"Kita menyaksikan beberapa hari terakhir, di mana kehidupan bernegara kita mengalami ujian. Dan dalam situasi ujian seperti itu kita menyaksikan siapa yang konsisten," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Anies menyampaikan apresiasi kepada PDIP yang dinilai konsisten menjaga konstitusi.
Ia turut menyinggung aksi demonstrasi mahasiswa dan warga sipil di sejumlah wilayah buntut polemik revisi UU Pilkada.
"Kedua, civil society, mahasiswa yang bergerak secara organik tanpa ada satu komando tapi dikomando oleh hati, dikomando oleh kecintaan kepada negeri. Memilih untuk turun langsung mencegah terjadinya penyimpangan, mencegah praktik pelanggaran prinsip dasar bernegara," imbuhnya.
Anies menilai, munculnya gerakan mahasiswa dan siswa STM di berbagai daerah sebagai bentuk perjuangan.
Ia turut menyampaikan apresiasi kepada pimpinan DPR RI yang mendengarkan aspirasi rakyat dengan membatalkan pengesahan revisi UU Pilkada.
"Kita harus kawal sama-sama bahwa konstitusi yang sudah diamanatkan MK dijaga sampai tuntas," jelasnya.
Sementara itu, Anies belum tahu pasti kapan akan bertemu Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Ia menyebut, komunikasinya dengan PDIP berjalan mengalir dan santai.
"Kita mengalir saja, seperti pertemuan hari ini. Kan juga tidak direncanakan, spontan, rileks, santai," jelas Anies.
Ia kemudian disinggung soal pernyataan Megawati saat aat berpidato di Kantor DPP PDI-P, Kamis (22/8/2024).
Dalam pidatonya, Megawati sempat mempertanyakan kesediaan Anies untuk menurut kepada PDIP.
"Jadi kita semua menyadari bahwa Beliau merujuk kepada amanat konstitusi, cita-cita bernegara, cita-cita untuk mewujudkan Indonesia yang bersatu, beragam tapi bersama. Itu yang kita jadikan rujukan sama-sama," tandas Anies.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com