Piala Dunia U20

Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Sigit Nugroho Optimis Indonesia Bebas Sanksi Berat dari FIFA

Penulis: Nuri Yatul Hikmah
Editor: Ign Agung Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Sepak Bola Nasional, Sigit Nugroho saat ditemui di acara 1.000 lilin dan doa bersama atas gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/4/2023).

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Meski berseliweran kabar mengenai Indonesia yang akan mendapat sanksi berat usai FIFA mencoretnya dari daftar tuan rumah Piala Dunia U-20, namun Pengamat Sepak Bola Nasional, Sigit Nugroho optimis jika mimpi buruk tersebut tak akan terjadi.

Menurutnya, akan ada sanksi yang diterima Indonesia, tetapi itu bukanlah sanksi yang berat. 

 

 

"Sejauh ini saya masih yakin kami akan terbebas dari sanksi berat. Kalau sanksi ringan mungkin iya," ujar Sigit saat ditemui di acara 1.000 lilin dan doa bersama atas gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/4/2023).

Sigit menjelaskan, saksi ringan yang dimaksud ialah sanksi administratif yang tak sampai membuat sepak bola Indonesia dibekukan oleh FIFA.

 

Baca juga: FIFA Batalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia, Erick Thohir: Saya Enggak Perlu Marah

 

Baca juga: Setelah Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Shin Tae-yong Beberkan Rasa Kecewanya Pemain Timnas

 

Pasalnya, ia menilai jika status Indonesia yang merupakan negara dengan atmosfer sepak bola sangat besar.

Sehingga keberadaannya akan menjadi pertimbangan FIFA.

"Indonesia memiliki kekuatan yang sangat besar, industri sepak bola sudah tumbuh di sini, masyarakat gila bolanya melebihi negara besar dan ini menjadi pasar yang besar sekali," kata Sigit.

"Jadi, seandainya FIFA mau merusak (dengan berikan sanksi berat) ini saya pikir sangat berat," lanjutnya. 

Pendiri Supporter Sepak Bola Indonesia itu juga menyebut, hal lainnya yang menjadi pertimbangan FIFA sebelum menjatuhkan sanksi kepada Indonesia adalah terkait aksi penyerangan yang dilakukan militer Israel ke pertandingan sepak bola Liga Palestina.

"Seandainya tidak ada penyerangan ke Liga Palestina kemarin mungkin FIFA masih 50:50, tapi sekarang apalagi ada ancaman negara-negara Arab meninggalkan FIFA maka kini FIFA terlalu riskan," jelas dia.

Alih-alih mendapat sanksi berat FIFA, Sigit menyebut Indonesia berpeluang mendapat hadiah hiburan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 yang rencananya digelar pada November 2023 mendatang.

Halaman
12