada kata mediasi," kata Anisa yang berharap pelaku segera ditangkap.
Sementara itu, Polres Tangerang Selatan membenarkan ada laporan korban kekerasan terhadap mahasiswa UPH pada 15 Februari 2023.
"Telah menerima laporan polisi dari AS yang melaporkan dugaan tindak penganiayaan. Untuk kasus tersebut masih proses penyelidikan Sat Reskrim Polres Tangsel," kata Kepala Seksi Humas Polres Tangsel, Ipda Galih kepada Tribuntangerang.com.
Pernah Diseret Masuk Dalam Mobil
AS mengaku berkali-kali mendapat kekerasan fisik maupun verbal selama dirinya berpacaran dengan BJK.
Suatu ketika, AS dianiaya karena ia menolak pulang bersama BJK.
Korban mengaku diseret ke mobil lalu didorong masuk ke mobil.
"Pelaku menganiaya aku mulai dari nyeret aku masuk ke mobil, jedotin kepala aku ke dashboard, kaca, dan stir mobil, jambak aku, tampar aku, seret dan banting aku ke tanah dan yang paling parah cekik aku sambil bilang 'mati lo ya ga pernah dengerin gue bangsat'," ungkap AS di akun Twitter.
Penganiayaan itu berakhir dan AS lolos dari maut.
"Aku udah kehabisan nafas dan bersyukurnya aku ga tewas di tempat," lanjutnya.
Ketika BJK mengiba dan meminta maaf, AS berharap pacarnya akan berubah.
Nyatanya, BJK tetap berperangai buruk.
Penganiayaan terhadap AS terjadi lagi pada Januari 2023.
Korban kemudian melapor ke pihak kampus.
AS menyatakan pihak kampus membentuk tim investigasi untuk menyelidiki dugaan penganiayaan yang terjadi di area kampus.
"Bersyukur pihak kampus dengan tim investigasi nya usut kasus ini karena sebelumnya pelaku juga pernah menganiaya di area kampus," ungkap AS.
Korban juga menyatakan bahwa BJK telah dipanggil oleh pihak kampus.
"Dan yang bikin makin sakit keluarga pelaku hadir bersama pelaku karena pelaku dipanggil oleh kampus (harusnya secara incognito tanpa orang tuanya) mereka malah menjelek2an reputasi aku ke kampus (supaya BJK tidak diproses DO) dan mereka bilang bahwa aku deserve untuk dapat penganiayaan karna menjadi penyebab emosi pelaku (BJK), dan mereka meminta dibackup kepada pihak kampus," papar AS.
"Bersyukur nya pihak kampus tahu yang sebenar-benarnya karna ada pemukulan di "area kampus" juga, makanya mereka tahu harus memproses yang mana!" imbuhnya.
Baca juga: Cerita Mahasiswi Cantik UPH Babak Belur Dianiaya Pacarnya di Kampus: Bersyukur Aku Enggak Tewas
Secara terang-terangan, AS meminta tolong agar kasusnya tidak menguap begitu saja.
"Aku minta tolong untuk warga Twitter untuk up kasus ini, karena sampe detik ini pelaku belum tertangkap dan masih aktif serta bebas berkeliaran," kata AS.
Korban juga mengaku telah mengadu kepada orangtuanya yang selanjutnya melaporkan masalah ini ke polisi.
Hingga berita ini ditulis, belum ada penjelasan dari pihak BJK dan pihak kampus UPH maupun polisi.
(*)