Sadira tak menampik jika dirinya terpaksa membuang arah kendaraanya ke kanan agar tidak banyak menimbulkan korban jiwa, namun di arah kanan ada pengendaran sepeda motor.
Sayangnya upaya Sadirnya meminilisir korban jiwa justru membuat 10 orang yang ada di dalam bus tersebut tewas.
"Jadi tak ada pilihan lain waktu itu, lebih baik saya buang kanan dan benturkan ke tiang listrik hingga akhirnya terguling dan terhenti," ucapnya.
"Namun ternyata korbannya juga banyak. Saya tidak menyangka mobil tersebut akan terguling," imbuhnya
Dia mengatakan, sebelumnya rem mobil tersebut sudah diperbaiki oleh montir dan sudah normal saat istirahat makan.
Tapi sayang, tiba-tiba rem tersebut blong saat masuk turunan pertigaan Sari Ater, hingga akhirnya terjadi kecelakaan maut ini.
Sadira mengaku hanya mengalami luka sedang. Tangan, kepala, dan kakinya mengalami luka memar.
"Saya hanya mengalami luka sedang, tidak terlalu parah seperti yang bisa dilihat saat ini. Hanya mengalami memar di bagian kepala tangan, dan kaki," ucapnya.
(Tribunjabar.com/Deanza Falevi/Kompas.com)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News