Laporan Reporter TribunTangerang.com, Nurmahadi
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA- Partai Gerindra resmi mengusung Andra Soni-Dimyati Natakusumah sebagai Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Banten, dalam Pilkada serentak 2024.
Diketahui, hingga saat ini Partai Gerindra bersama enam partai politik lainnya telah resmi membuat Koalisi Banten Maju (KBM), untuk mengusung Andra-Dimyati.
Di antaranya, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Nasdem.
Untuk maju sebagai Calon Gubernur Banten, Andra Soni sebut telah menyiapkan tiga program utama yang dia sebut sebagai "3 dimensi".
Dimensi pertama yang menjadi fokus programnya yakni pendidikan, dia menginginkan akses pendidikan di Provinsi Banten, dapat dirasakan masyarakat secara merata.
Kemudian, dimensi kedua yakni kesehatan, yang mana, dia akan membuat program kesehatan yang berkeadilan.
Dan dimensi ketiga adalah ekonomi. Andra mengatakan sebagai daerah penyangga ibu kota, Banten harus maju dalam sektor ekonomi.
Layaknya sistem PPDB, Andra Soni akan membuat sistem zonasi, afirmasi dan prestasi bagi masyarakat dalam bidang pekerjaan.
Di mana, industri yang nantinya akan berdiri di Provinsi Banten, harus memperkerjakan masyarakat sekitarnya.
Tentunya, masyarakat kata dia, akan dibina dan diberi pelatihan terlebih dahulu oleh pemerintah daerah, berdasarkan kebutuhan industri yang tersedia.
Baca juga: Calon Gubernur Banten Andra Soni Ternyata Eks Atlet Hoki dan Renang, Wakili Tangerang di Porda Jabar
Terkait progam dan persiapan dalam kontestasi Pilgub Banten 2024, disampaikan Andra Soni dalam wawancara eksklusif bersama Wartakotalive.com, pada Selasa (2/7/2024).
Berikut petikan wawancara eksklusif Calon Gubernur Banten, Andra Soni bersama Wartakotalive.com:
Apa persiapan untuk maju sebagai calon Gubernur Banten?
Iya saya ini kader partai, saya dari Partai Gerindra, dan partai-partai lain memang merupakan tempat mendidik calon kepemimpinan, dan alhamdulillah di Partai Gerindra saya memulai sebagai anggota, kemudian mencalonkan diri alhamdulillah terpilih tahun 2014 bersamaan juga dengan kampanye pak Prabowo pertama kali, 2019 sampai 2024. Kemudian saya mengikuti proses pengkaderan, dan kami terbiasa berjuang termasuk kami ikut berjuang dalam Pilkada 2017 Jakarta, dan 2012 era Pak Jokowi, jadi kalau ditanya persiapan, sudah terbiasa, malah kalau enggak ada pemilu bingung kami mau ngapain, insyaallah penugasan telah diberikan oleh Pak Prabowo melalui surat rekomendasi yang disampaikan oleh pak Sekjen, penugasan ini untuk berpasangan sebagai Calon Gubernur dengan pak Dimyati kader PKS
Apakah sering ketemu dengan Pak Prabowo?
Saya dari 2014 sering ketemu, sering ketemu doang, kalau ditanya sering ngobrol apa enggak ya jarang, saya cuma ketua DPD, yang pasti jarang foto-foto karena enggak sempat, kita ini kan kader partai, tugasnya kan bekerja bukan foto-foto. Makanya kan DPD Gerindra Banten ini yang jarang kesorot kamera, karena saya ini enggak fotogenik
Boleh diceritakan perjalanan tertarik ke panggung politik?
