TRIBUNTANGERANG.COM - Sebanyak nam jenazah korban kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat dimakamkan pada Minggu (12/5/2024)
Jenazah yang dimakamkan hari ini merupakan rombongan SMK Lingga Kencana Depok, satu diantaranya merupakan seorang guru.
Jenazah dimakankan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Parung Bingung, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok Jawa, Barat.
Keenam jenazah korban tersebut bernama Suprayogi serta lima murid yakni Intan Fauziah (19), Mahesya Putra (18), Intan Rahmawati (18), Dimas Aditya (17), dan Robiatul Adawiyah (19).
Suprayogi
Suprayogi merupakan salah satu korban tewas atas insiden kecelakaan maut di Subang Jawa Barat.
Ia merupakan seorang guru di SMK Lingga Kencana Depok.
Rumah Suprayogi itu berada di Jalan Parungbingung RT 05/03, Kelurahan Rangkapanjayabaru, Kecamatan Pancoranmas, Depok, Jawa Barat.
Adik Suprayogi, Karnaen mengatakan, korban merupakan kakak tertua dan sudah seperti ayah baginya.
"Beliau ini, orang yang bersahaja, memang beliau ini mengabdi untuk jadi guru," ucapnya, Minggu.
Menurutnya, Suprayogi sudah menjadi guru sekira 15 sampai 20 tahun dan begitu senang mengajar anak-anak.
Korban juga dinilai Karnaen sering memberi motivasi kepada adik-adiknya untuk bisa sukses tapi tidak meninggalkan ibadah.
"Anak-anaknya semua alhamdulillah tiga orang sudah sarjana semua," terangnya.
Ia mengaku ada penyesalan mendalam ketika adiknya sedang berada di Puncak Bogor ingin bertemu.
Namun, karena kesibukan dirinya sebagai seorang dosen dan Suprayogi sebagai guru maka belum bisa terlaksana.
Ia pun berencana ingin mengajak kakaknya menginap untuk bertemu dengan adik bungsunya bersama Suprayogi.
"Mau kumpul gitu, saya sampaikan juga karena sibuk, hanya bisa WA. Rencana saya kalau ada waktu mau ngajak beliau (Suprayogi) ke Cipanas kumpul keluarga," terangnya.
Meski usianya 62 tahun, tapi Suprayogi masih gigih untuk mengabdikan dirinya sebagai guru di sekolah SMK Lingga Kencana dan SMP Islam YKS Depok.
Ia mengungkap, sosok kakak kandungnya itu adalah orang yang pendiam dan berbicara seperlunya.
"Saat ini perjalanan sudah dalam perjalanan dengan jenazah lainnya. Dari RS Subang. Di makamin enggak jauh dari sini," terangnya.
Intan Fauziah
Intan Fauziah (19), korban tewas dalam kecelakaan maut bus yang mengangkut rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok di Subang
Ayah korban, Abdul Rahman mengungkapkan jika Intan merupakan anak semata wayang.
Intan Fauziah dianggap Abdul Rahman sebagai sosok yang sanga berbakti kepada keluarga.
Bahkan, Intan setiap hari selalu membangunkan ayahnya untuk salat subuh.
Kesaksian itu diungkap Abdul Rahman, ayah dari Intan Fauziah.
Menurutnya, kebiasaan itu terus menerus dilakukan Intan setiap hari kepadanya.
"Dia kan setiap 03.30 ada alarm untuk bangunin saya salat subuh. Setiap 03.30 saya dibangunin," kata Abdul saat ditemui di rumah duka, Minggu (12/5/2024).
Abdul pun tidak menyangka Jumat pagi merupakan hari terakhir anaknya membangunkannya untuk salat subuh.
Mahesya Putra
Rumah Mahesya Putra (18) korban kecelakaan bus maut di Ciater, Subang di Jalan Parungbingung, Kecamatan Pancoranmas, Depok, Jawa Barat ramai pelayat Minggu (12/5/2024) pagi.
Warga sekitar terus berdatangan untuk memberikan ucapan belasungkawa kepada keluarga Mahesya.
