SAH, UPH Pecat atau Drop Out Mahasiswa yang Hajar dan Seret Pacarnya di Lingkungan Kampus

Penulis: Rafzanjani Simanjorang
Editor: Jefri Susetio
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anisa Sakinah, korban kekerasan yang dilakukan mantan pacar melakukan siaran langsung di Instagram, Sabtu (18/2/2023). Dalam siaran langsung ini, dia menjawab pertanyaan visitornya.

TRIBUNTANGERANG.COM - Universitas Pelita Harapan (UPH) menindaklanjuti laporan AS mahasiswinya yang dianiaya BJK alias Jev, pacarnya.

Diketahui AS dan BJK alias Jev merupakan mahasiswi UPH.

Sanksi yang diberikan UPH kepada BJK alias Jev sangat tegas yakni pencabutan status kemahasiswaan alias drop out.

Baca juga: Tegas Imigrasi Tangerang Tangkap 4 WNA asal Kenya Buat Onar di Karawaci dan Palsukan Dokumen

Pada surat edaran yang dikeluarkan humas UPH kepada jurnalis disebutkan, tim pemeriksaan UPH sudah melakukan penelusuran dan investigasi.

Peristiwa penganiayaan yang dilakukan BJK alias Jev terhadap AS kekasihnya terjadi di luar jam akademik.

Mereka terlibat cekcok masalah hubungan pribadi namun UPH tidak memberikan toleransi atas tindakan kekerasan itu.

Lebih lanjut, dalam surat itu disebutkan UPG tidak memberikan tolerasi tindakan kekerasan apapun baik secara verbal maupun non verbal.

Sesuai dengan kode etik mahasiswa UPH, setiap orang yang melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi.

Jadi, mahasiswa yang bersangkutan harus bertanggung jawab atas tindakannya dan menerima keputusan berupa sanksi akademis yang telah diambil oleh universitas.

Dan, UPH senantiasa berkomitmen untuk menciptakan dan memelihara lingkungan perkuliahan yang aman, nyaman, dan kondusif.

Kronologis Penganiayaan

Seorang mahasiswi berinisial AS dianiya pacarnya sendiri di kampus Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Tangerang, Banten.

Adapun pelaku penganiayaan itu berinisial BJK alias Jev, anak dari pengusaha terkemuka yang tinggal di Kembangan, Jakarta Barat.

AS mengaku melaporkan kasus penganiayaan ini ke kampus dan ke polisi, beberapa waktu lalu.

Nyatanya, hingga pekan kedua Februari 2023, pelaku masih berkeliaran.

Kasus penganiayaan ini diungkap secara gamblang oleh AS lewat akun Twitter @annisasknh8.

Korban juga meminta tolong netizen untuk mengawal kasus tersebut agar tidak menguap begitu saja.

"Aku minta tolong warga Twitter untuk up kasus ini, karena sampe detik ini pelaku belum tertangkap dan masih aktif serta bebas berkeliaran," kata dia baru-baru ini.

AS juga mengunggah foto-foto dirinya terluka akibat penganiayaan yang dilakukan AS.

AS mengaku mengalami penganiayaan dari BJK sejak Juni 2022 atau beberapa waktu setelah mereka mulai berpacaran.

Kekerasan yang dialaminya membuat AS mengadu Komnas Perempuan pada Desember 2022.

Namun, BJK meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi.

Sikap BJK membuat AS luluh dan tak melanjutkan aduan ke Komnas Perempuan.

"Aku berpikir bahwa dia 'akan berubah' ternyata itu kesalahan terbesar aku," tuturnya.

Baca juga: Nenek yang Bersimbah Darah Dihajar Tetangganya Kehilangan Sejumlah Perhiasan

Berkali-kali Dapat Kekerasan

AS mengaku berkali-kali mendapat kekerasan fisik maupun verbal selama dirinya berpacaran dengan BJK.

Suatu ketika, AS dianiaya karena ia menolak pulang bersama BJK.

Korban mengaku diseret ke mobil lalu didorong masuk ke mobil.

"Pelaku menganiaya aku mulai dari nyeret aku masuk ke mobil, jedotin kepala aku ke dashboard, kaca, dan stir mobil, jambak aku, tampar aku, seret dan banting aku ke tanah dan yang paling parah cekik aku sambil bilang 'mati lo ya ga pernah dengerin gue bangsat'," ungkap AS di akun Twitter.

Penganiayaan itu berakhir dan AS lolos dari maut.

"Aku udah kehabisan nafas dan bersyukurnya aku ga tewas di tempat," lanjutnya.

Ketika BJK mengiba dan meminta maaf, AS berharap pacarnya akan berubah.

Nyatanya, BJK tetap berperangai buruk.

Penganiayaan terhadap AS terjadi lagi pada Januari 2023.

Korban kemudian melapor ke pihak kampus.

AS menyatakan pihak kampus membentuk tim investigasi untuk menyelidiki dugaan penganiayaan yang terjadi di area kampus.

"Bersyukur pihak kampus dengan tim investigasi nya usut kasus ini karena sebelumnya pelaku juga pernah menganiaya di area kampus," ungkap AS.

Korban juga menyatakan bahwa BJK telah dipanggil oleh pihak kampus.

"Dan yang bikin makin sakit keluarga pelaku hadir bersama pelaku karena pelaku dipanggil oleh kampus (harusnya secara incognito tanpa orang tuanya) mereka malah menjelek2an reputasi aku ke kampus (supaya BJK tidak diproses DO) dan mereka bilang bahwa aku deserve untuk dapat penganiayaan karna menjadi penyebab emosi pelaku (BJK), dan mereka meminta dibackup kepada pihak kampus," papar AS.

"Bersyukur nya pihak kampus tahu yang sebenar-benarnya karna ada pemukulan di "area kampus" juga, makanya mereka tahu harus memproses yang mana!" imbuhnya.

Secara terang-terangan, AS meminta tolong agar kasusnya tidak menguap begitu saja.

"Aku minta tolong untuk warga Twitter untuk up kasus ini, karena sampe detik ini pelaku belum tertangkap dan masih aktif serta bebas berkeliaran," kata AS.

Korban juga mengaku telah mengadu kepada orangtuanya yang selanjutnya melaporkan masalah ini ke polisi.

Hingga berita ini ditulis, belum ada penjelasan dari pihak BJK dan pihak kampus UPH maupun polisi.

 

Baca Berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

(*)