Prabowo Kirim Anggrek, Megawati Balas Kirim Minyak Urut, Pengamat Ungkap Maknanya

Editor: Joseph Wesly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu hektar tanaman anggrek vanda douglas tumbuh dengan suburnya di Jalan Arjuna, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Bunga yang juga jadi ikon kota Tangerang Selatan ini seakan berayun-ayun diterpa angin sepoi-sepoi. Semerbak aroma anggrek pun tercium jelas membuat pikiran jadi tenang. Niman Syarif, petani anggrek ini merupakan sosok pedagang sayur dulunya, sebelum akhirnya bertani anggrek pada tahun 1992 lalu, dan bertahan hingga saat ini. Saat dikunjungi Tribunnews Tangerang, Niman tengah bersama pekerjanya yang lagi bersih-bersih kebun. Dengan wajah tersenyum, Nirman menjelaskan awal ia bertani anggrek. Tahun 1992 lalu, ia kerap melintasi wilayah Rawa Belong, tempat penjual aneka bunga. Saat itu, ia kepikiran untuk berdagang anggrek. Memutuskan hijrah dari pedagang sayur ke petani anggrek, ia sempat ditanya oleh sang ayah, dan jawabannya cukup untuk mendapat persetujuan. Kalau jualan kembang, selama orang masih hidup pasti laku, ujarnya sembari tertawa mengingat jawaban yang ia layangkan untuk ayahnya dulu. Saat itu, ia sudah terpikirkan bahwa akan banyak kantor-kantor atau rumah-rumah yang butuh tanaman hias seperti anggrek. Kemudian, ia pun membeli bibit anggrek dan mulai mengembangbiakkannya di Tangerang Selatan. Sedikit demi sedikit ia tanam. Setiap ada hasil, langsung ia kembangkan. Ketekunannya membuat ia berhasil membudidayakan anggrek di Tangerang Selatan. Perlahan demi perlahan, ia memperluas lahan untuk ditanami anggrek. Awalnya saya beli 5.000 batang. Kemudian itu lah yang saya kembangkan lagi. Nanam anggrek ini juga gampang, sama seperti menanam sayur. Hamanya juga tak jauh beda. Agar subur, ini saya beri pupuk kandang dan juga semprot obat agar aman dari hama, ucapnya. Kini, dengan lahan satu hektar, Niman menyebut bisa 100 ikat. Satu ikat itu 100 batang, dan dikali Rp 200.000. Ya Alhamdulillah lah, lumayan cukup-cukup untuk rumah dan pekerja, tutupnya. (Raf) Bunga anggrek vanda douglas milik Niman Syarif tumbuh cantik dan subuh di lahan pertanian di Jalan Arjuna, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo, menjelaskan bahwa tindakan Megawati yang mengirimkan minyak urut untuk Prabowo ini mencerminkan sebuah gestur yang positif.

“Gestur seperti ini diharapkan bisa membuka ruang-ruang komunikasi lebih lanjut antara keduanya, yang pada akhirnya dapat mendorong terjalinnya kerja sama yang lebih baik,” kata Kunto saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/1/2025).

Kunto menyebutkan bahwa Megawati mungkin merasa bahwa Prabowo sedang kelelahan karena tuntutan tugasnya yang padat.

Oleh karena itu, Megawati mengambil inisiatif untuk memberikan minyak urut sebagai bentuk perhatian.

Namun, menurut Kunto, makna dari pemberian minyak urut ini tidak hanya terbatas pada bantuan fisik, tetapi juga bisa menjadi simbol dari bentuk bantuan lain yang lebih besar, seperti mungkin bantuan langsung yang diberikan oleh PDI-P kepada Prabowo.

Bukan hanya membantu melalui pemberian minyak urut, lanjutnya, Megawati mungkin ingin menawarkan bantuan dengan memberikan "tukang urut" kepada Prabowo.

"Tukang urut" dalam konteks ini tentu tidak selalu berarti orang yang bertugas mengurut Prabowo.

Namun, bisa berupa bantuan langsung yang diberikan PDI-P ke Prabowo.

"Supaya masalah yang bikin capek Prabowo ini enggak berlarut-larut dan bisa kemudian diselesaikan. Ini menurut saya yang jadi simbol (pemberian) minyak urut," lanjut Kunto.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News