TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Viral soal dugaan adanya grup WhatsApp (WA) bernama 'Orang-orang Senang'.
Grup WhatsApp (WA) bernama 'Orang-orang Senang' itu diduga dibuat oleh para tersangka kasus korupsi di PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Mereka diketahui merupakan komplotan pengoplos Pertalite menjadi Pertamax yang merugikan negara triliunan.
Informasi grup WA 'Orang-orang Senang' tersebut beredar di media sosial dan membuat netizen merasan geram.
Merespons hal tersebut, anggota Komisi VI DPR Fraksi PDI-P, Mufti Anam, mengaku kaget sekaligus geram dengan dugaan adanya grup WhatsApp (WA) bernama "Orang-orang Senang".
Keberadaan grup "Orang-orang Senang" itu pun menjadi isu panas dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi VI DPR RI dan PT Pertamina.
Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDI-P, Mufti Anam, menilai jika grup WA itu benar-benar ada, berarti para tersangka korupsi Pertamina telah melakukan tindakannya dengan sadar dan bahkan tidak merasakan penyesalan.
“Bahkan, tadi malam, Pak Simon, ketika kami mau tidur, kami mendengar satu berita yang di-share kawan kami di grup Komisi VI, menangis hati kami, Pak," kata Mufti di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (11/3/2025).
"Sampean tahu di grup itu apa, Pak? Pernyataan dari Kejagung bahwa mereka menemukan grup WA yang judul grupnya adalah 'Orang-Orang Senang'. Nauzubilah."
"Jadi, ternyata mereka melakukan selama ini dengan kesadaran, Pak, dengan menari-nari di atas penderitaan rakyat, merampok, bukan hanya dari negara, tapi juga dari rakyat kami,” ujar Mufti lagi.
Tak hanya itu, Mufti juga melayangkan kritik terhadap petinggi PT Pertamina yang dinilai menghindari pembahasan terkait kasus bensin Pertamax oplosan dalam rapat tersebut.
Ia menyayangkan ketidakhadiran pembahasan yang dinilai sangat penting.
“Pada RDP kali ini, jujur saja, Pak, kami sedikit kecewa. Kami tunggu-tunggu dari tadi paparan soal ter-update Pertamax oplosan, tapi tidak ada sebait kata pun yang menjelaskan di kesempatan ini,” tegasnya.
Mufti menambahkan bahwa kemarahan publik terhadap Pertamina semakin meningkat, terutama di bulan suci Ramadan ini.
“Padahal, kami menunggu-nunggu rapat ini dari berminggu-minggu yang lalu, sampai kami coba ingatkan di grup Komisi VI dan sebagainya," kata Mufti.
"Dan alhamdulillah hari ini terlaksana. Tapi, juga tidak bisa mengurangi kegundahan kami dan masyarakat kami, Pak,” tambahnya.
Kejagung Dalami Keberadaan Grup WA "Orang-orang Senang" Jaksa Agung ST Burhanuddin menyatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki informasi ini dan akan mengambil tindakan tegas jika terbukti benar.
“Tentang grup WA, kita lagi dalami ya. Kita dalami, karena di tahanan tidak boleh membawa alat komunikasi," ujar Burhanuddin di Gedung Utama Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (12/3/2025).
"Kalau ada, berarti anak buah saya yang kurang ajar, saya akan tindak. Kalau ada. Kita dalami,” tutur dia.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, mengaku baru mengetahui dugaan keberadaan grup tersebut dari pemberitaan media.
Ia memastikan bahwa setelah para tersangka ditahan, mereka tidak memiliki akses komunikasi melalui grup WA.
“Dicari apakah ada grup itu atau tidak. Bahwa kita mendengar juga di publik, di media. Nah makanya, ini benar enggak ya? Kan gitu. Tapi kalau setelah mereka ditahan, itu bisa kami pastikan itu tidak ada,” kata Harli.
Jika terbukti grup ini tetap beroperasi setelah penahanan para tersangka, Kejaksaan Agung berjanji akan menindak tegas oknum yang bertanggung jawab.
“Kalau memang itu ada sewaktu mereka sudah ditahan, ya, kita tegas. Sekarang kan kalian lihat, mana ada jaksa yang nakal, sampaikan. Sedangkan, jaksa saja ada yang kita pidanakan kok. Iya, itu komitmen,” tambah Harli. Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News