Lapak-lapak pedagang tampak kosong, tidak ada barang-barang yang dijajakan di Pasar Modern Pamulang.
Nama Pasar Modern Pamulang yang terpampang di pintu masuk tak mencerminkan keadaan pasar.
Meja-meja lapak dari beton dilapis keramik yang dinaungi atap baja ringan sunyi senyap.
Pantauan Tribuntangerang.com di Pasar Modern Pamulang, pintu toko-toko tampak dipenuhi sarang laba-laba. Toko-toko ini tidak beroperasi.
Arsyad (82), salah satu pedagang mengatakan, pasar ramai hanya tiga tahun setelah dibangun sekitar satu dekade lalu.
Menurut dia, pasar dibangun pihak swasta dan pengelolaan sudah diserahkan ke Pemerintah Kota Tangerang.
Dia hanya bisa pasrah melihat satu per satu pedagang cabut dari Pasar Modern Pamulang.
Pedagang sepi, pembeli pun enggan datang.
"Saya tidak mengerti mengapa pasar ini bisa sepi. Pedagang pergi satu-satu. Padahal lokasi pasar ini sangat strategis. Meskipun kepala pasar silih berganti, namun pasar ini semakin sepi. Dagangan tidak laku," katanya, Selasa (7/3/2023).
Saking sepi pembeli, dagangannya pun kerap terbuang.
"Omzet pun tak lagi menentu. Kadang laku, kadang tidak ada pembeli sama sekali."
"Kalau sudah tidak ada pembeli, dagangan bisa terbuang. Siapa yang mau dagangin makanan yang sama. Tidak mungkin kan? Orang juga pasti tidak suka," ujarnya.
Dirinya bisa bertahan di Pasar Modern Pamulang karena terkendala faktor usianya yang sudah renta.
"Kalau masih muda, saya pasti cabut juga. Ini kan sudah tua, mau ke mana lagi?" katanya.
Arsyad berharap, pemerintah Kota Tangsel bisa memerhatikan pasar modern Pamulang, khususnya pada lapak-lapak yang sudah menjadi milik Pemkot.
Menurutnya, pasar modern Pamulang sudah dibangun baik, bahkan bersih, serta strategis. Namun, penampakan pasar modern bak bukan pasar lantaran sepi pembeli dan penjual.