Akan tetapi, dia tidak bertahan lama sebagai banker sebab merasa kurang nyaman.
Lalu, ia mengajar atau sebagai guru honor dengan gaji Rp 150.000 di sekolah swasta.
"Itu tahun 2013. Saya ngajar justru pendidikan kewarganegaraan. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya tidak nyambung dari sekolah dari STM, ke ekonomi lalu ngajar pendidikan kewarganegaraan," katanya.
"Saya kemudian lulus magister tahun 2014, saya diminta mengajar di Unpam. Dan sampai saat ini, saya jadi dosen disana," sambungnya.
Ferdiansyah sendiri mulai tertarik politik saat melihat program politik dan debat politik di televisi.
Ia bergabung ke partai PSI tahun 2016, dan menjadi salah satu pendiri PSI di Tangsel.
Saat terjun ke PSI, ia mulai memikirkan karier di politik.
Kesempatan itu muncul usai para pengurus diberi kesempatan untuk mencalon.
"Jadi politik ini salah satu jalan bagi saya untuk banyak bermanfaat kepada masyarakat. Pilihannya hanya dua. Masuk ke dalam sistem atau di luar sistem. Menurut hemat saya, dengan masuk ke sistem, saya lebih leluasa memperjuangkan harapan masyarakat," katanya.
Ferdiansyahpun mencalonkan diri tahun 2019. Ia mendapat suara pribadi sebanyak 1.112 dari dapil Pamulang.
Namun, secara keseluruhan dari 12 caleg PSI dan suara partai, ia mendapat sekitar 8.400an suara.
"Saya sebenarnya cukup kaget saat terpilih. Pada saat penghitungan suara, yang muncul itu awalnya nama rekan saya. Saat ada nama muncul, kami bersepekat mengawal suara PSI tersebut sampai hasil rekapitulasi akhir," ujarnya.
"Saya saat itu sebagai saksi sejarah, mengikuti rekapitulasi akhir tingkat kecamatan sampai pukul 04.00 WIB. Itu dulu di Pondok Cabe. Alhamdulillah, nama saya justru yang muncul di akhir," katanya.
Baca juga: Cara Daftar Program Mudik Gratis Sepeda Motor Naik Kapal, Berikut Lokasi Posko Pendaftaran
Tidak Pernah Janji.
Tidak hanya itu, ia mengaku tidak pernah janji kepada masyarakat saat kampanye.