Polisi Gunakan Gas Air Mata untuk Halau Kericuhan di Stadion Gresik, 28 Orang Jadi Korban

Editor: Ign Prayoga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban kericuhan di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, dirawat di rumah sakit, Minggu (19/11/2023).

TRIBUNTANGERANG.COM, GRESIK - Kericuhan suporter bola terjadi Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Jawa Timur, Minggu (19/11/2023) sore.

Kericuhan terjadi pada gelaran Liga 2 yang mempertemukan Gresik United lawan Deltras Sidoarjo.

Pertandingan itu berakhir dengan skor 1-2 untuk kemenangan tim tamu Deltras Sidoarjo.

Di pengujung pertandingan, situasi jadi memanas.

Aksi lempar batu dan tembakan gas air mata di luar stadion, tepatnya di depan pintu masuk VIP dan area parkir sepeda motor.

Sejumlah orang pun terluka.

"Ada 17 suporter, 11 polisi, total 28, sebagian besar sudah bisa pulang," ujar panitia pelaksana Gresik United, Muhammad Syamsud Dluha saat ditemui di depan RS Semen Gresik , Minggu (19/11/2023).

Sebagian besar korban kericuhan mengalami sesak naoas, matanya sakit, sebagian besar sudah bisa pulang.

Selain di RS Semen Gresik, ada pula yang menjalani perawatan di RS Petrokimia Gresik, RSUD Ibnu Sina. Kemudian di puskesmas.

"Sesak, pusing, matanya perih," katanya.

Sementara korban luka sebagian besar dialami petugas kepolisian, karena lemparan batu. 

Suporter Gresik United yang jadi korban kericuhan ada yang menjalani perawatan di RS Semen Gresik.

Namun, satu per satu suporter Gresik United tersebut kemudian diperbolehkan pulang. Mengalami luka ringan.

"Ada tujuh dirawat di RS Semen, kena gas air mata, malam ini sudah pulang," kata Sekjen Ultras Gresik, Abdul Wahab saat ditemui di depan RS Semen Gresik.

Salah satu suporter Gresik United yang mengalami luka adalah Andre. Dia mengaku kena gas air mata ketika berada di luar stadion Gelora Joko Samudro.

Halaman
12