Jadi setelah saya sekolah di Jakarta ada masa di mana saya jadi anak angkat sebuah keluarga, saya menjadi anak angkat, bersuku Sunda, saya pernah sekolah di Bandung, saya juga pernah sekolah di Yogyakarta, dan saya sekolah di Yogyakarta itu SMA, di situ saya pernah berinteraksi dengan aktivis di situ, bagaimana mereka mengavokasi rakyat, di situ saya liat Budiman dan sebagainya. SMP juga saya pernah bikin organisasi padahal waktu itu enggak boleh kan selain OSIS, karena teman saya enggak terpilih karena nilai rapornya jelek, kita bikin IPPS namanya, Ikatan Persaudaraan Pelajar Sosial yang kemudian hari lebih banyak kita daripada OSIS, waktu di Yogyakarta itu mulai dikenalin lah dengan politik, tapi bukan politik praktis ya, buku pertamanya, trilogi Pramoedya Ananta Toer, nah saya ini agak lemah kalau membaca, saya lebih ke peniru, tapi yang saya sadur itu hal-hal penting. Di situ awal mulanya, tetapi saya enggak lanjut di Yogyakarta karena saya takut, karena waktu itu tujuan saya sekolah bukan berpolitik, akhirnya saya pindah ke Bandung, lulus SMAnya di Bandung
Program apa yang akan dilakukan, apa yang menjadi pembeda dengan calon lain?
Pertama pembedanya adalah saya tidak punya pengalaman untuk memimpin kota. Apalagi kota seperti Tangsel, ini adalah kota satelit yang luar biasa, di mana IPM nya Kota Tangerang Selatan itu paling tinggi di Provinsi Banten. Jalanannya bagus, karena dilihatnya dari jumlah kunjungan warga ke Tangsel, ya itu salah satu yang punya pengalaman ke situ karena memang Tangsel ini ada Alam Sutera, ada Bintaro, ada BSD, pengembang besar lah, dan bu Airin waktu memimpin Kota dapat iklim usaha yang bagus di Tangerang Selatan itu. Saya punya pengalaman sebagai kader partai, saya punya pengalaman sebagai anggota DPRD, saya punya pengalaman sebagai Ketua DPRD, sehingga kami lebih sering mendengar audiensi dengan masyarakat, yang mana di Banten ini, yang paling terasa adalah disparitas, kesenjangan antara utara dan selatan, antara Tangerang dengan Lebak, dengan Pandeglang, luas Provinsi Banten ini kira-kira 9 ribu kilometer persegi. Kemudian Kabupaten Lebak aja, itu sepertiganya Banten, penduduknya juga banyak, tapi luasnya sepertiga Provinsi Banten, dan tidak ada swasta di sana, kalau PADnya Rp 450 miliar dalam satu tahun, sumbernya dari PBB dan sebagainya, berbeda dengan Tangsel, hari ini kalau mau menaikkan PAD ada teorinya, pertama adalah mengukur ulang luas bangunan, mengukur ulang tinggi bangunan, dan menetapkan ulang nilai NGOP, itu dengan sendirinya akan naik. Tapi kalau Lebak dan Pandeglang enggak bisa, rumah tidak layak huni nya aja masih banyak, jembatan gantung juga masih banyak, yang kemudian itu bukan dibangun oleh pemerintah, ini harus dibantu pemerintah pusat harus dibantu oleh pemerintah daerah akselerasi supaya cepat. Jadi jangan tertinggal terlalu jauh. Jadi nggak adil kita membandingkan mereka dengan Tangsel membandingkan mereka dengan Kota Tangerang, membangun jalan di kota Tangerang di Kota Tangsel mungkin hanya 2 Km sudah bisa menghubungkan puluhan ribu manusia, tapi membangun 20 KM di Lebak dan Pandeglang belum tentu menghubungkan, manusia banyak karena wilayahnya luas jadi kita harus adil sehingga program saya sederhana
Ini cuma tiga dimensi. Pertama dimensi yang menyangkut terkait pendidikan, bagaimana pendidikan itu bisa berkeadilan,
