TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Puluhan tahun berdagang hewan kurban, Abdul Aziz (40) baru merasakan pahitnya berjualan tanpa pembeli.
Abdul Aziz mengaku belum mendapatkan pembeli meski sudah berjualan selama 2 minggu.
Pengalaman ini juga menjadi pengalaman pertama buatnya seumur hidup berjualan hewan kurban belum mendapatkan pembeli meski sudah 17 hari berdagang.
Abdul kini cuma bisa pasrah mengawasi pergerakan kambing-kambingnya yang dijajarkan di Trotoar Jalan Anggrek Garuda, Palmerah, Jakarta Barat.
Sesekali dirinya mengipas-ngipas tubuhnya yang diterpa terik matahari. Namun sesekali pula ia bangkit dan memberi makan kambingnya dengan rerumputan yang dibawanya.
Bagaimana tidak, meski Idul Adha tinggal menghitung hari, namun belum ada satu orang pun yang membeli kambing dagangannya Abdul.
Padahal, ia sudah berjualan di tempat tersebut sejak 2 minggu lamanya.
"Belum laku sampai sekarang, udah ada dua minggu di sini, kan hari Idul Adha seminggu lagi, jadi udah tiga minggu saya udah turun duluan," kata Abdul saat ditemui di lokasi, Sabtu (8/6/2024).
Menurutnya, kondisi sepi yang seperti ini tidak biasanya terjadi. Pasalnya, ia sudah puluhan tahun berjualan kambing di lokasi yang sama. Tepatnya, sejak 1998.
Kebanyakan, lanjut dia, masyarakat hanya datang ke lapaknya untuk membandingkan harga saja, bukan untuk membeli kambing.
"Baru tahun ini sepi. Biasanya ramai, udah ada yang beli, pesan. Nanti dititip ke sini. Sekarang langgaran aja belum," jelasnya.
Diketahui, Abdul sendiri menjual dua jenis kambing. Yakni, kambing Jawa dan domba.
Kambing-kambing itu adalah hasil ternaknya di Bogor, Jawa Barat yang ia bawa khusus untuk hari raya Idul Adha.
"Bawa 25 ekor. (Dijual) berdasarkan ukuran, ada yang harganya Rp 3,5 juta, ada yang Rp 2 juta, ada yang Rp 2,5 juta. Tapi kalau sekarang paling murah Rp 3,5 juta," kata Abdul.
Dia mengatakan, akan terus berjualan sampai H+3 lebaran Idul Adha.
Nantinya, apabila kambing-kambing itu tidak laku dijual, Abdul akan membawanya kembali ke Bogor untuk diternak atau dijual untuk kebutuhan akikah dan salamatan.
"Optimis lah sampai habis. (Kalau tidak habis) kami bawa lagi ke kampung," katanya.
Lebih lanjut, Abdul menyampaikan bahwa meski dirinya berjualan di trotoar, namun ia telah mengantongi izin dari Ketua RW setempat.
Selain itu, lanjut dia, para Satpol PP sudah mengetahui lokasi Abdul berjualan, sehingga ia merasa aman berjualan di tempat tersebut.
"Enggak apa-apa (jualan di trotoar) udah izin. Satpol PP juga udah tahu saya tiap tahun dagang di sini, asal jangan ganggu aja. Nanti terakhir juga saya rapihin lagi," pungkas dia. (m40)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com