Orangtua Ramai-ramai Tolak Soal Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan, Khawatir Pelajar cuma Main

Editor: Joseph Wesly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polres Metro Tangerang Kota mengamankan 73 pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang melakukan aksi tawuran di kawasan Benda, Kota Tangerang pada Kamis (11/8/2022) lalu.

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Wacana libur penuh sebulan selama ramadan ditolak oleh orangtua siswa.

Sebelumnya, pemerintah berencana meliburkan siswa SD hingga SMA selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah menuai penolakan dari sejumlah orangtua murid. 

Para orangtua menolak wacana tersebut karena khwatir para pelajar cuma bermain selama libur.

Mereka takut anak-anak mereka melakukan kegiatan tak bermanfaat jika libur selama satu bulan.  

Orangtua pelajar, Juju (48) khawatir anaknya yang tengah duduk di bangku kelas 1 SMP hanya bermain jika sekolah diliburkan selama Ramadhan. 

"Kalau enggak sekolah tuh dia cuma mikirin main-main doang. Kalau sekolah kan tetep belajar, ada kegiatan," kata Juju saat ditemui di lapaknya, Rabu (15/1/2025).

Juju sendiri tak bisa mengontrol aktivitas anaknya sepanjang hari karena dia harus berjualan.

Oleh karenanya, dia berharap, pemerintah membatalkan rencana meliburkan siswa sekolah selama bulan Ramadhan. 

"Enggak usah (libur) sama sekali. Biarin sekolah dah. Soalnya anakku tuh kebanyakan main HP. Kalau sekolah kan dia sibuk belajar," tambah dia.

Senada dengan Juju, Monic (31), warga Cinere, Depok, khawatir anaknya hanya menghabiskan waktu untuk bermain jika libur satu bulan penuh.

Padahal, menurut dia, waktu satu bulan bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

 "Sebagai seorang ibu, kalau di rumah itu sebenarnya anak-anak cukup susah disuruh belajar. Apalagi pas Ramadhan gitu," kata dia saat ditemui di Jagakarsa, Rabu (15/1/2025).

Alih-alih diliburkan selama satu bulan, Monic mendorong pihak sekolah mengisi bulan Ramadhan dengan kegiatan keagamaan di samping pendidikan formal seperti biasanya.

"Di sekolah itu juga kalau lagi bulan Ramadhan lebih banyak diisi dengan kegiatan keagamaan. Kalau di rumah, saya rasa enggak full mendapatkan edukasi yang seperti di sekolah," tambah dia.

Kekhawatiran serupa disampaikan oleh Lia (33). Lia bilang, anaknya yang baru duduk di kelas 2 SD biasanya hanya bermain ponsel ketika libur tiba.

Maka dari itu, Lia berharap libur bagi anak sekolah baru diberikan menjelang Lebaran.

"Sebaiknya liburnya separuh menjelang lebaran," kata dia saat ditemui di Blok M, Rabu (15/1/2025).

Di sekolah, kata Lia, sang anak bakal lebih intens mendapat pembelajaran formal, bahkan agama.

"Takutnya dia kayak bosen gitu kalau di rumah kan. Kan biasanya ada di sekolah pengajian gitu selama Ramadhan," tambah dia.

Untuk diketahui, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyebut, ada tiga opsi yang dipertimbangkan pemerintah terkait libur sekolah selama bulan Ramadhan tahun ini.

"Pertama, libur penuh selama Ramadhan dengan kegiatan keagamaan. Kedua, libur sebagian, seperti awal Ramadhan libur beberapa hari dan masuk kembali hingga menjelang Idul Fitri. Ketiga, sekolah tetap masuk penuh seperti biasa," kata Abdul Mu’ti di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (13/1/2025).

Sementara itu, wacana libur sekolah saat Ramadhan 2025 pertama kali diungkapkan Wakil Menteri Agama (Wamenag), Romo HR Muhammad Syafi’i.

 Kebijakan serupa pernah diterapkan pada era pemerintahan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), di mana sekolah diliburkan selama satu bulan penuh saat Ramadhan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News