bagaimana pendidikan itu kualitasnya merata, bagaimana pendidikan itu bisa diakses oleh semua masyarakat. Jangan sampai kayak sekarang PPDB, bagaimana anak yang jaraknya hanya 1 km dari sekolah tapi nggak bisa sekolah di situ, bagaimana anak yang jaraknya 500 m dari sekolah enggak diterima di situ. Tapi ada jalur afirmasi ini adalah jalur kepada orang-orang yang tidak mampu akhirnya semua orang asal masuk ke sekolah itu, dia mengaku tidak mampu, padahal dia bukan penerima bansos. Lalu jalur prestasi tiba-tiba anak-anak punya prestasi yang tadinya dia belum latihan kungfu tiba-tiba punya prestasi kungfu, sehingga ini harus berkeadilan akses pendidikan yaitu harus menyeluruh ke semuanya. nah, di sinilah keterlibatan keterlibatan swasta, artinya dengan pihak swasta ini kita harus bisa mengoptimalkan, jangan sampai semua orang masuk sekolah negeri, sedangkan sekolah swasta mati, nah ini sudah dipraktekkan oleh pemerintah kota Tangerang. Pak Arif itu kewenangannya untuk SD dan SMP, yang nggak bisa keterima di negeri mereka bersekolah di swasta, dan ditanggung spp-nya, artinya saat ini di duplikasi dan kemudian diperluas, itu dimensi pendidikan. Dimensi yang kedua adalah dimensi kesehatan, ini juga sama harus berkeadilan dan kemudian bisa terakses juga, penduduk Banten ini jumlahnya 12 juta kalau siang kalau malam bisa bertambah karena orang Jakarta banyak yang tinggal di Banten. Artinya ada potensi pihak swasta membangun banyak rumah sakit
ini menguntungkan Banten tapi masih banyak prakteknya, yang memiliki BPJS kamar tiba-tiba penuh, kemudian kalau dirawat 3 hari nggak sembuh disuruh pulang. Karena tujuan BPJS ini harus adil kemudian juga kita stunting itu masih 14 persen
tinggi Nggak cukup buat jadi tentara, kemudian ukurannya artinya cita-citanya enggak boleh tinggi-tinggi juga mengikuti ukuran badan. Kita harus ada percepatan juga dan ini linier dengan tujuan Pak Prabowo nanti. Kemudian dimensi kesehatan ini enggak bisa dipisah dengan pendidikan, kalau masyarakat yang berpendidikan baik maka dia akan mudah mengakses kesehatan, begitu pun sebaliknya, kalau kesehatan yang baik maka masyarakat akan mudah mengakses pendidikan begitu kira-kira. Dan dimensi ketiga ini tentang ekonomi, di mana masyarakat Banten harus punya kerjaan
kita punya industri banyak investasi nomor 5 terbesar nasional tapi dengan serapan tenaga kerja ini masih minim, terkenal Tangerang Serang semua kota industri tapi tidak sejalan dengan serapan tenaga kerja karena kita hanya mengundang investasi tanpa mengoptimalkan vokasi, harusnya pemerintah dengan industri itu melakukan kerjasama itu tidak melulu urusan membangun SMK, yang harus dibangun itu
adalah pabrik yang sesuai dengan kemampuan masyarakat, contohnya misal ada yang akan membangun pabrik, dia membutuhkan tukang jahit, maka sebelum pabrik itu beroperasional kita sudah melatih ini lebih dulu, kalau misalnya kita menggunakan sistem zonasi, dalam ketenagakerjaan, zonasi nya gimana, pabrik yang dibangun harus mempekerjakan masyarakat sekitar yang sudah dilatih berdasarkan zonasi. Zonasi itu harus sudah dibekali oleh pemerintah Balai pelatihannya dan lain-lainnya. Dan kemampuannya juga harus sesuai standar. Kalau bisa terjadi saat pabrik itu beroperasional tenaga sudah siap dari warga setempat berdasarkan zonas, lalu ada juga warga yang tidak punya ijazah, itu bisa masuk melalui jalur afirmasi, ini bisa bekerja sebagai cleaning service dan sebagainya. Nah, kemudian juga masuk lagi ke jalur prestasi, warga di sekitar itu yang punya prestasi jangan hanya mereka bekerja dalam pekerjaan standar tapi mereka juga bisa menjadi pimpinan di perusahaan tersebut, bilamana ini sama dengan jumlah yang masuk bahkan yang dibangunkan tidak satu pabrik sehingga banyak sekali lokasi. Sehingga orang-orang yang bekerja di lokasi itu dia Rumahnya dekat kalau rumahnya deket berarti kita nggak perlu nyewa rumah lagi, nggak perlu punya dapur dua, nggak perlu juga beli bensin begitu banyak untuk bisa sampai ke tempat pekerjaan. Sehingga upah mereka dengan upah yang saat ini itu setidaknya digunakan, untuk kebutuhan konsumsi bukan untuk kebutuhan sewa. Kemudian ini