Mahaesya merupakan anak paling besar dan bakal menjadi tulang punggung keluarga jika sudah bekerja nanti.
Ibu Kandung Mahesya, Rosdiana mengatakan, sosok anaknya sangat baik dan mudah bergaul dengan siapapun di lingkungan sekitar.
"Dia bilang kalau sudah lulus mau kuliah, mau kerja mau bahagiakan keluarganya," katanya, Minggu.
Menurut Rosdiana, sebelum berangkat acara perpisahan sekolah di Bandung, Jawa Barat tidak ada gelagat yang mencurigakan.
Mahesya juga tidak menitipkan pesan apapun kepada ibunya sehingga Rosdianan tidak menaruh rasa curiga nakal kehilangan anaknya.
"Cuma saya bilang ke dia, enggak bisa ngasih ongkos banyak, dia bilang cukup ga ya bu, dia mau belikan oleh-oleh buat adiknya," tegasnya.
Rosdiana menjelaskan, anaknya berangkat dari sekolah Jumat (10/5/2024) pagi dan Sabtu (11/5/2024) seharusnya sudah pulang.
Namun, takdir berkata lain karena Mahesya dan beberapa temannya harus meninggal dunia usai bus yang ditumpanginya alami kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat.
"Dia itu orangnya semangat buat kejar cita-citanya, enggak neko-neko anaknya. Enggak minta apa-apa. Apa adanya saja," tuturnya.
Robiatul Adawiyah
Robiatul Adawiyah merupakan salah satu korban tewas kecelakaan di Subang, Jawa Barat.
Robiatul Adawiyah, pelajar perempuan kelahiran Depok, 15 Februari 2005.
Robiatul Adawiyah tinggal di Parung Bingung RT 02/03, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.
Seperti diketahui, Robiatul bersama teman-temannya ikut acara perpisahan di Ciater, Jawa Barat.
Sayang, acara tersebut berakhir duka karena saat melintas di kawasan Subang, terjadi kecelakaan maut.
Bus PO Trans Putera Fajar yang Robitul dan teman-teman tumpangi menabrak kendaraan lain.
Alhasil, ada 11 orang yang tewas dan 17 lainnya luka berat.
Berdasarkan pantauan Wartakotalive.com di lokasi tempat tinggal Robiatul, Minggu (12/5/2024) pagi, bendera kuning bertuliskan nama 'Robiatul Adawiyah' terpasang di dekat rumah korban.
Berjalan kurang lebih 100 meter ke rumah korban, sejumlah keluarga korban menunggu di depan rumah dengan mengenakan pakaian muslim dan muslimah.
Suasana di sekitar rumah korban bercat putih itu bahkan terlihat sepi.
Pihak keluarga saat ini belum mau untuk diwawancarai karena masih berduka.
Dimas dan Intan Rahmawati
Dua korban tewas kecelakaan maut bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, ternyata sepupuan. Keduanya adalah Dimas (17) dan Intan Rahmawati (18).
Rumah mereka yang berada di Jalan Haji Arif RT 001 RW 010, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru Kecamatan Pancoran Mas, Depok, bahkan bersebelahan.
Adapun kediaman Dimas bernomor 18 bercat biru, sementara rumah Intan yang bercat ungu bernomor 22.
"Iya, (Dimas dan Intan) sepupuan," ujar salah satu anggota keluarga yang enggan menyebutkan nama, kepada Wartakotalive.com.
Ia mengatakan Dimas merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, sedangkan Intan anak pertama dari dua bersaudara. Menurut dia, keduanya adalah anak yang baik.
"Baik ya mereka, (Dimas dan Intan) saling membantu," katanya.
Pantauan Wartakotalive.com di lokasi pada Minggu (12/5/2024) pukul 10.30 WIB, pelayat terus berdatangan ke rumah Dimas dan Intan.
Namun, jenazah keduanya juga belum tiba hingga saat ini. Ada karangan bunga dari Kapolda Jawa Barat Irjen Akhmad Wiyagus di depan rumah mereka.
(Wartakotalive.com/Munir/Tribunnews.com/Munir/Ramadhan)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News