TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Mantan model dan pemain sinetron Arzeti Bilbina kembali mencalonkan diri menjadi anggota legislatif di DPR RI.
Arzeti Bilbina akan ikut pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Semakin banyak artis yang ikut mencalonkan diri sebagai wakil rakyat, justru Arzeti Bilibina menganggapnya persaingan semakin sehat.
Menurut dia, artis Indonesia masuk kedalam tiga poin dalam syarat menjadi calon legislatif (caleg).
"Kalau mau menjadi anggota legislatif harus memiliki tiga poin yakni dikenal, disuka, dan dipilih," kata Arzeti Bilbina saat berbincang di kantor redaksi Warta Kota, Palmerah, Jakarta Pusat, Senin (12/6/2023).
"Kalau artis yang nyaleg termasuk saya, dia sudah memiliki dua poin, dikenal dan disuka. Tinggal mencari siapa yang milih," ujarnya lagi.
Banyak artis nyaleg, kata Arzeti, membuat kompetisi dalam Pemilu lima tahun sekali semakin sehat, berbeda saat dulu para Caleg takut mempromosikan diri sendiri.
"Kalau dulu cuma satu atai dua saingannya, skrg bisa 100. Jadi semangatnya ditambah karena kompetisi harus berjalan sehat," ucap wanita yang kini berusia 48 tahun itu.
Ibu tiga anak tersbut mengaku semangat untuk mengikuti persaingan sehat dalam Pemilu 2024-2029, karena ia mencalonkan diri lagi menjadi Anggota DPR RI dari PKB.
"Aku nggak tersaingi dan terganggu. Gimana kita bisa mengedukasi diri kita ketika dipercayai masyarakat."
"Ya saya akan amanah dan komit, saya tidak kecewakan. Tapi saya minta dibantu, dikawal, dan dibimbing," kata istri Aditya Setiawan ini.
Arzeti menambahkan, setiap Pemilu kerap diwarnai praktik uang. Namun, dia tidak takut menghadapinya karena sadar masyarakat semakin dewasa dalam menentukan pilihan.
'Bicara soal uang politik, ya membuat orang yang kita pilih akan sombong, jumawa, dan lainnya. Karena bicara soal uang, setelah dikasih, nggak akan ada kepentingan setelahnya."
"Saya Merasa nggak akan jadi pelayan masyarakat kalau bicara soal uang. Dikit dikit kasih uang, jangan sampai ada di situ lah," ujarnya.
Arzeti Bilbina menjelaskan, survei menunjukkan masyarakat akan tetap memilih wakil rakyat sesuai hatinya, meskipun politik uang tetap terjadi.