mempengaruhi tingkat kebahagiaan, karena Banten ini kan surveynya tidak bahagia. Ya gimana orang mau bahagia punya pekerjaan gaji dibayar cuma cukup untuk satu minggu, tapi kalau cukup untuk 2 minggu kan lumayan, kesedihannya berkurang. Sebetulnya 3 dimensi ini bagian dari yang diukur atas indeks pembangunan manusia, kan indeks pembangunan manusia ukurannya 4 yang pertama terkait dengan angka harapan hidup, anak yang lahir di tahun 2023 dengan yang lahir di tahun 2024 apakah naik?, ternyata naik secara rata-rata nasional Banten itu di atas, tapi pas di zoom yang paling bagus itu daerah Tangerang kenapa?, karena average rata-rata. Tqpi pas kita Zoom Ke Lebak Pandeglang dan sebagainya, masih kecil maka penting Sekarang saya sebagai kader Gerindra, ikut dalam kontestasi ini agar saya bisa men-support program nasional nya Pak Prabowo, dan membawa program tersebut ke Provinsi Bantendalam rangka percepatan. Maka ini ingin saya sampaikan, harapan saya ke depan, saya akan berusaha untuk mendapatkan semacam program dari pemerintah pusat, untuk Provinsi Banten yaitu percepatan pembangunan Provinsi Banten, karena ketinggalan terlalu jauh. Jangan sampai di Provinsi Banten masih ada yang blindspot. kemudian kita punya double trap. Double trap baru sampai Rangkasbitung, kita sampai Rangkasbitung baru bisa lihat Multatuli, kita harus bisa bergeser terus membangun lagi sampai ke Merak, sehingga nanti orang-orang bisa lihat Ujung Kulon itu seperti apa. Alhamdulillah Pak Jokowi sudah membangun tinggal pemerintah daerah memaksimalkan agar aksesnya bisa sampai ke sana. Ini PR Provinsi Banten itu tiga dimensi tadi. Lalu kenapa program saya tidak membangun jalan? Pemerintahan Wahidin Halim, telah menyelesaikan pembangunan jalan Provinsi Banten, kurang lebih sekitar 890 km. Jadi kita tinggal nerusin
Sebagai kawasan aglomerasi Apakah ada bisikan dari Pak Prabowo untuk sama-sama membangun Banten?
Jadi dulu itu sering kalau ada demo, supporting massanya dari Banten, kalau sekarang keberhasilan pemerintah pusat salah satunya harus dari provinsi Banten. Pak Prabowo membangun ketahanan pangan, Provinsi Banten bisa men-support karena Wilayah selatan, potensi pertaniannya luar biasa, potensi perikanannya luar biasa, potensi peternakannya luar biasa, perkebunannya juga luar biasa, artinya kita bisa men-support ini. Fokus pemerintah saat ini adalah krisis pangan
Seberapa yakin Andra Sony bisa mengalahkan Airin?
Saya yakin rakyat akan menggunakan hak pilih sebaik-baiknya, dan saya pikir nggak ada masalah juga. kan pilihan di rakyat, saya tidak ingin mengomentari terkait dinasti politik dan sebagainya karena tidak dilarang kita ngapain teriak-teriak dinasti tapi kita dukung juga, tinggal bagaimana kita bisa membangun kesadaran kolektif masyarakat Banten, membangun masyarakat Banten itu harus memberi ruang kepada semua pihak harus berkontestasi, tugas kita memilih mana yang paling bagus dan kemudian gunakan hak pilih
Silakan boleh disampaikan closing statementnya?
Membangun Provinsi Banten sesuatu yang harus dilakukan secara kolektif oleh pemerintah Provinsi Banten, pemerintah kota, dan pemerintah pusat, karena Provinsi Banten ini berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota negara. Tapi rakyat Banten masih merasakan blind spot masih merasakan susah untuk sekolah, dan ini akan menjadi cerminan negatif bilamana Banten tidak bisa berkembang lebih baik, dan saya hadir dalam kontestasi ini adalah ingin mendarmabaktikan diri saya, pengalaman saya dan pendidikan yang telah diberikan oleh partai Gerindra kepada saya, kemudian jika takdir mengatakan bahwa saya menjadi seorang gubernur provinsi Banten, Inshaallah akan saya jaga secara baik. (m41)
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News